Semakin malam, Hutan Jati Balapulang semakin mencekam
Waktu itu, saya pernah menemani seorang kawan untuk melaksanakan penelitian di salah satu desa di Kabupaten Brebes. Karena jarak antara Purwokerto dengan Brebes yang lumayan jauh, kami putuskan untuk berangkat saat malam hari pasca kegiatan pesantren. Hal ini supaya saat pagi hari teman saya bisa langsung melaksanakan observasi dan wawancara untuk keperluan penelitian. Kami pun berangkat dari Kota Satria pada pukul 23.00.
Saat melintasi Hutan Jati Balapulang, waktu menunjukan pukul 00.30. Setelah melewati SMP N 2 Balapulang ke arah utara, hanya ada beberapa rumah dipinggir jalan. Bahkan, setelah jarak 300 meter, tak ada satu pun pemukiman warga. Warung di pinggir jalan juga tidak ada.
Untungnya waktu itu kami berempat. Kami saling berboncengan menggunakan dua motor matic. Alhasil kami melewati jalur ini dengan saling beriringan. Kondisi jalan yang begitu sepi saat malam hari akan membuat siapa saja yang melintasinya merasa ketakutan. Apalagi lampu penerangan di jalan tersebut memiliki jarak yang lumayan jauh antara satu lampu dengan lainnya.
Siap adu mekanik lawan bus
Ada dua cara mengatasi ketakutan saat melintasi jalur Hutan Jati Balapulang di malam hari. Pertama dengan memacu kendaraan dengan maksimal agar lekas melewati area hutan. Atau cara yang kedua dengan mengekor di belakang mobil untuk teman berkendara.
Namun, bagi saya lebih efektif cara yang kedua. Cara pertama terlalu berbahaya bagi pengendara roda dua. Memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi di area ini berpotensi membahayakan pengendara. Kok bisa? Karena pengendara bisa oleng bahkan terpelanting tatkala berpapasan dengan bus besar dengan kecepatan tinggi. Belum lagi jika bertemu dengan sopir bus arogan yang hobi memotong jalur lawan untuk menyalip. Siapkan saja tangan kalian untuk mengelus dada dan banyak beristighfar saja, Guys.
Jalur Hutan Jati Balapulang memang merepotkan pengendara yang melewatinya. Namun, dari situlah pengendara bisa melatih mental mereka saat melewati jalur hutan satu ini.
Tapi jangan sering-sering sih, ngapain juga melatih mental dengan melawan maut.
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 12 Kosakata Bahasa Tegal yang Biasa Digunakan dalam Percakapan Sehari-hari