Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jalan Gatak UMY Bantul: Jalan Unik yang Namanya Kerap Diperdebatkan

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
4 November 2023
A A
Jalan Gatak UMY Bantul: Jalan Unik yang Namanya Kerap Diperdebatkan

Jalan Gatak UMY Bantul: Jalan Unik yang Namanya Kerap Diperdebatkan (Wsycybr via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap melintasi Jalan Gatak, saya selalu bernyanyi, “Jalan sekecil itu berkelahi dengan waktu.” Maklum, Jalan Gatak—yang kadang disebut juga “Jalan UMY”—ini memang kelewat kecil untuk menampung hiruk pikuk Jogja (baca: Daerah Istimewa Yogyakarta). Karena itu saya cukup PD menobatkan Jalan Gatak UMY yang terletak di Kabupaten Bantul ini sebagai miniatur Jogja. Bukan Jalan Seturan, bukan Jalan Concat, tapi Jalan Gatak.

Semua elemen daerah istimewa meluap-luap di jalan sepanjang 1 kilometer ini. Ada mahasiswa, buruh, pedagang kecil, konglomerasi, hotel, sawah, coffee shop, dan jalan rusak di sini. Melintas di jalan ini saja sudah memberi gambaran betapa romantisnya (dan ruwetnya) Jogja. Seruas jalan yang sederhana sekaligus megah dalam waktu bersamaan.

Sebenarnya di bagian Bantul sebelah mana Jalan Gatak UMY?

Perkara identitas Jalan Gatak memang sering jadi perdebatan. Pertama, perkara penyantuman nama “UMY” di Jalan Gatak ini. Sebenarnya sah-sah saja untuk mencantumkan nama sebuah tempat penting pada jalan. Masalahnya, Jalan Gatak tidak berada di lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), melainkan terpisah oleh Ring Road Barat.

Alasan Jalan Gatak sering disebut Jalan UMY cukup simpel: banyak mahasiswa UMY tinggal di sekitar jalan ini. Kultur mahasiswa juga membentuk Jalan Gatak UMY ini sebagai one stop shopping ala-ala Seturan. Semua kebutuhan mahasiswa ada di sepanjang jalan ini. Dari fotokopi, toko alat tulis, toko tembakau, pusat fashion, dan sudah pasti coffee shop. Yang kurang mungkin cuma SPBU, namun sudah diakomodir oleh SPBU Tamantirto.

Padahal kampus di sekitar Jalan Gatak tidak hanya UMY, ada Universitas Alma Alta dan Universitas Jenderal Achmad Yani. Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta juga banyak yang kos di Jalan Gatak UMY Bantul ini. Nggak apa-apa, yang lain ngalah dulu deh karena nama UMY kebacut melegenda di wilayah Ring Road Barat.

Ruas Jalan Gatak UMY sendiri masih sering bikin bingung. Umumnya orang ruas jalan ini sepanjang simpang empat Gatak sampai simpang empat Kasihan. Padahal Jalan Gatak secara resmi hanya sekitar 700 meter. “Jalan Gatak” terpotong di simpang tiga dekat pabrik tekstil PT. IGP yaitu Jalan Tamantirto-Kasihan. Selama ini “Jalan Gatak” adalah gabungan jalan ini dengan Jalan Tamantirto-Kasihan yang berujung ke Ring Road.

Tapi nggak apa-apa, kita asumsikan Jalan Gatak sebagaimana orang pada umumnya mengenal. Saya juga akan tetap menyebut Jalan Gatak dengan embel-embel UMY. Karena yang menarik bukan masalah identitas jalan ini. Bukan pula masalah jalan rusak yang tidak pernah layak lebih dari 3 bulan. Namun apa yang ada di sekitarnya.

Perpaduan unik mahasiswa-buruh

Yang paling unik dari Jalan Gatak UMY di Bantul ini adalah demografinya. Jalan kecil ini didominasi oleh dua kelompok: mahasiswa dan buruh pabrik. Jarang-jarang ada kompleks pabrik padat karya yang dekat dengan area kampus. Namun masih masuk akal karena Jalan Gatak ini dekat dengan Ring Road yang jadi jalur distribusi utama Jogja.

Baca Juga:

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Saat melewati jalan ini, Anda akan menemukan pekerja yang baru bubaran pabrik berpadu dengan mahasiswa yang mencari tempat mengerjakan skripsi. Atau para pekerja yang diskusi perkara target produksi di samping mahasiswa yang membahas tentang proposal kegiatan. Ketika dua kultur ini sering terpisah di berbagai daerah, mereka bersatu di Jalan Gatak UMY Bantul.

Selain manusia, kendaraan yang melintas Jalan Gatak UMY juga beragam. Semua tumpel blek di jalan yang susah dilalui mobil papasan ini. Apalagi kalau kendaraan besar yang lewat seperti truk atau bus. Akhirnya Jalan Gatak terhitung padat meskipun berada di area suburban.

Dua kultur ini juga berpengaruh pada bisnis di sekitarnya. Ada coffe shop yang fancy, dan ada warkop yang simpel. Ada butik dan toko baju murah meriah. Lalu ada juga kos-kosan eksklusif dan kos-kosan hemat. Semua berpadu demi kebutuhan masing-masing kelompok yang menguasai jalan yang abadi rusaknya ini.

Buruh tani, mahasiswa, kaum miskin kota

Jalan Gatak UMY bukan milik mahasiswa dan buruh saja, namun juga milik warga yang tinggal di sekitarnya. Sebagai daerah “pinggiran,” Jalan Gatak menjadi ruang hidup kelompok ekonomi menengah ke bawah. Di balik hiruk pikuk jalan ini, ada keluarga yang bertahan hidup dengan uang kurang dari 20 ribu per hari.

Suka tidak suka, situasi ini wajar terjadi. Pertumbuhan kampus di sekitar Ring Road Barat terhitung pesat. Ditambah pertumbuhan distribusi barang seperti gudang dan pusat pengiriman. Area Jalan Gatak UMY yang dulu sepi kini dipenuhi manusia dari luar yang membuka bisnis, bekerja, maupun kuliah.

Masyarakat Gatak yang umumnya bekerja di sektor pertanian dan wirausaha kecil tentu terpisah oleh pendatang dari sisi ekonomi. Sehingga meninggalkan pemisah sosial di jalan yang sebenarnya kecil dan sempit ini. Situasi ini makin nampak ketika melihat pemandangan di jalan penuh lubang dan polisi tidur tak masuk akal. Sawah berjejer dengan coffee shop mahal dan warung kelontong kumuh.

Iya, saya menyinggung gentrifikasi. Kenapa? Nggak suka?

Maka Jalan Gatak UMY di Bantul ini makin unik dan jadi miniatur Jogja. Ada mahasiswa, pegawai part-time, shopkeeper bergaji di bawah UMR, buruh pabrik, sampai pemilik kos dan usaha beromzet ratusan juta. Hal ini disempurnakan dengan situasi jalan yang memadukan nuansa pinggiran, kemiskinan, dan hedon ala-ala. Oh ya, jangan lupakan masalah jalan rusak!

Ingat lagu “Buruh Tani”, terutama bagian pembukanya? Semua itu dirangkum di Jalan Gatak UMY. Kurang revolusinya aja biar makin cocok dengan lagu tersebut. Tapi minimal jalannya dibenerin dulu, sih.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Bantul Memang Daerah yang Penuh dengan Kejadian (dan Orang) Aneh, Selalu Saja Ada Hal Baru (dan Aneh) di Bantul.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 November 2023 oleh

Tags: BantulJalan Gatak UMYKabupaten Bantulpilihan redaksiUMY
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Serba-serbi Jembatan Pandansimo, Jembatan Terpanjang di Jogja yang Akan Mulai Beroperasi Lebaran 2025  

Serba-serbi Jembatan Pandansimo, Jembatan Terpanjang di Jogja yang Akan Mulai Beroperasi Lebaran 2025  

2 Maret 2025
Tokopedia, Marketplace Terbaik buat Jual-Beli Produk Lokal mojok.co

Tokopedia, Marketplace Terbaik buat Jual-Beli Produk Lokal

5 November 2021
Boyolali Hobi Menyontek Monumen Ikonik Negara Lain, seperti Nggak Punya Identitas Aja Mojok.co

Boyolali Hobi Menyontek Monumen Ikonik Negara Lain, seperti Nggak Punya Identitas Aja

16 Januari 2024
Kisah Kasihan Bantul: Legenda Skincare Jawa dan Trik Licik demi Kekuasaan

Kasihan Bantul, Saksi Bisu Tipu Daya Licik Panembahan Senopati untuk Menghabisi Ki Ageng Mangir

22 Februari 2024
5 Mi Ayam Paling Enak di Wonogiri Bagian Barat terminal mojok

5 Mi Ayam Paling Enak di Wonogiri Bagian Barat

27 Oktober 2021
Perempatan Informa, Titik Paling Kacau di Cinere Depok. Saking Kacaunya, Saya Pernah Mati Kutu Selama 1 Jam di Sini!

Perempatan Informa, Titik Paling Kacau di Cinere Depok. Saking Kacaunya, Saya Pernah Mati Kutu Selama 1 Jam di Sini!

17 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.