Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Muhammad Arya Dwiki Ressa Adriani oleh Muhammad Arya Dwiki Ressa Adriani
28 November 2025
A A
Nyatanya Guru Tak Pernah Mulia, Sejak Dulu Isinya Hanya Luka MOJOK.CO

Nyatanya Guru Tak Pernah Mulia, Sejak Dulu Isinya Hanya Luka MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Berita bahwa hanya 11 persen anak muda berminat menjadi guru sontak menggema dan menimbulkan kegelisahan baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Angka itu tidak sekadar statistik; ia ibarat sinyal bahwa profesi yang selama ini menjadi pilar peradaban tengah berada dalam titik kritis. Jika hanya segelintir generasi muda yang mau mengajar, apa yang akan terjadi pada sekolah-sekolah kita beberapa tahun ke depan?

Pertanyaan ini layak direnungkan bukan hanya oleh para pendidik, tetapi oleh seluruh warga bangsa yang percaya bahwa kemajuan lahir dari kualitas pengajaran. Kita seolah diingatkan bahwa masa depan tidak hanya dibangun oleh teknologi atau infrastruktur, tetapi oleh kehadiran guru-guru yang mencerahkan.

Fenomena menurunnya minat menjadi guru ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia. Sejumlah penelitian internasional dalam jurnal bereputasi, seperti Teaching and Teacher Education serta Journal of Teacher Education, menunjukkan adanya tren dunia: generasi muda semakin berhitung ketika harus memilih profesi yang menuntut banyak tetapi tidak selalu memberikan ruang berkembang yang memadai (Darling-Hammond, 2020; Watt & Richardson, 2019).

Dalam berbagai studi itu, anak muda—khususnya Gen Z—mengungkapkan harapan akan pekerjaan yang fleksibel, terstruktur dengan baik, serta menawarkan penghargaan sosial dan finansial yang layak. Mereka menginginkan karier yang memungkinkan keseimbangan hidup, kesempatan belajar berkelanjutan, dan pengakuan terhadap kreativitas mereka.

Administrasi dan ekspektasi

Di Indonesia, dalam beberapa studi, mahasiswa pendidikan menilai profesi guru memiliki beban administratif yang tinggi, ekspektasi publik yang semakin besar, tetapi imbalan ekonomi yang belum sejalan dengan tanggung jawabnya (Setiawan, 2022). Tidak sedikit mahasiswa yang menyebut bahwa mereka lebih tertarik menjadi tutor privat, konten kreator pendidikan, atau pelatih komunitas karena ruang berekspresinya lebih luas.

Temuan ini menunjukkan bahwa jarak antara harapan anak muda dan realitas profesi guru semakin melebar. Maka, persoalannya bukan semata soal minat, tetapi soal kecocokan dengan kondisi kerja yang ada.

Jika, menyebut Gen Z “anti guru” sebenarnya tidak tepat. Mereka bukan menolak nilai pendidikan atau menolak keberadaan sosok pendidik. Justru sebaliknya, mereka tumbuh dalam era ketika akses pengetahuan melimpah dan figur-figur pembelajar digital menjadi inspirasi. Banyak anak muda hari ini belajar dari mentor daring, kelas interaktif, dan komunitas digital. Mereka menghargai proses berbagi ilmu.

Yang mereka pertanyakan adalah sistem kerja yang membungkus profesi guru, bukan aktivitas mengajarnya. Mereka melihat guru sebagai profesi mulia, tetapi sistemnya sebagai ruang yang tidak selalu ramah.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Selain Gaji Kecil, Inilah 4 Sisi Gelap Menjadi Guru Sekolah Swasta yang Jarang Terekspos

Ketika profesi guru dianggap kurang menjanjikan di masa depan, masalahnya bukan pada mereka yang enggan memilih, tetapi pada kondisi yang tidak memberi daya tarik. Negara-negara dengan suplai guru yang stabil umumnya melakukan tiga hal penting: memberi dukungan profesional sejak awal, menyediakan kesejahteraan memadai, dan membuka ruang inovasi bagi guru untuk bereksperimen dan tumbuh (OECD, 2021).

Ketiganya belum sepenuhnya menjadi kenyataan di banyak sekolah kita. Banyak guru baru merasa sendirian, terbebani laporan, dan jauh dari kesempatan peningkatan kompetensi yang berkelanjutan.

Calon guru pun tertekan

Di samping itu, kampus-kampus pendidikan pun menghadapi tantangan serupa. Para calon guru belajar pedagogi modern, teknologi pendidikan, dan inovasi pembelajaran, tetapi ketika memasuki lapangan, mereka sering menemukan ruang kerja yang kaku, hierarkis, dan kurang memberi tempat bagi ide segar. Jurang inilah yang membuat mereka ragu melangkah lebih jauh.

Tidak sedikit mahasiswa PPG atau calon guru yang mengaku semangatnya “meredup” saat melihat realitas lapangan yang tidak sejalan dengan apa yang diajarkan di kelas.

Generasi muda bukan anti terhadap profesi guru. Mereka hanya tidak ingin masuk ke pekerjaan yang tidak memberi jaminan masa depan, baik dari sisi penghasilan maupun ruang pertumbuhan. Mereka ingin dihargai sebagai profesional, bukan sekadar pelaksana kurikulum. Serta, mereka ingin berdaya, bukan tenggelam dalam tumpukan administrasi. Mereka ingin mengajar, tetapi tidak ingin kehilangan dirinya dalam proses itu.

Jika hari ini kita terkejut oleh angka 11 persen, mungkin itu adalah undangan untuk bercermin. Regenerasi guru tidak akan terwujud jika kita hanya meminta anak muda “lebih ikhlas” atau “lebih berjuang”. Mereka bukan generasi anti pengabdian; mereka hanya menolak sistem yang tidak mengapresiasi pengabdian itu.

Pada akhirnya, pertanyaan terpenting bukan “mengapa Gen Z menjauh?”, tetapi “apa yang sudah kita lakukan agar profesi guru pantas menjadi pilihan mereka?” Selama kita belum benar-benar menjawabnya, jangan terburu-buru menuding generasi muda. Bisa jadi yang sebenarnya anti terhadap perubahan bukan mereka, tetapi sistem pendidikan yang terlalu lama kita biarkan berjalan apa adanya.

Penulis: Muhammad Arya Dwiki Ressa Adriani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kualitas Tenaga Pendidik Rendah: Jangan Salahkan Guru, tapi Benahi Sistemnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 November 2025 oleh

Tags: gaji gurugengen zgurukesejahteraan guruprofesi guru
Muhammad Arya Dwiki Ressa Adriani

Muhammad Arya Dwiki Ressa Adriani

Dosen Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda.

ArtikelTerkait

hal lucu yang tak sengaja guru lihat saat kelas daring pjj wabah corona mojok.co

4 Pemandangan yang Tak Sengaja Guru Lihat saat PJJ

2 September 2020
anak guru pernyataan guru di kelas bikin kaget deg-degan siswa guru jail mojok.co

Anggapan Nggak Menyenangkan yang Sering Dilontarkan kepada Anak Guru

23 Januari 2021
Surat Terbuka untuk Deputi Pendidikan KPK: Jangan Tuduh Guru Menerima Gratifikasi Seenak Jidat!

Surat Terbuka untuk Deputi Pendidikan KPK: Jangan Tuduh Guru Menerima Gratifikasi Seenak Jidat!

11 Mei 2025
sarjana pendidikan guru nasihat kiai mengajar Jangan Jadi Guru Kalau Baperan, kecuali Hatimu Sanggup Legawa PPG

PPG Akan Selalu Dianggap sebagai Formalitas Belaka jika Kesejahteraan Guru Masih Menyedihkan

4 September 2020
Membayangkan Andai Gaji Guru 30 Juta seperti Janji Ganjar Pranowo

Membayangkan Andai Gaji Guru 30 Juta seperti Janji Ganjar Pranowo

20 September 2023
UU Perlindungan Guru, Hal Darurat yang Harus Segera Digarap agar Masa Depan Negara Ini Tak Semakin Gawat

UU Perlindungan Guru, Hal Darurat yang Harus Segera Digarap agar Masa Depan Negara Ini Tak Semakin Gawat

30 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.