Iya, saya nggak bercanda. Semua orang membenci NMAX dan Honda PCX, sampai mereka menjajal motor tersebut.
Saya dulunya mencibir motor skutik (katanya) premium macam Yamaha NMAX, Honda PCX, dan Honda ADV. Apalagi XMAX, yang gedenya nggak ngotak, makin-makin saya cibir. Wajar, dulu saya pengguna Honda BeAT, motor mungil yang buat saya sudah cukup banget. Bagi saya ya, motor matic itu ya kayak BeAT dan Vario. Udah, ukurannya cukup. Ngapain gede-gede, kek lingkar perut pejabat korup.
Tapi tiba waktu di mana saya diberi tawaran untuk dibelikan motor. Mau tak mau, saya memilih PCX. Alasan saya sederhana: saat itu, 2019, motor matic yang keyless (seingat saya) baru Honda PCX. Sebagai penyintas motor dimaling dua kali, jelas saya mengincar keyless, yang jelas lebih aman.
Saat itu pun saya ragu. Beneran nih saya beli matic gede, yang saya cibir terus-terusan di jalan?
Ketika tiba waktu saya berganti motor, saya langsung gunakan Honda PCX untuk perjalanan jarak jauh, Wonogiri-Jogja. Barulah saya merasa tertampar. Anjing, motor bisa seenak ini gimana ceritanya. Pegal yang selalu menghinggapi di tengkuk leher dan punggung saat perjalanan jauh tak terasa saat pakai motor ini.
Kebencian pada NMAX dan Honda PCX
Saya tahu, kebencian orang pada motor besar macam Yamaha NMAX dan Honda PCX itu gara-gara penggunanya yang nggak bisa dimungkiri, polahe akeh sing koyo tai. Masalahnya, kelakuan tersebut nggak eksklusif milik pengendara NMAX dan PCX saja. Sebab kalau mau adil, pengguna BeAT dan Vario yang polahe koyo asu ya banyak di jalanan.
Padahal kalau mau menjajal barang sebentar, motor ini menawarkan banyak hal yang menyenangkan. Tarikan yang jelas lebih garang (karena CC yang besar), kenyamanan berkendara yang jauh di atas matic yang lain, serta desain ciamik jadi senjata utama kenapa matic besar ini dipinang banyak orang.
Satu contoh sederhana aja deh. Kalau perjalanan jauh, kalian bisa selonjoran dan mengganti posisi riding kalian ke posisi yang lebih rileks. Ini nggak akan bisa kalian dapat kalau pake motor macam BeAT, karena motor tersebut seolah mengunci posisi riding kalian.
Bagi kalian yang sehari-hari melakukan perjalanan jauh, antarkabupaten misalnya, sumpah, kalian coba dulu pakai matic besar macam Yamaha NMAX dan Honda PCX ini. Oke, banyak pengendara kedua motor ini yang koyo asu, tapi lupakan itu, rasakan sensasi kenyamanannya saja. Percayalah, punggung dan leher kalian akan berterima kasih.
Dicoba dulu, siapa tau cinta
Ada yang bilang bahwa motor besar ini nggak cocok buat perjalanan dalam kota. Saya agak campur-campur perkara ini, sebab saya nggak merasakan kesulitan saat pakai motor ini. Nggak pernah merasa susah lah pakai motor ini. Tapi memang saya akui, motor ini nggak cocok untuk daerah yang isinya memaksa kalian untuk stop and go.
Motor ini baru terasa kenikmatannya kalau kalian dapat trek agak panjang dan bisa betot gas lebih dalam. Jadi ya, entah ini nilai minus atau plus, saya nggak tahu.
Tapi yang jelas saya mau sampaikan adalah, jangan kelewat dalam membenci NMAX dan Honda PCX. Jangan. Bisa jadi kalian malah kayak saya, awalnya sekeras itu mencibir, tapi jadi jatuh cinta sedalam-dalamnya gara-gara pakai motor ini.
Cuma ya, motor ini lumayan besar dan ground clearance-nya lumayan buat yang badannya nggak tinggi. Saran saya sih jauh-jauh dari motor ini. tapi kalau tinggi badan kalian 170-an, nggak akan ada masalah sama motor ini. Kalau 160 keknya bisa sih, nggak tau juga sih, coba aja.
Pesan saya, kalau benci sama sesuatu, sediakan ruang untuk ragu. Bisa jadi malah Tuhan kasih jalan untuk berubah, kayak saya, diberi Tuhan motor yang saya awalnya benci. Maka dari itulah, belakangan saya selalu memaki Honda Civic Turbo. Mobil anjing memang.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Review Honda PCX 150 setelah 5 Tahun: Motor Biadab!