Mungkin berita viral tentang bapak-bapak tukang becak menambal jalan secara mandiri bisa sedikit menjawabnya. Iya, bapak tersebut melakukan itu sebab jalan tersebut sering dilewati putrinya. Ia takut putrinya jatuh gara-gara jalannya berlubang.
Saya paham program ini masih proses. Tidak bisa langsung terlaksana beberapa hari saja. Saya juga paham anggarannya terbatas. Tapi, bukankah solusi lain bisa dilakukan sembari menunggu realisasi program JAMULA tersebut?
Kemarin, ketika banjir melanda beberapa daerah di Lamongan, Karang Taruna Desa Kendalkemlagi, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, menyediakan bengkel gratis untuk kendaraan roda dua yang mogok akibat banjir. Sebuah program brilian yang harusnya menginspirasi Pemda untuk bertindak serupa. Harusnya lho.
Kami tak rewel, tapi…
Sekali lagi, saya ingin menegaskan, warga Lamongan itu tidak banyak menuntut kok. Keluhan selama ini yang paling banter, ya cuma masalah jalan saja. Bahkan bulan januari lalu, saat desa saya kena musibah angin puting beliung yang membuat banyak pohon berguguran di jalan, serta puluhan rumah kehilangan atapnya. Termasuk rumah saya sendiri.
Kami tetap tidak banyak menuntut. Kami tangani sendiri. Iya, langsung diperbaiki sendiri tanpa teriak-teriak “di mana pemerintah?” Kurang mandiri apa kami?
Dan bahkan ketika kami sempet dapat kabar bahwa akan ada bantuan dari Bupati atas musibah ini. Yang sampai saat tulisan ini dibuat belum muncul juga bantuannya, kami tetap biasa saja. Tidak ada demo. Bahkan maido di medsos pun tidak ada. Kurang sabar apa, Pak?
Meski demikian saya tetap percaya pemerintah daerah akan tetap bisa membawa perubahan pada Kabupaten yang dianugerahi banyak makanan enak ini. Dan tidak sampai tega menganggap kritik semacam ini sebagai nyinyiran netizen. Yah semoga saja.
Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sudah Saatnya Soto dan Pecel Lele Lamongan Gantian Memberi Panggung untuk Nasi Boran