Setiap kali membicarakan Surabaya, rasanya nggak lengkap kalau nggak ngomongin Jalan Tunjungan. Jalan Tunjungan Surabaya memang salah satu destinasi wisata (demikian yang saya pahami) yang cukup terkenal di Surabaya. Yah, meski saya tahu dia tidak sekondang Kota Tua Surabaya dan Kebun Binatang Surabaya setidaknya adanya Jalan Tunjungan bisa meramaikan khazanah perwisataan Kota Pahlawan ini.
Jalan Tunjungan sendiri memang populer di kalangan muda-mudi sebab jalan ini memang didesain sebagai pusatnya kreativitas. Mulai dari kafe, seni, hingga usaha kecil semuanya ada di sini. Tempat ini juga oke banget untuk sekedar bengong dan melepas stress karena ramah pejalan kaki dan banyak kursi tersedia di sepanjang trotar.
Sayangnya, untuk tempat wisata selevel Jalan Tunjungan, kok bisa lho kekurangan toilet dan musala, fasilitas umum paling krusial.
Meningkatnya popularitas Jalan Tunjungan
Semenjak Jalan Tunjungan diresmikan pada tahun 2021 oleh Eri Cahyadi, daerah yang dulu sepi dan nggak menarik ini sekarang berubah total. Eri Cahyadi telah sukses merealisasikan lagu “Rek ayo rek, mlaku-mlaku nang Tunjugan” dengan menyulapnya menjadi sebuah tempat wisata.
Sontak saja, para pengusaha berlomba-lomba untuk mencari peruntungan di sana. Apalagi daerahnya yang bisa dibilang strategis karena dekat sekolah, hotel, dan gedung perkantoran tentu dapat memperbesar peluang untuk laris. Mulanya, hanya ada segelintir kafe, tapi setelah pandemi mereda bisnis-bisnis lain pun turut serta mencoba peruntungannya.
Kini, wisata di pusat kota ini sudah punya Pasar Kita-Kita atau yang dikenal dengan Pasar Tunjungan yang berisi berbagai macam stan makanan hingga hiburan seperti Rumah Hantu Tunjungan. Kafe semakin merajalela, bahkan kafe-kafe populer asal Jakarta dan Bandung juga turut hadir menyapa warga Kota Pahlawan. Bangku-bangku taman yang melimpah, pepohonan dan tanaman, serta lampu APILL untuk menyeberang juga disediakan untuk kenyamanan para pengunjung.
Photobooth, minimarket, restoran, hingga wisata sejarah Kampung Ketandan juga menjadikan jalanan ini tidak hanya cocok untuk anak muda, tapi juga yang sudah berkeluarga. Yah, meski nggak lebih bagus dari Kayutangan Malang, seenggaknya Jalan Tunjungan sudah lebih dari cukup untuk jadi tempat hiburan.
Baca halaman selanjutnya