Semua akan berdagang online pada waktunya. Pepatah ekonomi modern yang dicetuskan agen galon air mineral kompleks perumahan saya ini rasanya kok makin relate saja sama kehidupan.
Internet udah jadi tempat nongkrong semua orang. Lembaga analis data digital App Annie merilis laporan bahwa pada kuartal pertama 2021, orang rata-rata menghabiskan 4,2 jam di ponsel berakses internet. Waktu ini bisa melonjak jadi 8 jam sehari bagi pekerja yang melibatkan internet dalam mencari uang. Melihat ini, hati siapa sih yang enggak tergerak untuk buka lapak di sana? Buat para pengusaha penuh waktu ataupun penjual santai berprinsip iseng-iseng berhadiah, wajib rasanya untuk mejeng dagangannya di dunia maya.
Laper? kita langsung pakai internet buat cari inspirasi atau pesan makan. Nongkrong? pakai internet untuk cek tempat tujuan beserta menunya. Band kesukaanmu pasti punya media sosial untuk “berdagang” karyanya. Sayur dan buah yang masih biasa kita beli di pasar saja sudah bisa diantar ke depan pagar. Kayaknya yang enggak ada di internet tuh ya cuma naskah asli Supersemar.
Maka, jadi sebuah keharusan buat para pengusaha untuk paham benar cara menaruh dan menjual barang dagangan secara apik di internet. Bahasa kerennya: digitalisasi usaha. Cara ini juga paling masuk akal, apalagi buat usaha kecil. Lupakan pasang baliho karena pasti kalah bersaing dengan politisi, singkirkan rencana pasang iklan di tiang listrik karena besoknya pasti langsung tertutup selebaran iklan sedot WC dan joki skripsi.
Barangsiapa mampu beradaptasi, niscaya kesejahteraan menanti. Agen galon air mineral yang saya sebut di atas saja kini kaya raya karena dialah yang pertama menawarkan mekanisme pemesanan lewat WhatsApp dan berkenan dibayar pakai uang digital di perumahan kami.
Saya ngomong fafifu digitalisasi usaha begini bukan sekadar anabel (analisis gembel) loh, ya. Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Selliane Ishak sendiri memaparkan data bahwa 60 persen konsumen sedunia kini lebih nyaman belanja menggunakan platform teknologi.
Apalagi, pandemi memaksa tukang belanja untuk membeli barang dari rumah. Survei yang dilakukan The Future of Shopper Report 2021 mencatat 50 persen responden mengaku akan mempertahankan beberapa kebiasaan belanja tanpa bertemu fisik, sementara 30 persen bilang akan permanen mengubah kebiasaan belanjanya jadi sepenuhnya bergantung pada teknologi.
Nah, karena menyelami peran sebagai pedagang online adalah kenyataan yang harus diterima bagi pengusaha modern mana pun, maka pertanyaan terpentingnya adalah: bagaimana agar kita bisa memanfaatkan internet untuk memaksimalkan usaha yang tengah kita rintis sekarang? Apakah kita memang harus endorse bisnis makanan kita untuk di-review para influencer dengan komentar “enak banget, mau meninggal” biar bisa laris manis?
Buat pengusaha yang baru merintis usaha kecilnya dan pengin melakukan digitalisasi, wadah belajar jadi kebutuhan utama. Dan ke mana lagi kita harus belajar kalau bukan kepada para ahlinya? Makanya, kegiatan kayak iFortepreneur 4.0 jadi salah satu solusi yang patut dipertimbangkan.
Karena kalian kelihatan penasaran banget dan nanya-nanya saya terus apa itu iFortepreneur 4.0, saya coba jelaskan dikit.
iFortepreneur 4.0 ini sebenarnya sebuah kompetisi model bisnis buat para pengusaha usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM). Pemenangnya bakalan dapat suntikan dana total Rp180 juta disertai pelatihan dari para praktisi dan pakar yang udah berkecimpung duluan di dunia usaha digital.
Tapi meskipun konsepnya kompetisi, semangatnya ya belajar bareng. Jadi, enggak ada tuh acara saling sikut dan menjatuhkan antar peserta. Sikap ini tercermin dari jargon acaranya: “jangan, jangan iri, jangan iri dengki, jangan, jangan iri. Jangan iri dengki.”
Iya iya, buat yang jargon itu saya ngarang. Jargon yang bener tuh ”Digital Business Plan Competition for UMKM”.
Buat yang takut acara ini adalah semacam kaderisasi antek global untuk menggantikan manusia dengan robot kucing, tenangkan dulu pikiranmu. Enggak semua yang ada di dunia ini hidup untuk menjunjung tinggi ilmu konspirasi. Lembaga yang menyelenggarakan iFortepreneur 4.0 ini perusahaan bernama iForte. Bukan, bukan obat flu, itu mah Neozep Forte. Bukan, bukan yang spageti, itu mah La Fonte. Oke, lebih baik saya hentikan dulu pelesetan ini sebelum semua merek yang tak berkepentingan malah saya sebut.
iForte, atau nama lengkapnya PT iForte Solusi Infotek, adalah penyedia jasa layanan internet. Kalau kamu belum pernah dengar, itu wajar. Soalnya, iForte lebih fokus bekerja sama dengan perusahaan bergedung besar kayak Gedung BCA dan Hotel Hyatt. Jadi kalian udah paham sekarang kan, para satpam BCA yang terkenal ramah bukan main itu bisa baik banget perangainya ya karena mereka enggak pernah frustrasi sama internet kantornya yang lambat. Mindblowing, kan?
iFortepreneur 4.0 dihelat karena sejalan juga dengan visi iForte mendigitalisasikan masyarakat dan memasyarakatkan digitalisasi. Tahun ini, ilmu digitalisasi ingin mereka fokus bagikan kepada para pegiat UMKM. Acara ini juga didukung sama School of Business and Management (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Kemenparekraf/Baparekraf, dan Kementerian Koperasi dan UKM.
Syarat ikut lomba simpel kok.
Pertama, lomba ini ditujukan untuk pemilik UMKM atau pemilik usaha yang berafiliasi dengan UMKM. Kedua, usaha sudah berjalan setidaknya selama tiga bulan. Ketiga, perwakilan UMKM peserta minimal 1 orang dan maksimal 3 orang.
Lihat postingan ini di Instagram
Pemenang akan ditentukan dari orisinalitas dan dampak ide bisnis tersebut kepada masyarakat. Orisinalitas di sini bukan berarti bebas dan sembarangan ya. Kalau idemu adalah berdagang biji kopi dan biji paste, mending kamu mengunci diri dulu di kamar lah. Penjelasan selengkapnya bisa dibaca di Buku Panduan Peserta dengan klik tautan ini.
Kalau tertarik ikut, catat tanggal penting berikut. Dari 16 September sampai 9 Oktober, kamu diberi kesempatan buat daftar administrasi lewat tautan ini. Pada 6 Oktober dan 13 Oktober akan ada workshop alias pelatihan menyusun rencana bisnis (business plan) yang mantap, membuat video profil usaha yang menarik, dan mempelajari pengalaman para praktisi yang udah berkecimpung. Lalu, rencana bisnis kalian akan ditunggu penyelenggara sampai 16 Oktober dan pengumuman hasil kualifikasi pertama pada 23 Oktober.
Lini masa kompetisi secara detail sampai Desember bisa dicek di tautan ini. Tapi saran saya sih, fokus sama tanggal penting yang saya sebut di atas dulu. Ini kesempatanmu menolak ajakan gebetan dinner dengan alasan keren yang Seo Dal-mi banget, “Sori, aku mau bikin business plan dulu.”
Semua jenis usaha boleh mendaftar, termasuk usaha mendapatkan hatinya. Ya palingan cuma diketawain aja sama pihak penyelenggara.
Artikel ini ditayangkan atas kerja sama Mojok dan iForte