Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Jadi Bandar Arisan Itu Berat, Kamu Nggak Akan Suka

Erma Kumala Dewi oleh Erma Kumala Dewi
31 Juli 2022
A A
Jadi Bandar Arisan Itu Berat, Kamu Nggak Akan Suka

Jadi Bandar Arisan Itu Berat, Kamu Nggak Akan Suka (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kata ibu saya, jadi bandar arisan itu nggak enak, Lur. Bukan cuma sekadar sambatan, tapi saya memang menyaksikan sendiri perjuangannya.

Mula ceritanya bisa ditarik ke pertengahan 2000-an. Saat itu PKK punya program dasawisma yang membagi PKK RT dalam beberapa kelompok kecil lagi per sepuluh KK. Tujuannya untuk optimalisasi pemberdayaan manusia. Jadi kelompok-kelompok dawis ini diharapkan memiliki kegiatan yang bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat. Bisa peningkatan ekonomi dengan mengadakan pelatihan dan UMKM, perbaikan gizi, pemberantasan buta huruf, dan berbagai program bermanfaat lainnya.

Apesnya ibu saya terpilih jadi ketua dawis di lingkungan tempat tinggal saya karena kebetulan usianya yang paling nanggung. Bagi warga senior, usia ibu saya dianggap muda sehingga dianggap lebih cakap. Bagi warga muda, ibu saya dianggap cukup matang untuk meng-handle urusan komunal. Karena nggak ada yang mau lagi, akhirnya ibu saya menyanggupi. Lagi pula ibu saya juga ibu rumah tangga purna waktu.

Akhirnya dengan pertimbangan tetangga sekitar dipilihlah arisan mingguan setiap hari Minggu untuk program dasawisma di lingkungan tempat tinggal kami. Sebagai ketua, ibu saya pun terpilih jadi bandar arisan. Mulanya, arisan ini hanya melibatkan tetangga sekitar rumah. Iurannya hanya Rp5.000/minggu. Satu orang boleh ikut lebih dari satu asal mampu.

Tapi, lama-lama keanggotaan arisan membengkak berkali-kali lipat. Bahkan popularitasnya sampai merambah seantero kampung. Padahal ibu saya nggak pernah ngiklan. Atas permintaan peserta, jenis arisannya pun berkembang jadi 2, arisan kecil iurannya naik jadi Rp10.000 dan arisan besar iurannya Rp25.000. Dari arisan kecil yang mulanya dapat kurang dari Rp100.000, di akhir periode sebelum tutup perolehannya mencapai lebih besar Rp500.000. Sedangkan arisan besar perolehannya lebih dari sejuta.

Arisan yang dikelola ibu saya termasuk yang paling langgeng di antara dasawisma lainnya. Mungkin hampir 10 tahun lamanya. Ya gimana nggak rame dan langgeng kalau ibu saya nggak ngambil potongan sepeser pun? Pun ibu saya, sebagai bandar arisan, nggak pernah bikin aturan “Kemenangan pertama selalu jadi jatah bandar”. Biaya operasional seperti membeli buku, pulpen, penggaris, dadu, dan cangkir pun disediakan secara mandiri oleh ibu saya tanpa minta ganti. Berdasarkan pengamatan saya sebagai anak bandar arisan yang berpengalaman, setidaknya ada 3 alasan nggak enaknya jadi bandar:

#1 Menalangi orang-orang yang bermasalah

Di setiap arisan pasti ada aja peserta yang aneh-aneh. Sialnya sebagai penanggung jawab arisan, ibu saya jadi sering kena getahnya. Kalau setoran kurang, ibu saya terpaksa harus menalangi dulu karena beliau kasihan dengan pemenang arisan kalau uangnya nggak lengkap. Soalnya nggak jarang menang arisan itu jadi hal yang sangat diharapkan para ibu-ibu buat nutup kebutuhan di rumahnya.

Masalahnya nggak semua orang yang ditalangi ini gampang ditagih. Ada juga yang mbulet setengah mati, Lur. Yang paling ngeselin lagi kalau belum bayar tapi ngaku udah bayar. Ibu saya nggak cuma sekali dua kali mengalaminya. Hal ini biasanya terjadi saat ibu saya nggak di rumah. Otomatis uang pembayaran akan diterima oleh saya, kakak, atau bapak. Setiap orang yang bayar selalu saya catat dengan teliti dan hati-hati di buku paling belakang. Lagi pula nggak pernah ada duit hilang di rumah. Padahal kalau mau sih banyak banget uang iuran warga.

Baca Juga:

Sebagai Anak Kos, Saya Muak Lihat Konten TikTok Rp10 Ribu Sehari untuk 3 Kali Makan. Nggak Masuk Akal!

Inilah yang Saya akan Lakukan kalau Punya Duit 1 Miliar

Tapi, oknum-oknum yang curang ini selalu punya dalih untuk ngeles bahwa mereka udah bayar ke saya. Padahal saya nggak pernah menerima pembayarannya, karena di catatannya pun nggak ada. Karena saya bukan anak yang curang dan selalu hati-hati pada uang orang lain, ibu saya tentu selalu mempercayai saya. Kadang untuk menghindari ribut-ribut dengan tetangga, ibu saya terpaksa ngalah menalangi pembayaran oknum-oknum seperti ini. Bandar arisan ngene banget ya, Lur.

#2 Nggak bisa tenang kalau liburan

Hari Minggu umumnya jadi waktu refreshing buat keluarga. Tapi, itu nggak berlaku untuk keluarga saya. Ibu saya tidak pernah tenang berkegiatan di hari Minggu sebelum arisannya selesai. Nggak jarang kalau sedang mudik, ibu saya suka bela-belain pulang duluan biar anggotanya nggak nunggu. Atau mengganti arisan di lain hari jika urusannya benar-benar darurat.

Saat saya sudah lebih besar, urusan arisan ini juga pernah saya ambil alih kalau ibu sedang ada urusan mendesak di luar. Tapi, buat saya nanganin arisan itu susah, chaos banget. Walaupun sudah dibantu beberapa tetangga dekat yang memang akrab, masih ada saja ibu-ibu yang ribet mendikte, membandingkan, dan banyak maunya karena menganggap saya masih anak ingusan yang kurang bisa dipercaya. Hiks. Wong ko ngene kok dibanding-bandingke, saing-saingke, yo mesti kalah.

Kalau mereka banyak mau, kenapa nggak mereka aja yang jadi bandar arisan ya?

#3 Nambah beban pikiran

Ada kalanya orang ilang-ilangan setelah menang arisan. Orang-orang seperti ini yang nambah-nambahin beban pikiran ibu saya. Nggak jarang ibu saya harus nagih satu per satu ke rumah orang yang bermasalah karena nggak mungkin nalangin terus-terusan. Lagi pula ini kan arisan, bukan bakti sosial ya. Mana ada yang rumahnya jauh banget. Makan hati sudah pasti, tapi biar bagaimanapun emosi harus tetap terkendali. Kadang kalau terlalu susah, tetangga saya yang lebih senior sampai turun tangan menagihkan karena kasian melihat ibu saya.

Cukup sering keluarga dari pihak ibu dan kami sendiri yang ada di rumah menyarankan ibu untuk menutup saja arisan itu jika terlalu membebani. Tapi, ibu saya selalu mengurungkan niatnya setiap ingat peserta arisan yang berharap banyak dari kelangsungan arisan ini.

Akhirnya ibu saya memutuskan untuk menutup arisan yang dibinanya selama bertahun-tahun setelah saya merantau. Mungkin repot nggak ada yang bantuin atau nggak ada penghibur kalau lagi spaneng. Hehehe. Dadi bandar arisan ki ora sepele e, Lur.

Tapi nggak semua orang nyebelin kok. Bagi ibu saya, oknum bermasalah itu pasti selalu ada di segala komunitas. Jumlah peserta yang lurus pasti lebih banyak. Buktinya nggak jarang ada peserta baik hati yang memberi saya uang setelah menang arisan, dalihnya buat uang jajan atau beli operasional. Soalnya kalau diberikan ke ibu saya pasti akan ditolak. Kadang saya sampai harus ngumpet biar nggak ada ibu-ibu yang ngasih persenan karena nggak enak hati sering diberi, padahal mereka juga pasti butuh.

Lagipula selama bertahun-tahun ini rumah saya jadi ramai dengan riuh rendah ibu-ibu. Melihat mereka refreshing sejenak dengan ngobrol-ngobrol, menonton histeria ibu-ibu yang mengocok dadu, atau menyaksikan kelegaan orang-orang yang menang arisan di tengah himpitan kebutuhannya ternyata menyenangkan juga. Walaupun sering kerepotan, ibu saya menganggap upayanya itu sebagai amal dan menyambung silaturahmi yang baik antarwarga.

Itulah lika-liku jadi bandar arisan. Dapet nggak seberapa, usahanya nggak bercanda. Jadi, kalau kalian ditawarin jadi bandar, pikir-pikir dulu.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Alasan Saya Berani Mengikuti Arisan meski Sedang Menganggur

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 31 Juli 2022 oleh

Tags: bandar arisankejujuranpesertaUang
Erma Kumala Dewi

Erma Kumala Dewi

Penggemar berat film kartun walaupun sudah berumur. Suka kulineran dan kekunoan.

ArtikelTerkait

blogger blogging blog mencari uang penghasilan adsense ylix mojok.co

5 Alasan Mengapa Kamu Sebaiknya Tidak Menjadi Blogger untuk Cari Uang

30 Juni 2020
Inilah yang Saya akan Lakukan kalau Punya Duit 1 Miliar Mojok.co

Inilah yang Saya akan Lakukan kalau Punya Duit 1 Miliar

15 Oktober 2024
taro misaki captain tsubasa penghasilan karier cerita kekayaan timnas jepang mojok

Menghitung Penghasilan Taro Misaki, Pasangan Emas Tsubasa Ozora yang Beda Nasib

2 Mei 2020
emas logam mulia tabungan bank ekonomi stabilitas mojok

Demam Emas Bisa Jadi Ancaman Pemulihan Ekonomi

12 Oktober 2020
Panik Pas ATM Tertelan Bisa Berujung Kena Penipuan

Mana yang Lebih Berbahaya: Aksi Skimming di ATM atau Risiko Diambil Tuyul?

10 Mei 2020
Menabung di Sekolah itu Hanya Akal-akalan Monopoli Instansi Belaka

Menabung di Sekolah itu Hanya Akal-akalan Monopoli Instansi Belaka

17 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.