Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jalan Balapan Jogja, Jejak Pacuan Kuda Zaman Belanda di Jogja

Rizqian Syah Ultsani oleh Rizqian Syah Ultsani
17 Januari 2024
A A
Jalan Balapan Jogja, Jejak Pacuan Kuda Zaman Belanda di Kota Jogja

Jalan Balapan Jogja, Jejak Pacuan Kuda Zaman Belanda di Kota Jogja (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jalan Balapan Jogja dulunya adalah tempat balapan pacuan kuda pada zaman Belanda. Tapi, jejaknya sudah tak terlihat.

Jalan Langensari yang terletak di Kelurahan Klitren, Kecamatan Gondokusuman kelihatannya cuma sebuah jalan biasa seperti jalanan lainnya di Kota Jogja. Tapi, kawasan ini punya kemiripan sama kawasan Kotabaru dengan pemandangan unik berupa rumah-rumah tua khas era kolonial yang kini masih memancarkan kesan antik. Untungnya beberapa masih berpenghuni dan sebagian besar terawat dengan baik.

Dulu, rumah-rumah ini adalah hunian dinas para pegawai bengkel kereta api Centrale Werkplaats atau yang sekarang jadi Balai Yasa (Pengok) Yogyakarta. Itulah kenapa rumah-rumah tua ini sampai sekarang masuk aset PT KAI.

Jalan Langensari ini membentang jadi barat ke timur dan seakan membelah kawasan era kolonial ini jadi dua sisi, utara dan selatan. Di sisi selatannya, adalah rumah-rumah tua tadi sedangkan sisi utaranya dipadati oleh bangunan-bangunan yang relatif baru. Pemandangan ini cukup kontras yang menimbulkan adanya “kejanggalan”, kenapa ada perbedaan di masing-masing sisi jalan ini? Normalnya kan di dalam satu kawasan era kolonial pasti bangunannya berarsitektur yang hampir sama.

Jalan kecil di utara

Petunjuk untuk mengurai “kejanggalan” itu ada di sebuah jalan kecil yang bermuara di Jalan Langensari yang berada di kawasan utara jalan ini, yaitu Jalan Balapan Jogja. Di sini mulai tercium kira-kira bekas apa kawasan “baru” tersebut.

Sepintas nggak ada yang janggal dengan Jalan Balapan Jogja, hanya jalan biasa. Karena dekat kampus, rumah-rumah di sini juga banyak yang jadi kos-kosan. Tapi, kalau ditelusuri, jalan ini agak berbeda dengan lumrahnya jalanan di Kota Jogja yang tegak lurus. Jalan ini terasa menikung hingga ke ujungnya yang tembus di Jalan Solo. Itulah puzzle yang kedua untuk menguak kejanggalan kawasan ini.

Mungkin banyak yang nggak tahu kenapa Jalan Balapan menikung. Sebab dahulu pada era kolonial jalanan ini merupakan lintasan pacuan kuda. Masuk akal kan kenapa dinamai jalan balapan? Nggak jauh beda sama Stasiun Balapan di Solo yang sama-sama bekas arena pacuan kuda.

Indonesia tak asing dengan kuda

Dalam sejarah bangsa ini, berkuda memang suatu yang nggak asing bagi masyarakat Indonesia. Jauh sebelum kendaraan bermotor merajai jalanan, kuda diandalkan untuk mengangkut manusia dan barang. Entah ditunggangi atau sebagai penarik kereta atau gerobak. Banyak wilayah di Indonesia juga punya tradisi berkuda. Nggak heran kalau kita sebenernya akrab dengan kuda. Begitupun dengan orang-orang londo juga menggandrungi berkuda. Makanya arena pacuan kuda pun bertebaran di Indonesia pada era kolonial.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Tapi seiring berjalannya waktu, pacuan kuda jadi kurang diminati dan angkat kakinya orang-orang londo itu bikin arena pacuan kuda beralih fungsi. Tanah luas bekas arena berkuda itu terus dimanfaatkan jadi pemukiman oleh pribumi. Makanya arsitektur rumah di utara Jalan Langensari nggak ada mirip-miripnya sama di kawasan selatannya.

Tapi apakah betul kawasan ini dulunya arena berkuda? Di peta Kota Jogja tahun 1920 kawasan ini sudah eksis dengan dengan nama Race-Terrein atau dapat diartikan dengan lapangan lomba. Lomba apa lagi kalau bukan pacuan kuda? Dan di peta itu, nama Jalan Solo dari perempatan Galeria ke timur disebut dengan Jalan Balapan. Kalau Race-Terrein diproyeksikan pada peta sekarang, mungkin arena pacuan kuda Langensari itu dibatasi oleh Jalan Balapan, Jalan Langensari, Jalan Munggur, dan Jalan Solo.

Jalan Balapan yang tak lagi ada rasa balapnya lagi

Dari foto tahun 1925 menunjukkan bangunan Centrale Werkplaats dari udara, kalau diperbesar akan kelihatan ada deretan rumah dan belakangnya ada sebuah tanah lapang. Deretan rumah itu dapat dipastikan rumah-rumah pegawai Centrale Werkplaats yang sampai kini nggak banyak berubah dan tanah lapang itu adalah arena pacuan kuda Langensari berupa tanah lapang tak berpohon yang dipagari oleh tiang-tiang kayu dan kawat. Di sisi utaranya ada bangunan yang membujur barat-timur yang mungkin adalah bangunan istal kuda dan tempat penonton.

Sayangnya arena berkuda tersebut bernasib sama seperti arena pacuan era kolonial lainnya. Sudah beralih fungsi, lenyap tak bersisa kecuali cuma toponim dan bentuk jalan saja. Akan mustahil untuk mengais sisa arena pacuan kuda tersebut. Kawasan ini sudah padat bangunan, rumah, kampus, dan pertokoan.

Tapi arena pacuan kuda nggak serta merta lenyap di Jogja. Di barat Stadion Sultan Agung Bantul ada arena pacuan kuda yang masih digunakan. Seenggaknya juga masyarakat Jogja kini masih tetap akrab dengan kuda, utamanya kalau dolan ke Malioboro. Tapi sayangnya ongkosnya ora nguati.

Penulis: Rizqian Syah Ultsani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sejarah Andong Jogja: Kendaraan Elite Keraton yang Jadi Penanda Status Sosial Masyarakat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2024 oleh

Tags: jalan balapan jogjajalan langensariJogjapacuan kuda
Rizqian Syah Ultsani

Rizqian Syah Ultsani

Tukang menguap yang suka menulis.

ArtikelTerkait

Sejarah Sunyi Karangmalang Sleman, Dusun yang Terlihat Semenjana, padahal Pencetak Sarjana Terbanyak di Indonesia gelar sarjana

Sejarah Sunyi Karangmalang Sleman, Dusun yang Terlihat Semenjana, padahal Pencetak Sarjana Terbanyak di Indonesia

12 April 2025
4 Tempat Wisata Jogja yang Nggak Perlu Dikunjungi Lagi, Wisatawan Cukup Datang Sekali

4 Tempat Wisata Jogja yang Nggak Perlu Dikunjungi Lagi, Wisatawan Cukup Datang Sekali

1 November 2025
Tour Guide Taman Sari Jogja, Profesi Paling Mulia karena Keikhlasannya

Tour Guide Taman Sari Jogja, Profesi Paling Mulia karena Keikhlasannya

31 Agustus 2024
ha milik tanah klitih tingkat kemiskinan jogja klitih warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

Membandingkan Biaya Hidup di Jogja dengan Malang

11 September 2020
Alun-alun Kidul Jogja Itu Surganya Pengamen (Unsplash)

Alun-alun Kidul Jogja Surga Kuliner? Ngawur, di Sana Surganya Pengamen

28 Februari 2023
Kecamatan Kalasan Memang Nanggung, Terlalu Cupu untuk Jogja, tapi Terlalu Modern untuk Klaten  

Kisah Kalasan: Desa Suci, Mantan Kabupaten, Wahyu Kraton, dan Kini Jadi Jaminan Ayam Goreng yang Enak

21 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.