Daftar Isi
Menggerakkan ekonomi
Kehadiran kafe-kafe ini di sepanjang Jalan Raya Telang UTM Bangkalan Madura tentu saja berdampak baik, terutama bagi perekonomian masyarakat sekitar. Hadirnya kafe-kafe ini menunjukkan kalau masyarakat, terutama kalangan muda, mulai berani membuka usaha karena melihat adanya peluang. Peluang usaha yang mereka lihat tentu saja karena UTM mendatangkan banyak mahasiswa dari luar pulau Madura.
Selain kafe-kafe baru, hadir pula bisnis kuliner lainnya seperti warmindo, warung mie ayam dan bakso, warung sate, pedagang telur gulung, dll. Makanya nggak usah heran kalau jalan ini tergolong ramai dibandingkan jalan lainnya yang ada di Telang dan sekitarnya. Di sekitaran Jalan Raya Telang memang daerah tempat tinggal mahasiswa UTM.
Selain bisnis kuliner yang menjamur, banyak pula masyarakat sekitar yang mengalokasikan rumah tempat tinggal mereka menjadi kos mahasiswa. Ada pula yang membuka bisnis print-printan dan sukses besar.
Akhirnya, masyarakat Telang yang awalnya hanya berprofesi sebagai petani, kini mulai menemui profesi yang lebih beragam. Lebih dari itu, potensi Jalan Raya Telang UTM akhirnya membuat masyarakat Telang Bangkalan dan sekitarnya jarang merantau seperti kebanyakan orang Madura lainnya. Istilahnya, buat apa jauh-jauh merantau kalau di kampung halaman sendiri pergerakan ekonominya sudah sangat besar.
Mengubah gaya hidup masyarakat
Kehadiran kafe-kafe kekinian di sepanjang Jalan Raya Telang UTM, Bangkalan Madura, merupakan respons dari kebutuhan mahasiswa UTM untuk nongkrong dan mengerjakan tugas. Hal ini tentu saja memengaruhi gaya hidup masyarakat sekitar yang awalnya merupakan permukiman pedesaan.
Kalau di desa, tentu saja nongkrong paling hanya sampai jam 9 atau 10 malam sudah selesai. Setelah itu, semua warga masuk ke rumah masing-masing untuk tidur. Tapi ketika kafe-kafe kekinian bermunculan, sepanjang Jalan Raya Telang terasa ramai dan terang sampai jam 2 dini hari. Ini tentu saja menjadi hal yang perlu dikompromikan oleh masyarakat setempat.
Masyarakat Telang Bangkalan Madura tentu harus berkompromi, sebab kehadiran para mahasiswa dan kafe-kafe kekinian itu juga berjasa untuk menghidupkan perekonomian mereka. Meskipun di sisi lain, gaya hidup mereka harus berubah, yakni ikut beradaptasi nongkrong sampai larut di kafe-kafe kekinian tersebut.
Kafe di sepanjang Jalan Raya Telang bisa jadi inspirasi untuk kampus UTM
Memang harus diakui, di setiap kampus pasti ada jejeran kafe yang menjadi langganan para mahasiswa, tapi saya rasa jumlahnya nggak sebanyak di Jalan Raya Telang UTM Bangkalan Madura ini. Di kampus UNESA, tempat saya kuliah dulu, kafe yang berjejeran di sekitar kampus jumlahnya nggak sebanyak yang saya jumpai di Telang.
Hal ini menunjukkan kalau mahasiswa UTM memang sesenang itu untuk sekadar nongkrong atau mengerjakan tugas di kafe. Saran saya, pihak kampus UTM bisa menjadikan kebiasaan mahasiswa ini sebagai inspirasi ruang belajar atau ruang terbuka yang ada di kampus.
Universitas Trunojoyo Madura bisa membuat perpustakaan atau laboratorium sosial yang didesain seperti kafe-kafe kekinian. Ada bukunya, ada yang jualan berbagai kopi juga. Melihat antusias mahasiswa pencinta kafe di sekitaran Jalan Raya Telang UTM, saya yakin kalau ruang atau lab belajar yang dibuat model kafe pasti ramai dikunjungi mahasiswa. Selain bisa menghadirkan ruang belajar yang segar di dalam kampus, juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk para pegiat kopi ataupun mahasiswa barista di daerah Telang, Bangkalan Madura.
Penulis: Naufalul Ihya’ Ulumuddin
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.