Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Jalan Daendels Jogja Kebumen Sebetulnya Indah dan Menjadi Alternatif, tapi Bisa Menjadi Pembunuh bagi Pengendara yang Tidak Waspada

Akhmad Alhamdika Nafisarozaq oleh Akhmad Alhamdika Nafisarozaq
7 Mei 2024
A A
Jalan Daendels Jogja Kebumen Makin Bahaya, Bikin Nelangsa (Unsplash)

Jalan Daendels Jogja Kebumen Makin Bahaya, Bikin Nelangsa (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Saat ini, saya sedang kuliah di Jogja. Ketika libur datang, saya akan menyempatkan pulang kampung ke Desa Gumawang, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Lama perjalanan, jika lancar dan normal, sekitar 3 jam. Dan, biasanya, saya pulang lewat jalur selatan, yaitu via Jalan Daendels.

Sebetulnya, Jalan Daendels adalah jalur yang praktis untuk perjalanan. Namun, jalur pantai selatan Pulau Jawa ini, semakin menyebalkan dan berbahaya. Bagi yang belum terbiasa melintas di sini, saya sarankan jangan membawa kendaraan sendiri. Kewaspadaan harus selalu terjaga jika ingin melintas di sini.

Membentang dari Jogja hingga Kebumen

Sebelum pemerintah membangun Jalan Lingkar Selatan-Selatan (JLSS) pada 2018, orang Kebumen dan sekitarnya lebih akrab dengan Jalan Daendels. Jalur yang membentang dari Brosot, Kulon Progo, Jogja hingga Karang Bolong, Kebumen, menjadi rute alternatif. 

Jalan Daendels adalah alternatif dari Jalan Nasional yang menghubungkan Jogja-Cilacap atau Banyumas dan sebaliknya. Oleh sebab itu, berbagai kendaraan seperti tertumpah di jalur ini. Mulai dari kecil seperti sepeda motor sampai truk besar. Makanya, di jalan yang “lurus saja”, serta padatnya kendaraan, justru membuat jalan ini semakin berbahaya.

Selain itu, aspalnya nggak bisa dibilang mulus. Banyak lubang jalan yang nggak terlihat, apalagi ketika malam atau hujan deras. Jika tidak waspada dan berpengalaman, pasti berakhir ngenes. 

Jalan Daendels yang lurus dan monoton membuat ngantuk

Saat memacu kendaraan di Jalan Daendels, saya merasa sedang melewati jalan tol yang lurus dan begitu-begitu saja. Karena hanya lurus saja dan minim tikungan, pengendara jadi mudah terlena dan ngantuk. Apalagi ketika melintas di kala siang dari Jogja menuju Kebumen, isinya banyak menguap.

Sebenarnya, di sisi kiri dan kanan jalan, kita bisa menikmati hamparan kebun-kebun warga sekitar. Di beberapa titik juga nanti bisa menjumpai pantai. Namun, karena “cuma lurus saja”, jadinya monoton. Akhirnya ya ngantuk juga dan bisa sangat berbahaya.

Untuk menghilangkan kantuk, bisa mampir ke rumah makan yang menyajikan olahan khas. Misalnya, ada rumah makan sate ambal. Bisa juga mampir ke kebun-kebun jambu kristal. Intinya, kalau sudah terasa ngantuk, kamu jangan memaksa. Mari menepi dan istirahat sejenak atau Jalan Daendels bisa menjadi sumber petaka.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Lewat kala siang, rasanya seperti dipanggang

Suatu kali saya pernah melintas di Jalan Daendels saat siang hari, dari Kebumen menuju Jogja. Saya berangkat sekitar pukul 10 dari rumah. Saat saya tiba di Jalan Daendels Purworejo, waktu telah menunjukkan pukul 11:30. 

Matahari yang kala itu bersinar terik dan panas berada tepat di atas kepala. Sepanjang jalan kala siang itu terasa seperti dipanggang. Matahari yang terik bersinar membuat bagian balik telapak tangan saya yang tak tertutup jaket menjadi gosong.

Waspada angin, lubang jalan, dan hujan deras

Namanya saja jalur selatan, dekat dengan pantai, angin pasti kenceng. Kombinasi angin, hujan deras, dan lubang jalan membuat Jalan Daendels jadi sangat berbahaya. Saya beberapa kali merasakannya ketika hendak mudik ke Kebumen. Sejak berangkat dari Jogja, mendung sudah cukup gelap. Begitu sampai jalur ini, hujan turun dengan deras. 

Saya yang sudah berada di Jalan Daendels, tidak bisa meneduh karena tidak menemui bangunan. Padahal angin semakin kencang dan air hujan menampar dengan keras. Sudah begitu, beberapa kali pula saya dikagetkan oleh lubang jalan yang tergenang air hujan. 

Saya bersyukur tidak celaka. Padahal, kala itu, Jalan Daendels cukup ramai oleh kendaraan. Sekali terjatuh, bisa tamat.

Hati-hati dengan terpaan angin dari kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi

Terakhir, kita harus hati-hati dengan terpaan angin dari kendaraan yang ngebut di Jalan Daendels. Jalur yang lurus dan minim tikungan, membuat para pengguna kendaraan tertantang untuk ngebut. Alhasil, angin dari kendaraan ngebut ini bisa bahaya bagi kita yang berpapasan.

Jika tidak siap, apalagi sambil ngantuk, bisa saja terhempas dan hilang keseimbangan. Makanya, di awal tulisan, saya sebutkan bahwa jangan membawa kendaraan sendiri kalau belum terbiasa dengan Jalan Daendels.

Penulis: Akhmad Alhamdika Nafisarozaq

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Jalan Daendels, Penghubung Jogja-Purworejo yang Mirip Neraka. Jangan Lewat Sini kalau Nggak Mau Celaka

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Mei 2024 oleh

Tags: Jalan Daendels Jogja KebumenJogjaKebumenpantai selatan jawa
Akhmad Alhamdika Nafisarozaq

Akhmad Alhamdika Nafisarozaq

Mahasiswa kabupaten yang sering pulang untuk mengamati rumah sendiri yang perlahan berubah. Menulis bareng AI, sambil terus berjuang membaca keadaan.

ArtikelTerkait

5 Rekomendasi Angkringan Enak di Gunungkidul terminal mojok.co

5 Rekomendasi Angkringan Enak di Gunungkidul

26 November 2021
5 Culture Shock Orang Jogja Datang Kondangan di Tegal. Ada Welcome Drink seperti di Hotel-hotel Mojok.co

Culture Shock Orang Jogja Datang Kondangan di Tegal. Ada Welcome Drink seperti di Hotel-hotel

16 Desember 2023
Plat AB Meresahkan Jalanan Jogja karena Tidak Punya Empati (Pexels)

Dosa Terbesar Plat AB di Jalanan Jogja: Tidak Punya Empati!

6 Maret 2025
Daftar Dosa yang Kita Lakukan Saat Main GTA San Andreas TERMINAL mojok.co GTA MOD GTA 5 cheat

Ketika Game GTA: San Andreas Dibuat dalam Versi Yogyakarta

11 Juli 2020
Bioskop Cinepolis Lippo Plaza Jogja yang Selama Ini Saya Hindari Ternyata (Lumayan) Nyaman, Bikin Pengin Nonton di Sana Lagi Mojok.co

Cinepolis Lippo Plaza Jogja, Bioskop yang Selama Ini Saya Hindari Ternyata (Lumayan) Nyaman, Bikin Pengin Nonton di Sana Lagi

27 Juli 2024
5 Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Underpass Kentungan Jogja Saat Banjir

5 Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Underpass Kentungan Jogja Saat Banjir

28 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.