Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

HRD: Paling Disayang dan Dibenci Karyawan di Waktu Bersamaan

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
14 Februari 2022
A A
HRD: Bisa Paling Disayang dan Dibenci Karyawan di Waktu Bersamaan Terminal mojok.co

HRD: Bisa Paling Disayang dan Dibenci Karyawan di Waktu Bersamaan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Barangkali kita semua sepakat bahwa bekerja di bidang apa pun, pasti punya tingkat kesulitan, target, dan konsekuensi masing-masing. Bekerja di ruang lingkup HRD, jadi salah satu contoh nyata di antaranya. Jika kalian berpikir bahwa bekerja di ruang lingkup HRD itu nyaman dan bisa petantang-petenteng, saya bisa mem-validasi bahwa hal tersebut sangatlah keliru.

Ada beberapa faktor yang menyertai. Pertama, HRD dan beberapa divisi terkait, menjadi representasi perusahaan. Cerminan perusahaan. Maka, gerak-gerik kalian akan selalu disorot. Oleh manajemen di perusahaan, oleh rekanan bisnis, para kandidat yang mengikuti proses interview, termasuk karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.

Kedua, sejatinya, HRD adalah jembatan antara perusahaan dan karyawan. Maka, sudah sebaiknya membagi pemikiran antara hal yang penting dan baik bagi perusahaan sekaligus kebaikan bagi para karyawan itu sendiri. Khusus untuk poin kedua ini, sayangnya, nggak selalu berjalan mulus sesuai harapan dan teori yang ada.

Ada kalanya, sebagian karyawan berpikir bahwa peraturan yang dibuat oleh HRD dan jajarannya terlalu menguntungkan perusahaan. Padahal, hal tersebut sudah melalui pertimbangan yang cukup matang antara pekembangan bisnis perusahaan, benefit bagi para karyawan, dan rencana jangka panjang yang akan diwujudkan di waktu mendatang.

Sebagian karyawan ada yang memahami, sebagian lainnya tidak. Dan yang menjadi sasaran utama sering kali adalah para HRD yang bertugas. Padahal, keputusan yang dibuat oleh para HRD tidak ujug-ujug dibuat sendiri. Sekali lagi, ini sudah melalui diskusi yang matang dengan manajemen, melalui persetujuan atasan, dan ada perhitungan lain yang terkadang hanya bisa didiskusikan oleh pihak internal saja—semacam dapur perusahaan.

Semakin lama bekerja di ruang lingkup ini, saya makin terbiasa dengan realitas bahwa HRD bisa menjadi kesayangan karyawan. Namun, di waktu yang bersamaan, juga dibenci oleh sebagian karyawan lainnya. Meski yang mereka benci sebenarnya adalah peraturannya, tapi tetap saja HRD yang terkena imbasnya.

Sebetulnya, nggak apa-apa juga, sih. Manusiawi. Pasalnya, peraturan yang dibuat, terkadang, memang tidak untuk menyenangkan semua karyawan di perusahaan.

Agar hal ini tidak bias profesi, saya sempat berdialog langsung dengan banyak karyawan atau rekan kerja. Bagi mereka, indikator HRD yang menyenangkan sebetulnya sederhana saja.

Baca Juga:

5 Hal yang Mungkin Terjadi Andai Saya Jadi Karyawan MR DIY

4 “Dosa” Indomaret dan Alfamart yang Bikin Kesal Pelanggan

Pertama, fair dalam memperlakukan karyawan dan nggak tebang pilih, sesuai dengan aturan perusahaan. Kedua, nggak perlu galak untuk diingat atau mendapatkan perhatian. Ketiga, nggak ada gap dengan karyawan. Okelah, harus tetap profesional, tapi jaraknya jangan dirasa kejauhan banget, gitu. Keempat, kalau lagi dibutuhin dan dihubungi, jangan sok sibuk atau nggak respons WhatsApp. Sebab, menurut pengakuan mereka, sebagai karyawan, nggak akan sampai iseng juga menghubungi HRD kalau memang nggak genting-genting amat. Jika karyawan sudah menghubungi pihak HRD, hampir selalu ada hal mengenai pekerjaan yang pengin disampaikan atau ditanyakan.

Sebaliknya, mereka yang menyebalkan sekaligus berpotensi nggak disukai karyawan, kebalikan dari keempat poin tersebut. Mereka yang terlalu cuek dengan karyawan, nggak ramah, dan jika ada masalah bukannya ditelusuri dan melihat dari berbagai sisi, malah judging.

Beberapa poin yang sudah disebutkan oleh rekan kerja tersebut, menjadi relfeksi bagi saya untuk bisa lebih profesional lagi dalam bekerja. Barangkali, hal ini juga bisa menjadi masukan yang sangat berharga bagi banyak HRD di luar sana.

Ya, gimana ya. Kayaknya image HRD yang galak dan terlalu menjaga jarak dengan para (calon) karyawan sudah mulai usang. Setidaknya, ini mengupayakan pembenahan agar bisa menyesuaikan keadaan terkini. Bukan berarti malah menjadi HRD yang lembek dan mudah terpengaruh. Ada batas yang saya pikir cukup jelas antara bias dan profesionalitas.

Maksud saya, apa nggak capek bekerja di ruang lingkup HRD dan selalu dianggap galak, menjaga jarak dengan karyawan, dan (pada titik yang paling ekstrim) malah dibenci oleh karyawan sendiri?

Siapa tahu, hal ini juga bisa menjadi insight, bekal, dan diaplikasikan di waktu mendatang oleh kalian yang pengin banget berkarier di ruang lingkup HRD. Bahwa menjadi HRD, harus siap menjadi kesayangan dan di waktu bersamaan juga punya potensi tidak disukai oleh sebagian karyawan.

Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Februari 2022 oleh

Tags: HRDKaryawanprofesi
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

7 Pengalaman Konyol Fresh Graduate yang Pertama Kali Bekerja di Perusahaan terminal mojok

Fresh Graduate Minta Gaji Kelewat Tinggi Harusnya Dikasih Pengertian, Bukan Dijadiin Konten!

25 September 2021
Kualifikasi Seorang Social Media Specialist: Nggak Semudah Update Konten Terminal Mojok.co

Kualifikasi Seorang Social Media Specialist: Nggak Semudah Update Konten

16 Maret 2022
Akui Saja Belanja di Minimarket Memang Menjengkelkan karena Harus Bertemu Karyawan yang Cuek dan Lelet

Akui Saja Belanja di Minimarket Memang Menjengkelkan karena Harus Bertemu Karyawan yang Cuek dan Lelet

24 November 2023
4 Alasan Seseorang Menanyakan Pekerjaan Orang Lain Saat Ngumpul

Golongan yang Nggak Mungkin Work Life Balance. Kerja, Kerja, Kerja, Tipes!

11 Maret 2021
linkedin mirip facebook postingan aneh mojok

LinkedIn Lama-lama kok Malah Jadi Mirip Facebook, ya?

26 September 2020
Quiet Quitting: Seni Bekerja Seperlunya dengan Istilah yang Lebih Ribet Aja

Quiet Quitting: Seni Bekerja Seperlunya dengan Istilah yang Lebih Ribet Aja

3 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Ilustrasi Banjir Malang Naik 500% di 2025 Bukti Busuknya Pemerintah (Unsplash)

Kejadian Banjir Malang Naik 500% di 2025, Bukti Pemerintah Memang Nggak Becus Bekerja

6 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.