Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Jangan Jadi Admin Media Sosial Jika Belum Kuat Tirakat

Ali Adhim oleh Ali Adhim
3 Juli 2019
A A
admin media sosial

admin media sosial

Share on FacebookShare on Twitter

Pernahkah anda membaca tulisan pendek atau kutipan-kutipan kata mutiara yang ditempel di gambar-gambar? Belakangan malah nyaris ruang maya kita dipenuhi oleh gambar-gambar yang bertuliskan kata-kata pendek itu. Pendek namun penuh energi, terkadang ada yang provokatif dan menggugah semangat.

Kata-kata yang telah diambil saripatinya oleh ‘tangan kreatif’ konten kreator dari buku-buku, dari ceramah-ceramah tokoh-tokoh, dari gagasan cendekiawan, dari puisi-puisi penyair, dari guyonan-guyonan komedian, yang seringkali tanpa sadar kita jadikan story WhatsApp kita.

Beragam macam jenis meme, ada yang berlatar belakang pemandangan, ada yang dipadukan dengan ilustrasi, vector art, wpap art, apalagi perkembangan arus teknologi kita yang kian canggih ini sangat mendukung untuk mendesain gambar-gambar seperti itu, gambar yang pada mulanya ditemukan oleh Whynne—seorang user DeviantArt. Pada awalnya ia hanya ingin menggambarkan karakter yang bernama Repe Rodent.

Gambar yang ditemukan oleh user bernama Whynne di 4chan itu pertamakali dibuat dengan MS Paint dan diupload pada 19 September tahun 2008—jauh sebelum tersedia aplikasi konvensional macam Canva, PicsArt, dan kawan-kawan yang bisa kita unduh secara cuma-cuma di Google Playstore itu.

Karya-karya konten kreator penyedia meme-meme di ruang maya kita sekarang ini, barangkali mengekor pada user bernama Whynne di atas tadi. Maka tidak mengherankan jika sekarang ini, satu orang bisa memiliki sepuluh akun media sosial, bahkan ada yang melebihi angka itu.

Tak jadi soal bila ingin mengikuti jejak para pendahulu yang sukses mengelola akun media sosial serupa—katakanlah Instagram atau mengelolah Fanpage Facebook yang mendapat banyak like, komen dan share oleh para penggemarnya. Malahan banyak para admin itu yang mendapat endorsement dari berbagai macam produk.

Tapi alangkah musykil-nya bila para admin yang berusaha membuat banyak akun untuk posting-posting di media sosial itu hanya untuk tujuan komersial belaka? Betapa itu akan menjadi problem—atau maaf—bisa jadi malah menjadi sampah di ruang maya bila hanya ingin memposting kata-kata yang berisi ujaran kebencian mengatasnamakan tokoh A—padahal tokoh tersebut tidak pernah berkata seperti yang ia posting di media sosial. Ini sangat musykil dan menyedihkan.

Kebebasan berekspresi di dunia maya memang milik setiap manusia, postingan-postingan meme di media sosial kita sudah tak terhitung lagi, banyak sekali akun-akun baru di Instagram yang memposting meme-meme, kutipan-kutipan entah dengan motif apa. Barangkali mereka ingin mendapat endors juga? Atau ingin jualan pakaian? Ingin jualan apa saja yang ia anggap menghasilkan karena sudah punya banyak followers.

Baca Juga:

4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Kalau dulu, saat orang-orang berpendidikan berkumpul, ia akan membicarakan sudah berapa banyak kitab dan buku yang mereka khatamkan? Sudah berapa karya yang telah ditulis? Kalau sekarang—hai, sudah berapa followers-mu sekarang? Sudah dapat endors? | Alhamdulillah—followersku makin menyusut. | Walah, kamu sih nggak beli follower robot. | Lho emangnya ada? | Belilah di akun ini, dijamin murah dan aktif, nggak bakal ilang alias permanen, dan seterusnya dan seterusnya.

MasyaAllah—seru sekali percakapan mereka ya. Tapi kenyataan ini adalah dinamika zaman, revolusi makin menjadi-jadi, barangsiapa tak mengikuti perkembangan zaman, maka bersiaplah menjadi sosok yang kuper, kudet dan feodal. Barangsiapa mengikuti perkembangan zaman, maka jangan melakukan manipulasi apapun agar terlihat tak ketinggalan zaman—bersikaplah natural saja.

Melakukan manipulasi ini bukan bermaksud untuk menyudutkan kawan-kawan kita yang membeli subscribers dan followers hantu karena terlanjur membuat akun yang bersifat umum. Melainkan memanipulasi informasi dan data yang tidak sesungguhnya alias hoax.

Membuat akun media sosial yang bersifat umum boleh kita sebut sebagai ‘ibadah mulia’ untuk menjaga, merawat dan melestarikan nasehat, pitutur, dawuh guru-guru kita yang mulia akhlak dan budi pekertinya, maka tidak ada salahnya jika kita mendukung admin-admin media sosial kita yang ikhlas membuat konten lalu mempostingnya dengan istiqamah itu.

Lalu bagaimana dengan admin-admin yang masih terhitung pemula? Katakanlah followers-nya baru 10K, jumlah like-nya baru ratusan. Apakah mereka akan bisa istiqamah dan tetap eksis? Wallahu a’lam—setahu saya, admin-admin yang sukses mengelola akun media sosial itu juga mempunyai laku tirakat—selain istiqamah nampaknya mereka juga berdoa, mereka memanusiakan akun yang mereka buat, menyayanginya, membesarkannya, merawatnya, menganggap akun yang mereka buat adalah anak biologis yang mereka lahirkan. Sehingga apabila anak biologis yang dilahirkan itu tak kunjung besar dan bermanfaat untuk pengguna media sosial yang lain, mereka akan malu.

Pertanyaan mendasar untuk admin-admin media sosial baru yang jumlah follower-nya baru ratusan, jumlah postingannya baru puluhan tapi sudah loyo? Hayo, sudahkah sampeyan tirakat? Asal sampeyan tahu. Mbah Kiai Manab itu tidak berani tidur kalau belum mendoakan santri-santrinya!

Wallahua’lam

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: admin media sosialfenomena media sosialMedia SosialNetizenPolitik Kepentinganujaran kebencian
Ali Adhim

Ali Adhim

Penyuka karya sastra, sedang belajar bersahabat dengan waktu. Beberapa bukunya telah beredar di toko online dan offline.

ArtikelTerkait

link di bio

Hei Kalian yang Link di Bio Medsos Kalau Dibuka Isinya Kosong: Tolong Sadar Diri!

26 Juni 2019
sekarang banyak perempuan takut dicap feminis mojok.co

Iklim Intimidatif Media Sosial Bikin Saya Takut Dicap Feminis

6 Agustus 2020

5 Alasan Orang Mute Status WhatsApp

22 Mei 2021
[injam buku teman buku bajakan etika meminjam buku bacaan terminal mojok.co

Memotret Buku lalu Menguploadnya di Media Sosial itu Sebenarnya Buat Apa, Sih?

14 Agustus 2019
Panduan Menjadi Affiliator yang Beretika dan Beradab biar Makin Disayang Netizen

Panduan Menjadi Affiliator yang Beretika dan Beradab biar Makin Disayang Netizen

18 Agustus 2024
Kisi-kisi Menjadi Open Minded Menurut Rakyat Twitter yang Terhormat terminal mojok.co

Kisi-kisi Jadi Open Minded Kayak Rakyat Twitter

15 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.