Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Jangan Jadikan Open Minded Dalih untuk Membenarkan Pikiran dan Perilaku yang Salah

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
23 Januari 2020
A A
Jangan Jadikan Open Minded Dalih untuk Membenarkan Pikiran dan Perilaku yang Salah
Share on FacebookShare on Twitter

Pemikiran manusia modern memang unik. Tak mau kalah dengan zaman yang terus memproduksi hal-hal baru yang nyeleneh dan konyol. Manusia, terutama manusia Indonesia tak mau ketinggalan. Bagaimana masyarakat Indonesia yang cenderung berbudaya ketimuran, saat ini justru mulai menganggap bahwa budaya ketimuran yang cenderung sopan dan ramah menjadi budaya yang kolot dan bodoh?

Entah ini karena pengaruh globalisasi atau apa. Masyarakat Indonesia saat ini seolah sangat mendewakan arus liberal. Yang mana ia mencoba membuat sebuah pemikiran yang bernama open minded menjadi sebuah pemikiran yang sarat akan kebenaran hakiki. Saya melihat ini seperti sebuah fenomena yang terus menerus berkembang dan mulai menjajah eksistensi budaya Indonesia yang sebenarnya.

Pemikiran terbuka sering kali digaungkan sebagai sebuah kebijaksanaan berpikir serta keadilan dalam merespons sebuah ide yang banyak bermunculan. Ruh dalam open minded pada dasarnya adalah bagaimana seseorang dibebaskan untuk berpikir dan mencerna berbagai ide yang dihasilkan oleh orang lain. Tidak mencela dan tidak juga dengan serta merta menerima. Berpikiran terbuka sebenarnya baik jika bisa diterapkan dengan baik. Simpelnya, berpikiran terbuka semacam filter untuk menyaring baik atau buruk sebuah ide ataupun pemikiran yang beredar di masyarakat.

Namun semakin berkembangnya dan begitu populernya pemikiran yang bernama open minded di era saat ini justru menjadi sebuah duri dalam daging terkhusus untuk masyarakat Indonesia sendiri. Berpikiran terbuka yang semestinya untuk sebuah filter baik dan buruk saat ini justru dijadikan sebuah dalih untuk melanggengkan pemikiran dan perbuatan yang buruk. Parahnya lagi, entah kenapa oknum-oknum yang mengaku berpikiran terbuka ini suka sekali nyerempet-nyerempet agama. Lantas membuat agama seolah-olah bukanlah sesuatu yang begitu penting. Saya agak gerah meilihat fenomena open minded kebablasan ini.

Bagaimana tidak, pikiran dan perilaku menyimpang seolah menjadi sesuatu yang benar jika dihajar dengan dalih open minded. Orang Indonesia yang rata-rata beragama. Saat kecil tentu kita diajarkan bahwa seks bebas, narkoba, minum-minuman keras, atau memperolok agama itu adalah perbuatan dosa. Namun konyolnya, mereka yang mengkultuskan open minded ini selalu punya dalih untuk membuat semua itu adalah hal biasa yang fine-fine saja dilakukan.

Dan senjata pamungkas jika ada yang mengusik dalih berpikiran terbuka mereka adalah dengan berkata, “Kamu nggak open minded, sih.” Orang-orang yang memiliki pemikiran terbuka sejatinya tidak pernah mengaku-ngaku dirinya open minded.

Namun apa yang terjadi di masyarakat Indonesia? Berpikiran terbuka dijadikan ajang keren-kerenan, sebagai simbol kebijaksanaan yang tidak dapat diganggu gugat. Serta sebagai dalih untuk membenarkan pemikiran menyimpang dan perbuatan tercela. Makna sejati punya pikiran terbuka sebagai filter seolah menguap dan justru menjadi sebuah senjata untuk memperolok golongan, menyerang individu, dan menghasut untuk harus setuju dengan mereka yang mengaku open minded ini.

Semakin ke sini saya melihat open minded sudah semakin kebablasan. Oke lah saya tahu bahwa namanya juga berpikiran terbuka. Jadi bebas dong orang mikir dan bertindak apa saja. Tapi pemikiran yang terlalu bebas dengan menjadikan open minded sebagai tameng dan dalih juga bukanlah hal bijak. Berpikiran terbuka kalau dipakenya kebablasan jadinya malah kebobrokan dan kebinatangan. Tidak ada kebaikannya sama sekali.

Baca Juga:

UIN Adalah Universitas Paling Nanggung: Menjadi Sumber Rasa Malu, Serba Salah, dan Tidak Pernah Dipahami

Berbeda dengan Anak UIN Jakarta, bagi Lulusan UIN Jogja, Label Liberal Adalah Berkah

Apalagi jika kita berbicara kultur dan budaya masyarakat Indonesia. Pikiran terbuka yang kebablasan membuat ciri khas bangsa Indonesia yang terkenal dengan budaya ketimuran yang di dalamnya memegang norma sosial, norma agama, hingga norma susila yang ketat dan kuat. Hadirnya mereka-mereka yang ngakunya orang open minded ini malah membuat semua norma tersebut perlahan memudar dalam diri masyarakat Indonesia.

Agama sering jadi lelucon, penyimpangan sosial justru dianggap hal yang wajar. Hingga kemaksiatan yang terjadi di lingkungan kita saat ini seolah hal yang sangat enteng dan biasa saja di mata orang-orang agung yang mengaku open minded. Padahal Indonesia walaupun bukan negara Islam adalah negara yang beragama, negara yang punya norma dan negara yang memiliki aturan terkait tindakan-tindakan yang menyimpang. Lucunya mereka yang menyebut dirinya open minded, seiring waktu membuat norma yang berlaku di masyarakat Indonesia hanya seperti objek bercandaan. Dalihnya zaman sudah semakin maju dan kita tidak boleh dikekang oleh apa pun. Ya ampun, kalau semua orang berpikiran seperti itu, tak ada bedanya manusia dengan binatang.

Menjustifikasi orang lain bodoh dan mencap seseorang tidak open minded karena masih berpegang teguh dengan norma yang ada adalah sebuah tindakan yang jauh lebih goblok dari segala hal goblok yang ada di dunia ini. Berpikiran terbuka itu berfungsi sebagai filter, bukan sebagai penyaluran sifat egois. Berpikiran terbuka itu tidak perlu pengakuan. Berpikiran terbuka sebaiknya disikapi lewat menghargai dengan “pengecualian” sesuai norma yang berlaku di masyarakat. Kalau open minded disikapi kebablasan dengan memberikan penghargaan atas segala hal mulai dari yang wajar sampai yang tidak wajar. Itu namanya bukan open minded, tapi goblok minded.

BACA JUGA Konsep Pembeli adalah Raja: Itu Kolot, Zheyeng! atau tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2020 oleh

Tags: kolotliberalopen minded
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia

ArtikelTerkait

Lulusan UIN Jakarta Serba Salah: Dianggap Liberal oleh Konservatif, tapi Dianggap Konservatif oleh Liberal

Lulusan UIN Jakarta Serba Salah: Dianggap Liberal oleh Konservatif, tapi Dianggap Konservatif oleh Liberal

1 April 2025
Tolonglah, Jangan Jadikan “Open Minded” Sebagai Dalih Kebodohan Kalian!

Tolonglah, Jangan Jadikan “Open Minded” Sebagai Dalih Kebodohan Kalian!

27 Januari 2020
Siapa sih Sebenarnya yang Layak Menyandang Status Open-minded Itu?

Siapa sih Sebenarnya yang Layak Menyandang Status Open-minded Itu?

8 Januari 2020
pembeli adalah raja

Konsep Pembeli adalah Raja: Itu Kolot, Zheyeng!

4 September 2019
Berbeda dengan Anak UIN Jakarta, bagi Lulusan UIN Jogja Label Liberal adalah Berkah

Berbeda dengan Anak UIN Jakarta, bagi Lulusan UIN Jogja, Label Liberal Adalah Berkah

18 April 2025
Mitos Mahasiswa UIN yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang

Mitos Mahasiswa UIN yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang

2 Februari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.