Mahasiswa yang kuliah di Universitas Negeri Malang pasti sudah nggak asing dengan Jalan Terusan Ambarawa. Ya, bisa dibilang kawasan ini adalah area kos mahasiswa UM lantaran jaraknya yang begitu dekat dengan kampus. Apalagi buat mahasiswa rantau yang baru datang ke Malang dan nggak punya kendaraan, pasti akan memilih tinggal di kawasan Ambarawa ini karena kemudahan aksesnya.
Selain terkenal sebagai area kosan mahasiswa, Jalan Terusan Ambarawa Malang juga dikenal sebagai wilayah yang menyediakan berbagai kebutuhan mahasiswa sehari-hari. Mulai dari print-printan, warung makan, toko sembako, hingga penjual sayur kecil-kecilan ada di sini. Mahasiswa mana coba yang nggak betah tinggal di sana dengan beragam fasilitas tersebut. Mau cari makan gampang, mau nge-print tugas dekat, mau belanja sabun dan kebutuhan lainnya pun nggak usah jauh-jauh. Pokoknya enak, deh.
Akan tetapi bukan berarti Jalan Terusan Ambarawa ini tanpa cela. Kadang, jalan satu ini bikin emosi juga. Jalanan yang lebarnya hanya kurang lebih 4 meter ini kalau sudah macet bikin siapa pun yang melintas mengelus dada.
Daftar Isi
Memasuki siang hari, kepadatan di Jalan Terusan Ambarawa Malang menguji iman
Begitu memasuki siang hari, yang terjadi di kawasan ini adalah macet. Maklum, Jalan Terusan Ambarawa memang jadi akses yang paling sering dilewati mahasiswa untuk pergi ke kampus UM. Banyaknya kendaraan yang lalu-lalang tak jarang bikin emosi naik. Belum lagi sahut-sahutan klakson antarpengendara yang tak sabaran bikin mengelus dada tiap lewat sini. Ingin memaki, tapi tak sampai hati. Benar-benar menguji iman.
Hal lain yang bikin jengkel adalah banyak kendaraan yang yang ditinggal parkir sembarangan di pinggir jalan. Pemilik kendaraan biasanya pergi beli makan atau sekadar nge-print. Minimal kalau mau parkir diatur lah biar kendaraan yang diparkirkan nggak mengganggu pengguna jalan lainnya. Belum lagi ditambah teriknya matahari yang bikin emosi makin naik. Duh, kudu banyak sabar lewat sini. Tenan.
Pengendara mobil yang kekeuh melewati Jalan Terusan Ambarawa
Satu hal yang bikin saya nggak habis pikir adalah saat bertemu pengendara mobil yang ngotot melewati Jalan Terusan Ambarawa Malang. Waduh, kalau ini sudah nggak bisa ditoleransi lagi. Saya berusaha berpikir positif bahwa pengendara mobil yang maksa lewat sini mungkin belum pernah ke kawasan ini sebelumnya, tapi minimal tanya atau cari tahu dulu, dong.
Saya sudah sampaikan sebelumnya kalau lebar jalan ini nggak seberapa. Selain itu, banyak kendaraan parkir serampangan di pinggir jalan. Lha, kalau mobil semua lewat sini, apa nggak tambah macet? Mahasiswa UM yang bawa mobil ke kampus saya sarankan cari jalan lain supaya nggak bikin Jalan Terusan Ambarawa tambah ruwet.
Tolong yang jalan kaki jangan jalan berjejeran
Namanya juga jalan umum, tentu yang lewat sini nggak cuma pengendara, ada juga pejalan kaki yang turut lalu-lalang di Jalan Terusan Ambarawa Malang. Sayangnya, beberapa orang kadang suka lupa diri. Mereka berjalan kaki berjejeran sambil mengobrol. Mungkin lupa kalau mereka sedang berjalan di jalanan yang padat dan menguji kesabaran. Jadi, tolong untuk para pejalan kaki, mohon kerja sama untuk nggak jalan berjejeran sambil ngobrol biar kawasan Ambarawa nggak tambah ruwet.
Acara besar seperti hajatan sebaiknya diadakan di gedung atau tempat lain, bukan di rumah
Pemilik rumah di sekitaran Jalan Terusan Ambarawa Malang sepertinya perlu memikirkan alternatif lain jika ingin mengadakan acara. Sebab, sepertinya untuk mengadakan acara di rumah agak sulit. Iya, saya tahu para pemilik rumah sebenarnya sah-sah saja kalau mau mengadakan acara besar di rumah sendiri, misalnya seperti hajatan pernikahan, khitanan, dll. Tapi, demi kebaikan bersama, sebaiknya warga yang ingin mengadakan hajatan bisa menyewa gedung atau lapangan terbuka saja mengingat padatnya Jalan Terusan Ambarawa.
Di hari biasa saat sedang nggak ada acara apa-apa saja kawasan ini padat dan macet. Apalagi kalau ada acara hajatan misalnya yang dilaksanakan pemilik rumah dan memakan separuh jalan, pastinya bakal bikin area ini tambah ruwet. Kalau seumpama akses jalannya ditutup, malah bikin mahasiswa dan pengendara lainnya yang biasa lewat sini jadi bingung. Makanya demi kebaikan bersama, para pemilik rumah di sekitaran Jalan Terusan Ambarawa Malang bisa mempertimbangkan poin terakhir ini. Saran saja, sih, dari saya sebagai pengguna jalan.
Bagaimanapun ruwetnya Jalan Terusan Ambarawa Malang, jalan ini tetap menjadi akses yang paling sering dilewati mahasiswa UM dan warga sekitar. Tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Semoga kita semua senantiasa diberikan kesabaran dan ketabahan saat melewati jalan ini.
Penulis: Raihan Dafa Achmada
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mati Tua di Jalanan Kota Malang.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.