Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jalan Srandakan Bantul, Jalur Mulus yang Diam-diam Menyimpan Maut. Mulus, Sepi, Bikin Terbuai!

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
11 Juli 2024
A A
Jalan Srandakan Bantul, Jalur Mulus yang Diam-diam Menyimpan Maut. Mulus, Sepi, Bikin Terbuai!

Jalan Srandakan Bantul, Jalur Mulus yang Diam-diam Menyimpan Maut. Mulus, Sepi, Bikin Terbuai!

Share on FacebookShare on Twitter

Jalannya lurus, datar, dan halus tapi kerap terjadi kecelakaan, inilah bukti bahwa Jalan Srandakan Bantul adalah jalur maut yang sebenarnya. 

Pengendara maupun penumpang manapun pasti berharap perjalanannya lancar. Perjalanan tanpa hambatan salah satunya dicirikan dengan jalan yang kondisinya bagus dan bikin nyaman. Saya yakin, kalau bukan karena terpaksa, nggak ada orang yang bersedia lewat jalan berkelok-kelok, naik-turun, dan penuh lubang.

Tapi rupanya, di balik jalan yang lurus, datar, dan halus, bersemayam bahaya yang mematikan. Kondisi ini berlaku di Jalan Srandakan yang berada di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Melewati Kecamatan Bantul, Pandak, dan Srandakan, jalan sepanjang 9,5 kilometer ini memiliki jalan dengan kondisi baik, pemandangan yang cantik, dan kuliner sedap nan unik. Tapi tanpa disangka, maut membayangi pengendara yang melintas di sini.

Jalan Srandakan termasuk salah satu jalur yang rawan kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Bantul. Konsorsium ASIASAFE dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menilai bahwa rawan terjadinya kecelakaan di Jalan Srandakan disebabkan oleh kurangnya instrumen pelengkap jalan, seperti marka jalan, rambu lalu lintas, dan pembatas jalan. Tapi selain itu, saya juga berpendapat bahwa Jalan Srandakan termasuk jalur maut karena alasan-alasan berikut.

Jalan Srandakan sepi, lurus, dan halus justru bikin pengendara terlena

Jalan Srandakan Bantul ini sejatinya adalah bagian dari jalur lintas selatan (JLS) yang menjadi jalurnya para pemudik. Walaupun termasuk jalur yang underrated, Jalan Srandakan tetap menjadi jalur primadona pengendara dari dan ke luar kota.

Sayangnya, Jalan Srandakan yang terbilang sepi ditambah dengan kondisi jalan yang bagus malah membuat pengendara terlena. Banyak pengendara yang mengurangi kewaspadaan tapi menambah kecepatan kendaraannya saat melintas di sini.

Sudah terlampau sering kendaraan plat non-AB kebut-kebutan dan nggak sabar saat melewati Jalan Srandakan Bantul. Entah dikejar apa, banyak kendaraan yang suka menyalip kendaraan lain dari sisi kanan tanpa melihat lalu lintas dari arah berlawanan. Saya juga kerap menyaksikan kendaraan-kendaraan tersebut nggak mau mengalah walaupun sudah banyak yang membunyikan klakson dari arah berlawanan.

Bukan hanya itu. Ada juga sebagian kendaraan yang malah menyalip dari sisi sebelah kiri, yang lagi-lagi tanpa melihat kondisi jalan di depannya. FYI, di Jalan Srandakan ini banyak sekali jalan-jalan kecil dan gang yang sering dilalui warga lokal. Belum lagi banyak warga lokal yang masih menggunakan sepeda atau membawa rumput dan damen yang melaju pelan-pelan. Warga lokal yang sudah berhati-hati malah jadi korban pengendara yang egois.

Baca Juga:

Orang Bantul Kalau ke Sleman Rasanya Dekat, tapi Orang Sleman ke Bantul Rasanya Jauh Banget: Penderitaan Mahasiswa Nglaju PP

Sewon Bantul Tidak Hanya Kampus ISI, Ada 3 Tempat Ini yang Membuatnya Semakin Menarik

Maut bekerja lebih keras saat malam hari

Sudah seperti identitas khas jalur di bagian paling selatan Jogja, Jalan Srandakan Bantul juga minim penerangan. Satu-satunya yang bisa diandalkan hanyalah penerangan dari lampu kendaraan masing-masing. Kecelakaan pada malam hari sering terjadi karena masalah ini.

Situasi akan semakin buruk begitu hujan turun. Saat cerah saja sering nggak kelihatan apa-apa, apalagi saat hujan yang menurunkan jarak pandang. Pengendara yang menderita rabun jauh dan astigmatisme jadi serba salah saat melintasi Jalan Srandakan dalam guyuran hujan.

Selain karena penerangan yang super-kurang, saya rasa ada tambahan penyebab lainnya yang berkontribusi terhadap banyaknya kecelakaan di Jalan Srandakan saat malam hari, yaitu hewan kecil bernama samber mata.

Sebagian besar sisi kanan dan kiri Jalan Srandakan adalah persawahan. Setelah maghrib, hewan yang tertarik terhadap cahaya dan energi hangat ini bakal beterbangan ke jalan. Pengendara, terutama yang naik motor, rawan kelilipan jika lupa menutup kaca helm. Bayangkan saja, ketika lagi nyetir dengan kecepatan maksimal lalu kelilipan, siapa pun pasti bakal panik dan kehilangan kontrol atas kendaraannya.

Pelanggar lalu lintas yang sangat banyak jumlahnya

Jika dibandingkan dengan jalan di kota, Jalan Srandakan nggak semenyebalkan itu soal aturan lalu lintas. Hanya ada tiga bangjo lampu merah sepanjang Jalan Srandakan, yaitu di Kadirojo, Jodog, dan Sapuangin. Tapi karena ketiganya cuma pertigaan dan cenderung sepi, banyak yang menyepelekan dan melanggar. Terlebih lagi saat sudah malam, pertigaan tersebut malah dianggap seakan nggak ada. Alhasil, jadi rawan kecelakaan.

Nggak sedikit pula pengendara yang nggak mematuhi batas kecepatan saat berkendara di Jalan Srandakan. Rata-rata kecepatan maksimal yang diperbolehkan di jalur ini hanya 40-60 km/jam. Tapi banyak sekali yang menjadikan jalur ini sebagai arena balapan dengan memacu kendaraannya.

Tapi saya pun nggak bisa sepenuhnya menyalahkan pengendara. Sedikit berpikir positif, mungkin ada dari mereka yang nggak tahu berapa kecepatan maksimal di Jalan Srandakan. Soalnya, rambu-rambu lalu lintas di sini banyak yang sudah usang dan tua hingga nggak kelihatan lagi tulisannya.

Truk di Jalan Srandakan yang kurang hati-hati

Selain itu, Jalan Srandakan Bantul juga termasuk jalur yang terkadang dilewati truk pengangkut pasir dan batu. Saya sering menemukan truk yang berhenti di bahu jalan, entah karena mogok atau memang sopirnya sedang beristirahat. Sayangnya, walaupun sebagian badan truk berhenti di jalan, saya kerap temui truk yang nggak pasang segitiga merah.

Segitiga merah yang diletakkan di bagian belakang kendaraan ini berfungsi memberi isyarat ke kendaraan lain untuk menjaga jarak dan mengganti jalur dengan cara merefleksikan cahaya. Kalaupun nggak punya segitiga merah, bisa lho pakai traffic cone atau baton lalin untuk ngasih kode ke kendaraan lain.

Sering sekali ada kecelakaan yang terjadi di Jalan Srandakan, entah itu melibatkan motor, mobil, bahkan truk. Setiap kali memantau berita lokal harian dari Google maupun X, pasti tiap bulan ada saja pemberitaan kecelakaan di Jalan Srandakan. Bahkan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit pun pernah berpendapat bahwa memang banyak kasus kecelakaan di Jalan Srandakan.

Jalannya lurus, datar, dan halus tapi kerap terjadi kecelakaan, inilah bukti bahwa Jalan Srandakan Bantul adalah jalur maut yang sebenarnya. 

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 8 Tempat Wisata yang Sering Dikira Berada di Lembang, padahal Bukan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Juli 2024 oleh

Tags: Bantuljalan srandakanjalur lingkar selatanjalur mautpengendara truk
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

Mencoba Pahami Konsep Jalan Perbatasan di Bantul terminal mojok.co

Mencoba Pahami Konsep Jalan Perbatasan di Bantul

31 Desember 2021
Tinggal di Kos-kosan Adalah Kesempatan Mewah bagi Warga Asli Bantul seperti Saya Mojok.co

Tinggal di Kos-kosan Adalah Kesempatan Mewah bagi Warga Bantul seperti Saya

4 Januari 2025
3 Alasan Tinggal di Bangunjiwo Bantul Semakin Tidak Nyaman Mojok.co

3 Alasan Tinggal di Bangunjiwo Bantul Semakin Tidak Nyaman

10 November 2024
Seandainya Film Cruella Bersetting di Bantul terminal mojok

Seandainya Film ‘Cruella’ Bersetting di Bantul

6 Juni 2021
3 Dosa Jalan Bantul yang Membuat Warga Lokal seperti Saya Sering Apes ketika Melewatinya Mojok.co

3 Dosa Jalan Bantul yang Membuat Warga Lokal seperti Saya Sering Apes ketika Melewatinya

5 September 2025
Jalan Gatak UMY Bantul: Jalan Unik yang Namanya Kerap Diperdebatkan

Jalan Gatak UMY Bantul: Jalan Unik yang Namanya Kerap Diperdebatkan

4 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.