Indomaret dan Alfamart Sama Saja: Apalagi Dalam “Melibas” Warung di Sekitarnya

4 Tipe Pembeli di Warung Sembako yang Nano-nano terminal mojok.co

4 Tipe Pembeli di Warung Sembako yang Nano-nano terminal mojok.co

Sebelumnya saya ingin menegaskan bahwa penulisan bertemakan antara Indomaret dan Alfamart ini bukan hanya sekadar ikut-ikutan, panjat sosial, apalagi ingin tulisannya menjadi featured di laman Terminal Mojok. Walau saya akui, tulisan saya ini bertolak belakang dengan pendapat di tulisan sebelumnya karena saya lebih suka belanja di Alfamart—boleh lah saya dikatakan sebagai pelanggan Alfamart garis keras.

Sebelumnya, saya juga ingin meminta maaf karena tidak sepakat untuk berkata bahwa Indomaret lebih baik dibanding Alfamart. Soal adanya tempat nongkrong? Di kawasan Bogor dan Jakarta—di sekitar Pasar Minggu—ada beberapa Alfamart yang di terasnya bisa dijadikan tempat nongkrong—sama seperti di Indomaret.

Menurut saya, Alfamart ini dapat dikatakan sebagai alternatif tempat bermain bagi anak-anak karena di beberapa gerainya disediakan mainan anak dengan cara memasukan koin ke dalamnya. Bagi saya yang saat ini sudah memiliki anak, jadi tidak perlu jauh jika ingin segera mengajak bermain bahkan setelah berbelanja sekalipun. ehehe.

Saya juga harus mengakui bahwa saya sempat menjadi pelanggan setia Indomaret—setidaknya sebelum saya menjadi bapak rumah tangga. Begini, sebagai seorang kepala rumah tangga, selain mencari nafkah saya juga dituntut untuk dapat membantu pasangan mengatur pengeluaran agar tidak defisit di tiap bulannya. Beberapa kali saya lihat dan bandingkan, apa yang saya beli dan butuhkan, seringkali di Alfamart jauh lebih murah bisa sekitar 1000-2000 rupiah. Mungkin nominal itu dirasa kecil atau sedikit namun jika terus berulang tentu akan menguras saldo.

Dari kejadian itu, akhirnya saya bisa merasakan apa yang dirasakan oleh kebanyakan ibu rumah tangga—biar pun harga beda 500 rupiah akan sangat berarti bagi kelangsungan isi dompet. Bukannya pelit atau hitungan, lebih kepada menghargai uang juga pendapatan.

Setelah semua kejadian itu, saya memutuskan untuk menjadi pelanggan Alfamart—ke mana pun saya pergi mampirnya di Alfamart—dengan kartu Ponta yang selalu saya bawa agar tidak melewatkan poin saat berbelanja. Terlebih, poin bisa juga digunakan untuk membayar apa yang dibeli dengan menyesuaikan harga.

Sampai di sini, sebagai mantan pelanggan setia Indomaret saya ingin mengucapkan terima kasih atas segala kehangatan dalam tiap sapaannya yang akan selalu saya ingat, “selamat datang di Indomaret, selamat berbelanja”—hayoo, untuk yang membaca tidak perlu sampai menirukan nadanya.

Selain daripada itu—membanding-bandingkan antara Indomaret dan Alfamart—bagi saya ada hal yang lebih menarik perhatian saya. Yaitu para pedagang atau warung di sekitar yang secara perlahan terpaksa tutup atau harus berpindah tempat agar bisa bertahan dan tetap berjualan di antara gencarnya persaingan Indomaret dan Alfamart yang selalu berdampingan satu sama lain.

Saya pikir semua orang pasti sadar, di mana ada Indomaret yang baru dibuka, beberapa saat kemudian hampir dipastikan Alfamart akan mengikuti jejak tersebut. Selain warung-warung kecil yang mau tidak mau harus tutup karena semakin sedikit pembeli yang datang—kebanyakan hanya menyisakan sopir angkot atau para juru parkir yang masih jadi pembeli setia—lahan bermain juga secara otomatis akan berkurang karena sudah diganti oleh para minimarket.

Bahkan ada satu warung kecil yang biasa jika saya ingin beli minuman kemasan di dekat rumah terpaksa harus menutup warungnya karena sulit bersaing dengan kedua mini market tersebut yang memang dari segi pelayanan selalu bersaing, juga kelengkapan barang yang tidak perlu diragukan lagi.

Syukurnya, secara perlahan warung yang dicat dengan warna hijau dan biasa dijadikan tempat nongkrong untuk sekadar merokok tersebut perlahan bangkit dan bisa membuka usahanya kembali. Saya juga berharap semoga warung-warung lain yang bernasib sama—tutup—bisa kembali buka untuk dapat bersaing kembali.

Tidak peduli seberapa lengkap atau apa yang dijual—selama baik dan layak juga dibutuhkan oleh banyak orang—para pedagang atau warung kecil tetap layak untuk bersaing demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memperbanyak opsi tempat pembelian dengan harga yang juga bersaing tanpa harus memikirkan pajak atau keuntungan berlebih.

Meskipun pada akhirnya, saya menyadari tiap orang punya pilihan masing-masing. Tidak peduli banyak orang yang sepakat bahwa Indomaret lebih baik atau saya yang beralih dari Indomaret dan memutuskan untuk menjadi pelanggan setia Alfamart. Terpenting adalah tetap mensejahterakan pedagang atau warung kecil dengan cara tetap membeli jualannya agar dapat terus bersaing dalam dunia perniagaan.

Terima kasih, ada yang mau ditambahkan kembali belanjaannya atau isi pulsanya sekalian, Kak?

Exit mobile version