Saya kerap bolak-balik Jogja-Mranggen, Demak. Salah satu daerah yang pasti saya lewati adalah jalanan di hutan karet Mendiro. Jalanan tersebut menjadi penghubung antara Kecamatan Ungaran Timur dan Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
Bagi kalian yang belum punya gambaran, hutan yang saya maksud di sini benar-benar hutan, dengan pepohonan karet yang tinggi dan penerangan alakadarnya. Hutan seluas 25 hektar itu sebagian besar dimiliki oleh Kecamatan Ungaran Timur dan warga yang telah membelinya.
Saya sering bolak-bolak melewati kawasan tersebut, entah itu saat pagi, siang, sore ataupun sesekali juga malam. Dari pengalaman-pengalaman saya, hutan karet Mendiro sangat ngeri ketika dilewati malam hari. Benar-benar seperti tempat uji nyali daripada jalanan penghubung antar kecamatan dan kabupaten.
Jalanan Hutan Karet Mendiro kurang lebar dan berkelok-kelok
Kalau kalian pernah melihat foto sungai Amazon dari atas, begitulah jalan hutan karet Mendiro, berkelok-kelok! Nggak sekadar berkelok-kelok, beberapa titik jalan punya tikungan yang tajam. Lebih buruknya lagi, lebar jalan nggak seberapa, hanya sekitar 5-6 meter saja. Untung saja aspal di sana lumayan mulus, sehingga pengendara yang lewat nggak menderita-menderita amat.
Akan tetapi, jalanan yang mulus bukan berarti pengguna jalan bisa ngebut lho. Selain jalanan yang berkelok, penerangan di sana cukup minim. Lampu jalan hanya bisa dijumpai di beberapa titik saja. Selain itu, penerangan hanya mengandalkan lampu kendaraan masing-masing. Melewati jalanan di hutan karet Mendiro lebih mirip uji nyali daripada berkendara menuju daerah lain.
Saya pernah pengalaman buruk karena ngebut di sana. Pada saat itu saya belum terlalu hafal jalanan Jogja-Mranggen. Akhirnya, saya mengikuti seorang kawan dengan arah yang sama. Sayangnya, dia memacu kendaraan begitu cepat. Saya yang membuntuti dari belakang berusaha mengejarnya akhirnya ikut ngebut. Namun, saya yang masih newbie dengan jalanan hutan karet Mendiro nggak bisa menguasai kendaraan dan berakhir nyungsep di area pohon karet. Untung saja kontur tanah di sana adalah tanah gambut. Nggak sakit sih, tapi malunya bukan main.
Rawan begal di malam hari
Begal adalah alasan utama kawasan ini begitu bahaya ketika dilewati saat malam hari. Kalau yang kita temui hanyalah makhluk astral misalnya, saya yakin mereka hanya mengganggu, tentu nggak sampai merampas motor. Lha tapi kalau begal? Dia nggak hanya merampas motor, namun juga bisa membahayakan nyawa kita sebagai pengendara. Tentu hal ini sangat merisaukan.
Selidik punya selidik, beberapa tahun yang lalu, di kawasan hutan karet tersebut memang pernah terjadi kasus pembegalan. Untungnya, praktik kriminal tersebut saat itu berhasil digagalkan oleh warga yang kebetulan juga sedang lewat. Makanya, siapapun yang lewat kawasan tersebut, khususnya saat malam hari, memang dituntut untuk selalu ekstra waspada.
Sebagai seseorang yang pernah melewati kawasan hutan karet Mendiro, Ungaran Timur saat malam hari, kalau boleh saya menyarankan, lebih baik cek dulu kondisi kendaraan kalian khususnya pada bagian lampu. Karena hal ini sangat membantu terkait penerangan di tengah situasi hutan karet yang gelap gulita. Dan kalau bisa, kalau lewatnya terlampau larut malam, mending ngajak teman biar aman, dan jangan pula berkendara kebut-kebutan.
Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Jalan Berbahaya di Bantul yang Nggak Disadari Banyak Pengendara
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.