Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Jangan Coba-coba Punya Isian Demit, di Badan Rasanya Nggak Enak Banget!

Aly Reza oleh Aly Reza
4 November 2020
A A
Jangan Coba-coba Punya Isian Demit, di Badan Rasanya Nggak Enak Banget! terminal mojok.co

Jangan Coba-coba Punya Isian Demit, di Badan Rasanya Nggak Enak Banget! terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Tulisan Mas Riyanto berjudul Selain Hobi Tawuran, Anak-anak di STM Saya Dulu Juga Hobi Pelihara Demit rasanya relate banget sama apa yang pernah saya alami dulu. Soalnya, sewaktu kelas dua SMA, memelihara demit—atau istilah lainnya punya “isian”—memang jadi tren tersendiri bagi anak-anak di SMA saya. Dan kebetulan saya adalah salah satu dari yang punya isian itu.

Pas masih polos-polosnya di kelas satu, saya sebenernya sama sekali nggak tertarik sama urusan ginian. Daripada mainin setan, mending mainin bola futsal. Pikir saya waktu itu. Pasalnya, waktu itu saya lagi gandrung-gandrungnya tanding futsal antar kelas.

Baru di kelas dua, lebih tepatnya ketika saya menjabat jadi Wakil Ketua OSIS, tiba-tiba saja saya jadi kepincut buat ikut-ikutan melihara demit. Urusan gengsi, Bro!

Pertama, separuh anak OSIS cowok ternyata sudah pada punya isian. Nah, biasanya mereka-mereka ini sering turun tangan kalau di sekolah ada kesurupan massal. Akhirnya mereka jadi kayak pahlawan gitu, lah.Kayak keren banget gitu ngelihat mereka baca-baca doa, ambil nafas, terus tangannya nunjuk-nunjuk.

Belum lagi kalau misalnya OSIS harus nyiapin acara malem-malem. Lantaran gedung sekolahan saya itu angker, biasanya mereka punya job khusus buat menetralisir keadaan: menjaga anak-anak yang lain dari gangguan-gangguan demit. Jadi kelihatan kayak berkorban banyak gitu lah buat anak-anak OSIS.

Dan berkat kemampuan seperti itulah mereka jadi lebih disegani anak-anak lain. Ya saya sebaga atasan, ehem, ngiri dong, Buosss. Masa kalah wibawa sama anak buahnya?

Kedua, ngelihat betapa sangarnya mereka yang punya isian, saya jelas sangat-sangat iri. Pasalnya, mereka ini kayak nggak punya takut kalau ditantang berantem sama siapapun. Semuanya diladenin karena kalau berantem mereka pasti dibantu sama demit peliharaannya. Entah itu siluman macan, pendekar, dsb.

Sehinnga, kalau misalnya ada orang yang gangguin temennya, lebih-lebih ceweknya, mereka yang punya isian ini bisa pasang badan, tampil di garda depan kalau terpaksa harus tawuran. Lagi-lagi, saya nggak bisa nggak iri. Jadi lelaki ringkih dan nggak punya mental baja kayak gitu bagi saya sungguh memalukan.

Lebih menohok, biasanya kalau mereka mau ada duel sama anak sekolah lain, mustahil saya diajak serta. Dan saya sungguh menyadari kondisi saya yang walaupun diajak toh paling-paling malah jadi samsat. Mungkin ini kali yang bikin saya sering ditolak kalau nembak cewek. Jaga diri sendiri aja nggak becus, mana sanggup melindungi pujaan hati?

Ketiga, lebih karena buat keren-kerenan saja, sih. Karena dulu itu anak-anak OSIS yang pada melihara demit sering bikin ekspedisi tiap malem Jumat. Entah di kuburan, sekolahan, atau tempat-tempat wingit lainnya.

Ngelihat demit peliharaan mereka keluar dan mengambil alih (merasuki) kesadaran si tuannya, bagi saya bener-bener keren. Apalagi pas si demit sudah mulai cerita ngelantur soal kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara. Dan bertambah seru karena biasanya si demit ini bakal ngobrak-abrik tempat yang dihuni oleh setan-setan kelas rendahan (kayak kuntilanak, pocong, genderuwo, dst). Biasanya si demit juga bisa disuruh untuk mendeteksi barang hilang atau sekadar meneror musuh.

Lantaran sudah iri maksimal, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti sebuah perguruan tenaga dalam. Dan setelah beberapa kali ikut latihan, menjalani puasa dan beberapa laku tirakat lainnya, akhirnya saya punya isian saya sendiri (jenisnya rahasia, ya, hehehe).

Namun, alih-alih seneng karena saya sudah setara dengan temen-temen yang sama-sama punya, jujur punya isian ternyata nggak enak banget. Bukannya jadi pelindung dari musibah, eh malah jadi musibah itu sendiri, seperti yang dibilang Mas Riyanto. Pasalnya, setelah melihara ini demit, saya jadi sering ngerasain hal yang aneh.

Pertama, emosi nggak pernah stabil. Mungkin karena sudah ngerasa aman punya pengawal kali ya, akhirnya saya jadi orang yang songong banget. Tersinggung dikit gitu nggak bisa. Pokoknya kalau ada ucapan temen yang nyinggung—entah niatnya serius atau bercanda—saya pasti langsung nyolot dan ngajakin baku hantam. Sudah nggak urusan dia temen atau nggak.

Pokoknya setelah punya peliharaan demit ini, hati saya jadi lebih sering sumpek dan bawaannya pengin ngamuk terus. Sekalinya dibikin emosi, wuh jangan tanya, barang-barang di depan mata bisa hancur jadi sasaran. Saya juga jadi orang yang cenderung suka main tangan. Kayak misalnya kalau lagi cekcok sama adik saya, pasti dia jadi sasaran pukul.

Dan gara-gara sikap saya yang kayak gini, saya akhirnya dijauhin sama temen-temen. Jelas ini semua gara-gara isian dalam tubuh saya. Secara, kata guru perguruan yang saya ikuti, sosok yang ada di dalam tubuh saya tipikalnya memang kasar dan emosian. Wooo, ya pantes saja kalau gitu.

Kedua, badan sering terasa sakit semua. Hal ini biasanya terjadi kalau saya lagi berada di tempat-tempat yang memang nggak cocok sama demit yang saya pelihara. Sialnya, tempat-tempat yang dia nggak suka adalah tempat-tempat yang berhubungan sama hal-hal relijius. Katakanlah musala atau pesantren gitu. Sementara waktu itu kan saya tinggal di pesantren.

Asli, tiap kali saya masuk musala atau pas lagi di pesantren, badan rasaya sakit semua. Lebih-lebih bagian bahu, waduh rasanya berat dan panas banget.

Ketiga, rasanya kayak males banget buat ibadah. Ya gimana mau ibadah, ha wong cuma diem di pesantren atau musala aja badan auto sakit dan panas, og. Akhirnya memang kegiatan ibadah saya waktu di pesantren dulu agak sedikit terganggu.

Misalnya, waktu lagi ngaji kitab, baca Alquran, atau sekadar salat berjamaah, hawa tubuh rasanya jadi panas banget dan bahu saya rasanya kayak dikasih beban berat gitu. Sialnya lagi, jadwal ngaji di pesantren saya itu padat merayap. Jadi bisa dipastikan, hampir setiap saat saya ngerasa tersiksa banget dengan apa yang badan saya rasakan.

Dan ujung-ujungnya, karena sudah nggak tahan, akhirnya saya sering bolos dari kegiatan pesantren. Saking seringnya bolos, saya bahkan pernah terancam mau dikeluarin sama Abah Yai. Parah memang.

Setelah rangkaian kejadian itu, saya pun memutuskan untuk mengeluarkan isian ini dari tubuh saya. Awalnya sih berat. Sebab, kalau dilepas, itu artinya saya bisa kehilangan kegagahan yang baru saja saya dapat.

Tapi, ah ya sudahlah. Sepertinya benar apa kata Ernest Prakasa (melalui film Imperfect), “Kita boleh ngejar apa yang kita mau. Tapi pada saat bersamaan, kita juga bisa kehilangan apa yang sudah kita miliki.” Dan saya nyesel banget sudah kehilangan temen-temen deket dan kedekatan sama adik saya yang merenggang gara-gara sering saya jadikan sasaran emosi. Jadi, jangan coba-coba, deh!

BACA JUGA Jejak Hitam Sultan Agung dalam Penaklukan Giri Kedaton dan tulisan Aly Reza lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 November 2020 oleh

Rekomendasi Aksesoris Motor Murah Spesial 10.10

  • Masker Sensi Duckbill Original Isi 50 PCS
  • Jas Hujan Ponco Kelelawar Jumbo Premium Pria Wanita (Tebal, Kuat, dan Anti Rembes)
  • Sarung/Cover Motor Waterproof (Tebal, Anti Panas/Hujan, UV Protection), Bonus Tas Simpan
  • Pengkilap dan Penghitam Body Motor, Tahan Lama untuk Semua Warna
  • Helm Bogo Retro Hijab Elegant Dewasa Kaca Pilot SNI Motorcycle
View this post on Instagram

A post shared by MOJOK (@mojokdotco)


Tags: badandemitmistis
Aly Reza

Aly Reza

Muchamad Aly Reza, kelahiran Rembang, Jawa Tengah. Penulis lepas. Bisa disapa di IG: aly_reza16 atau Email: alyreza1601@gmail.com

ArtikelTerkait

Kupas Tuntas Misteri Mati Suri dari Kacamata Medis

Kupas Tuntas Misteri Mati Suri dari Kacamata Medis

17 November 2022
Sejarah Gunung Sindoro dan Misteri Suara Sinden di Jalur Pendakian

Sejarah Gunung Sindoro dan Misteri Suara Sinden di Jalur Pendakian

27 Mei 2022
Tiba-tiba Basi: Misteri Warung Makan yang Sering Dikaitkan dengan Mistis

Tiba-tiba Basi: Misteri Warung Makan yang Sering Dikaitkan dengan Mistis

15 Januari 2023
solo hiker

Solo Hiker: Lagi Naik Gunung Malah Disangka ‘Laku Ngilmu’ Jadi Dukun

5 Juli 2019
Nggak Cuma Ngurus Pasien, Dokter Juga Harus Siap Menghadapi Pengalaman di Luar Nalar Mojok.co

Nggak Cuma Ngurus Pasien, Dokter Juga Harus Siap Menghadapi Pengalaman di Luar Nalar

22 Maret 2024
lowongan kerja perusahaan tak kasatmata operator warnet kisah mistis cerita horor hantu setan genderuwo mojok.co

Menilik Peluang Berkarier di Perusahaan Tak Kasatmata

10 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

UMK Situbondo Kecil Nggak Ngaruh, Selama Ada Padi dan Ikan, Tagihan Tetap Bisa Lunas! banyuwangi

Situbondo Tidak Punya Daya Tarik Wisata, dan Akan Selalu Kalah Dibanding Banyuwangi Jika Tidak Ada Gebrakan yang Jelas

2 Oktober 2025
Pangandaran Hanya Cocok untuk Wisatawan Berkantong Tebal, Bukan untuk Warga Lokal seperti Saya!

Pangandaran Hanya Cocok untuk Wisatawan Berkantong Tebal, Bukan untuk Warga Lokal seperti Saya!

3 Oktober 2025
4 Coffee Shop yang Jadi Pusat Skena Perkopian di Klaten, Wajib Kalian Coba!

4 Coffee Shop yang Jadi Pusat Skena Perkopian di Klaten, Wajib Kalian Coba!

7 Oktober 2025
KA Gaya Baru Malam Selatan New Generation: Ketika Si Tua Bangka Dipaksa Glow-Up demi Status Sosial

KA Gaya Baru Malam Selatan New Generation: Ketika Si Tua Bangka Dipaksa Glow-Up demi Status Sosial

2 Oktober 2025
4 Hal yang Harus Penumpang Ketahui tentang Stasiun Duri, Si Paling Sibuk dan Melelahkan se-Jakarta Barat

4 Hal yang Harus Penumpang Ketahui tentang Stasiun Duri, Si Paling Sibuk dan Melelahkan se-Jakarta Barat

4 Oktober 2025
Mempertanyakan Efisiensi Syarat Administrasi Seleksi CPNS 2024 ASN penempatan cpns pns daerah

Curhatan PNS Umbies: Pengin Kritis, tapi Takut Tiba-tiba Dimutasi

6 Oktober 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=rGXblMB05TM

DARI MOJOK

  • Cara Bertahan Hidup Anak Kos di Malang dengan Gaji Rp2 Juta setelah Orang Tua Tiada, Tersiksa tapi “Kudu Legawa”
  • Bambang Paningron dan Jalan Sunyi Seni Pertunjukan Indonesia
  • Film Tukar Takdir Nggak Sekadar Adegan Mesra Nicholas Saputra dan Adhisty Zara!
  • 4 Alasan Warga Lokal Malas Berwisata ke Gunung Tidar Magelang
  • 4 Hal yang Bisa Kita Pakai buat Memaknai Ulang “Kesakralan” Kota Jogja
  • Pertama ke Barbershop untuk Gaya-gayaan: Jadi Goblok Perkara “Undercut”, Kelaparan Seharian karena Bayar Mahal demi Potong Rambut Tak Memuaskan

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.