Miskin Kotanya, Sejahtera Pejabatnya. Saya rasa kalimat tersebut sangat cocok untuk dijadikan tagline Kabupaten Bangkalan Madura. Sebab meskipun masuk kategori sebagai kabupaten miskin, pejabat pemerintah di sini tidak sungkan menghambur-hamburkan anggaran. Layaknya rezeki yang bisa dicari, anggaran di kabupaten ini juga bisa dicari-cari. Yang terpenting ada program, anggaran dicairkan, bisa dapat uang makan, ambil ceperan, berguna nggaknya masalah belakangan. Itu menurut saya.
Saya rasa apa yang saya katakan tidak hanya dipikirkan oleh saya, tapi juga teman-teman saya. Guyonan “Saya Cinta Bangkalan, Tapi Nggak Pejabatnya” sering sekali saya dengar. Hal ini membuktikan bahwa kinerja pemerintah kabupaten ini belum bisa memuaskan warganya. Saya pun tidak menyangkal, memang banyak program pemerintah yang menelan miliaran rupiah, tapi tidak ada dampaknya sama sekali, selain menghabiskan anggaran itu sendiri.
Gedung-gedung tak berfaedah di Bangkalan
Saya heran, kenapa pemerintah Bangkalan lebih memilih membangun gedung-gedung unfaedah daripada fokus memperbaiki gedung SD yang banyak rusak. Gedung-gedung yang dibangun pun menelan banyak anggaran, tapi ketika selesai hanya dibiarkan.
Misalnya gedung IKM Center di pintu masuk Suramadu. Meskipun pembangunannya menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN, tetap saja bangunan ini saya rasa hanya buang-buang anggaran. Sebab, pembangunan yang menelan Rp75 miliar ini masih terlihat sepi, padahal sudah dibuka sejak Agustus tahun lalu. Ketika siang hari lokasi dengan luas 6 hektar ini terlihat panas dan gersang, ketika malam pun terlihat kosong dan angker. Sangat tidak menarik untuk dikunjungi.
Contoh lainnya adalah Pasar Palawija Tanah Merah. Salah satu pasar tradisional terbesar di Bangkalan Madura ini dibangun pada 2019 dengan anggaran Rp25 miliar. Tapi sampai saat ini, gedung megah yang sudah rampung tersebut belum bisa digunakan. Bahkan, kemacetan sebagai alasan pembangunannya juga tidak teratasi. Jalan di Pasar Tanah Merah tetap macet. Bahkan, Sabtu kemarin saya harus mematung selama 1 jam karena macet.
Anggaran sudah dihabiskan, tapi gedungnya nggak terpakai. Apalagi kalau nggak disebut buang-buang?
Agenda duta-dutaan elit, tapi kontribusi sulit
Selain bikin gedung unfaedah, agenda duta-dutaan juga hanya jadi ajang buang-buang anggaran di Bangkalan Madura. Salah satu pemilihan duta yang paling terkenal adalah pemilihan duta wisata. Di Bangkalan Madura disebut dengan Kacong Jebbing Bangkalan. Tapi, agenda tersebut agaknya hanya jadi agenda tahunan untuk menghabiskan anggaran saja. Sebab, kontribusi agenda ini kurang berdampak positif bagi Bangkalan. Ya, hanya adu kecantikan dan kepintaran saja. Buktinya, bertahun-tahun dilaksanakan, Bangkalan Madura yang terkenal hanya buruk-buruknya saja, termasuk pariwisata yang jadi kewajiban mereka.
Baca halaman selanjutnya
Duta Genre Bangkalan? Apa lagi ini?