Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Iya deh iya, yang Bacaannya Dunia Sophie Emang Paling TOP

Faizal Akbar Bochari oleh Faizal Akbar Bochari
28 April 2020
A A
dunia sophie
Share on FacebookShare on Twitter

Orang yang bacaan dan selera filmnya sudah level nirwana kayak Dunia Sophie terkesan menganggap rendah yang masih suka baca teenlit dan novel-novel cinta.

Dulu bapakku yang guru SMA pernah bilang kalau tidak usah ikut pemilu soalnya kata beliau yang menang bakal itu-itu lagi, tidak ada pilihan lain. Tapi sekarang pas udah punya banyak pilihan, eh malah muncul masalah lain lagi.

Punya banyak pilihan ternyata juga sulit. Kalau belanja online saya harus milih Aplikasi yang mana. Kalau mesan ojol saya harus beli di Ayam Geprek yang mana. Keinginan kita mencari yang terbaik membuat kita rentan terhadapat rasa kecewa. Kita dibuat berpikir “barangkali di warung yang tidak jadi saya pesan tadi rasanya lebih enak”.

Oleh karena itu sistem rating diciptakan. Orang-orang yang sudah mencoba makanan, produk teknologi, Film, Lagu, dsb. menuliskan review mereka dan memberikan rating bintang seberapa memuaskan pengalaman “mencoba” mereka. Rating-rating semacam ini tampak jelas di aplikasi-aplikasi handphone yang kita sering pakai. Misalnya saja di salah satu Aplikasi belanja online, user dapat memberikan Bintang dan review mereka di kolom komentar yang tersedia. Aplikasi Ojol juga serupa.

Sistem rating ini memberitahu kita mana kira-kira penyedia jasa yang kompeten dan disukai oleh para user. Sistem-sistem serupa kemudian juga ada di Aplikasi buku dan situs Film seperti IMDB, Rottentomatoes, dan Goodreads.

Lantas muncul pernyataan dari temanku “kalau terlalu sering makan makanan yang enak, makanan yang enak itu bakal terasa biasa aja lama-lama, seperti juga buku dan film kan”. Hal ini kemudian ditambah lagi dengan sistem rating yang saya sebut di atas. Orang-orang jadi tahu mana buku atau film yang punya rating rendah dan tidak disukai penonton atau kritikus.

Lantas masalahnya apa?

Masalahnya lahir saat orang yang bacaan dan selera filmnya sudah level nirwana terkesan menjudge rendah yang masih suka baca teenlit dan novel-novel yang “bukan” golongan sastra. Adanya pembedaan antara rak sastra dan novel dirak-rak toko buku di Mall-mall itu cukup menegaskan bahwa seseorang menilai kelasnya Eka kurniawan, Sapardi, Ayu Utami dll berbeda dengan dengan Illana Tan, Marcella FP dll. atau mungkin karena alasan lebih mudah dicari saja, karena Segementasi pembaca mereka berbeda.

Baca Juga:

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Pun dari alasan perbedaan segmentasi pembaca ini, muncul pertanyaan yang sama. Apakah segementasi ini hanya semata untuk alasan efisiensi ataukah memang secara hakiki ada perbedaan kelas di mata masyarakat terhadap apa yang dipersepsikan sebagai sastra berat dan ringan?

Apakah memang ada yang disebut novel/film berat? Apakah tema-tema yang dibawah penulis-penulis yang disebutkan duluan (Diskriminasi, Kekerasan Negara, LGBT, dsb) lebih penting untuk dibahas dan diperbincangkan dibanding karya-karya penulis yang berkutat soal percintaan dan Fantasi? Bukankah cinta juga adalah persoalan Pelik kawan?

Teman-teman yang sudah menyelesaikan Dunia Sophie boleh berbangga menyelesaikan novel yang berkutat soal pencarian filsafat dalam diri Sophie seorang gadis kecil yang hadir sebagai karakter dengan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Teman-teman yang suka Harry potter juga boleh berbangga menjadi saksi pengalaman Hidup Harry Potter a.k.a the boy who lives sampai berhasil mengalahkan you know who a.k.a Lord Voldemort. Pada akhirnya kita akan sama-sama dipersatukan oleh rasa haru menyaksikan akhir dalam kisah mereka.

Perasaan ini saya yakin adalah hal yang sama dirasakan oleh mereka yang suka sastra/film berat atau bukan. Sehingga daripada memandang yang satu lebih baik daripada yang lain, atau pun sebaliknya, lebih baik kita memandang perbedaan ini sebagai sebuah selera saja. Sangat manusiawi rasanya ketika orang memiliki perbedaan selera. Konsekuensi dari itu pun sangat manusiawi ketika kita menilai selera orang lain itu jelek atau bagus.

Misalnya orang yang suka musik indie daripada musik pop. Anak indie boleh bilang selera musik anak pop begitu-begitu saja. Anak pop juga boleh bilang ini lagu-lagu Indie temanya kadang-kadang gak jelas. Tapi dari sini kita bisa bilang bahwa ini cuman soal perbedaan Selera saja bukan karena Musik Indie lebih tinggi kelasnya dari musik pop. Iya kan? IYA KAN?

Seperti juga saat ditanya ice cream mana yang rasanya paling enak. Semua boleh memilih dan men-jduge. Tim Coklat bakal bilang kalau coklat paling enak tapi tim vanilla tentu saja tidak sepakat dengan ini, tim strawberry mengganggap kedua-duanya seperti sampah. Pertikaian ini saya rasa sah-sah saja karena pada hakikatnya Coklat, Vanilla, Strawberry, dll adalah persoalan rasa mana yang paling enak menurut preference masing-masing saja bukan soal rasa mana yang punya kelas lebih tinggi dibanding yang lain.

Jadi, yang berhasil nyelesaiin atau suka Dunia Shopie, sebaiknya diam saja dan tak perlu berkoar. Selain selera itu tak mudah didebat, orang lain belum tentu mau dengar opinimu. Atau, malah mereka sebenarnya nggak butuh-butuh amat.

BACA JUGA Veteran K-Drama Nggak Usah Ikut-ikutan Ngerasa Lebih Baik dari yang Baru Suka K-Drama Sekarang atau tulisan Faizal Akbar Bochari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 November 2021 oleh

Faizal Akbar Bochari

Faizal Akbar Bochari

Seorang Hotelier yang Bercita-cita Mengajar

ArtikelTerkait

Ribetnya Jadi Warga Sawojajar 2 Malang yang Serba Nanggung terminal mojok

Ribetnya Jadi Warga Sawojajar 2 Malang yang Serba Nanggung

24 Mei 2021
4 Tipe Pemain Mobile Legends Solo Rank yang Bikin Harimu Rusak Berantakan Terminal Mojok.co

4 Tipe Pemain Mobile Legends Solo Rank yang Bikin Harimu Rusak Berantakan

16 Maret 2022
Ketika Orang Aceh Tahlilan di Jakarta

Tipe-tipe Orang yang Hadir dalam Tahlilan

1 Desember 2020
Jurusan Teknik Istimewa di Mata Orang Cikarang, Jurusan Non-Teknik Cuma Nambah Pengangguran

Jurusan Teknik Istimewa di Mata Orang Cikarang, Jurusan Non-Teknik Cuma Nambah Pengangguran

16 Oktober 2023
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan

10 Mei 2020
Stop Salahkan Novel Cringe, Nyatanya yang Bikin Krisis ISBN Adalah Buku Jenis Ini!

Stop Salahkan Novel Cringe, Nyatanya Inilah yang Bikin Krisis ISBN

1 Desember 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.