Motoran berkeliling Kabupaten Banyuwangi di pagi hari adalah kombinasi ter-epic bagi anak muda yang sering gabut seperti saya. Masih minimnya keberadaan pabrik, membuat perpaduan antara hijaunya alam dan segarnya oksigen menjadi penawaran paling logis untuk mau bangun pagi. Selain merasa jadi lebih segar, motoran keliling kota juga bisa memberikan ide tulisan buat saya, contohnya ya artikel ini.
Walaupun nggak sehalus aspal jalanan Jogja, orang Banyuwangi patut berbangga diri karena mau motoran jam berapa pun nggak bakalan kejebak macet di jalanan Banyuwangi. Selain itu, kami juga bisa menikmati alam tanpa harus takut ditodong klitih.
Kendati demikian, uniknya beberapa jalan di Kabupaten Banyuwangi adalah perbedaan vibes-nya yang sangat mencolok di pagi dan malam hari. Banyak sekali jalan di Kabupaten Banyuwangi yang pagi harinya terasa sangat indah dan sejuk ketika dilewati, namun ketika dilewati di malam hari malah terasa mencekam, apalagi kalau sedang sendirian.
Daftar Isi
#1 Melewati jalan Alas Baluran di ujung utara Kabupaten Banyuwangi sama seperti uji nyali
Di ujung utara Kabupaten Banyuwangi yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo terdapat satu hutan yang terkenal dengan savananya, yakni Alas Baluran. Hutan yang memanjang sekitar 23 kilometer ini menyajikan pemandangan alam yang indah. Pokoknya pengendara yang lewat sini dijamin nggak bakal nyesel, deh.
Tak hanya kesejukan dan rimbunnya pepohonan, kita bisa melihat beragam satwa liar yang melintas di kiri-kanan bahu jalan. Minimnya pemukiman penduduk di sepanjang jalan itu juga bisa membuat kita lebih menyatu dengan alam.
Akan tetapi, jangan nekat melewati jalan Alas Baluran ini di malam hari. Kalau tetap nekat lewat sini, ya nggak jauh beda sama uji nyali, Gaes. Bayangkan, kalian harus melewati ruas jalan hutan sepanjang 23 kilometer yang sunyi dengan penerangan yang hanya ada di beberapa titik. Apalagi kalau malam hari yang lewat sini biasanya cuma kendaraan roda empat, itu pun bisa dipastikan mereka akan melaju dengan kecepatan tinggi. Jadi selain dihantui rasa takut, kita juga harus tetap fokus dan waspada kalau lewat sini di malam hari.
#2 Jalan Karetan Kecamatan Purwoharjo tersohor dengan kisah horornya
Jalan Karetan adalah salah satu ruas jalan yang ada di Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Nama jalan ini diambil dari nama desanya, Desa Karetan. Jalan satu ini relatif sepi dan hanya terdapat pohon karet di sekitarnya. Selain itu, penerangan di sini sangat minim sehingga agak seram jika dilewati di malam hari.
Walaupun tak sepanjang jalan di Alas Baluran, yakinlah Gaes, jika kalian lewat jalan ini sendirian di malam hari, kalian akan dibuat merinding saat pertama kali memasuki Jalan Karetan ini. Bahkan jalan ini sudah tersohor dengan cerita-cerita horornya.
Banyak penduduk sekitar yang mengaku dicegat oleh makhluk halus tepat di tengah jalan ini. Tak sedikit juga warga sekitar yang mengaku motornya tiba-tiba mati saat melewati jalan ini. Anehnya, ketika motornya sudah dituntun keluar dari area Karetan, tiba-tiba motornya bisa nyala lagi. Ck, emang ya setan kerjanya cuma nyusahin!
#3 Kisah hantu nenek tua dan wanita menangis di jalan Gunung Gumitir
Jalan yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi ini memang nggak semenyeramkan dua jalan sebelumnya. Namun buat orang yang baru melewati jalan ini, rasanya Jalan Gunung Gumitir cukup menguji nyali. Sebenarnya ada banyak warung kopi di pinggiran jalan ini, tapi keangkeran Gunung Gumitir nggak bisa disepelekan.
Ada banyak kecelakaan di daerah ini yang disangkutpautkan dengan kejadian mistis. Kisah yang paling terkenal adalah hantu nenek tua yang menyeberang jalan untuk mengganggu pengendara dan hantu wanita yang menangis di pinggir jalan untuk meminta pertolongan pengendara yang melintas.
Sebetulnya masih banyak ruas jalan di Kabupaten Banyuwangi yang dipercaya memiliki kisah mistis di luar nalar. Tapi, kalau saya ngotot menuliskan semuanya, bisa-bisa tulisan ini nggak kelar-kelar.
Entah cerita-cerita di atas hanya mitos atau memang beneran kisah nyata, yang jelas di mana pun kita berkendara, kewaspadaan dan fokus harus tetap dijaga. Jangan sampai gara-gara takut setan sampai kebut-kebutan dan malah kecelakaan. Konyol itu namanya.
Penulis: Rino Andreanto
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Alas Purwo Banyuwangi Itu Nggak Semenyeramkan Itu kok, Kalian Aja yang Lebay.