PT Astra Honda Motor pada 19 Agustus lalu meluncurkan Honda CT125 dengan banderol Rp75 juta—OTR Jakarta. Harga yang cukup fantastis buat saya. Motor ini merupakan CBU dari Thailand. Sekilas Honda CT125 mengingatkan saya pada motor lawas yang akrab disebut Honda Trail 90. Sebuah motor bebek seperti C70 dengan knalpot bergaya scrambler. Singkatan dari CT itu sendiri adalah cub trail.
Ternyata benar adanya, Honda CT125 memang sebuah motor reinkarnasi dari motor lawas itu ke jaman modern ini. Sama seperti pendahulunya, Honda C125. Motor tersebut mempunyai konsep motor bebek trekking yang akan menemani pengendaranya berpetualang menikmati alam. Misalnya buat memancing ke Muara Gembong di Bekasi, kemping, pergi ke sawah menikmati hamparan padi yang menguning, dan sebangsanya.
Tapi alih-alih membayangkan motor ini enak buat trekking apalagi buat nge-trail, saya malah berpikir kalau motor ini tuh lebih enak buat ngurir. Sebagai mantan kurir sparepart di sebuah bengkel mobil, keberadaan sosok seperti Honda CT125 sangat saya idam-idamkan kala itu. Pasalnya barang bawaan saya selalu melebihi dimensi jok belakang.
Sebagai motor operasional kurir di bengkel, saya dikasih Honda Revo. Tapi sayangnya saya nggak berani mengangkut sebuah head silinder Toyota Avanza di jok belakang Revo itu. Beruntung waktu itu di bengkel ada juga Yamaha Mio, jadi sebuah head silinder Avanza itu bisa saya angkut ke bengkel bubut dengan aman.
Tepatnya saya taruh di bordes (injekan kaki) Mio. Coba kalau head silinder Avanza itu ditaruh di atas jok belakang Honda Revo atau Yamaha Mio. Meski dialasi karung goni atau kardus, tetap saja ada risiko merobek kulit jok motor lantaran bobotnya yang berat dan tajam di setiap sisinya.
Terkadang, saat menjadi kurir kala itu, saya juga musti ambil barang di distributor. Distributornya sih ada yang di Bekasi juga. Tapi nggak jarang saya musti ambil di Jakarta. Misalnya kayak ke Atrium Senen atau Pasar Mobil Kemayoran.
Dan gilanya, saya bisa membawa pulang 4 buah shockbreaker mobil dengan ukuran kardus yang udah pasti gede-gede. Cara membawanya saya susun dan ikat di jok belakang. Tantangannya ketika hujan datang. Di beberapa titik jalan—Jakarta—masih rawan banjir. Haduhhh, kalau udah begini mesti putar balik cari rute lain.
Apa sih yang bikin Honda CT125 ini enak buat ngurir dan angkut-angkut barang?
Large rear carrier
Large Rear Carrier atau rak belakang adalah fitur yang paling menonjol di motor ini. Motor ini memang tipikal motor jomblo a.k.a single seater. Jadi, bagian jok belakangnya dialihfungsikan menjadi sebuah rak belakang yang besar dan kuat.
Hal ini sangat memungkin seorang kurir membawa barang dengan praktis. Tanpa khawatir jok belakangnya rusak atau sobek jika muatannya berbahan metal. Atau mau ditambahin karung goni seperti kurir ekspedisi di bagian kanan-kiri juga masih mumpuni, kok.
Sebab sisi kanan dan kiri motor ini sangat simpel. Ya gimana nggak simpel, cuma rangka doang, kok. Udah gitu knalpotnya terdapat pelindung dan bentuknya naik ke atas. Dengan begini seorang kurir nggak perlu khawatir muatan karung goninya kepanasan karena kena knalpot layaknya motor pada umumnya.
Desain bodi
Melihat stang kemudi motor ini yang tinggi layaknya motor touring, kesan nyaman buat berkendara sangat terasa. Yakin deh, secara ergonomi motor ini akan sangat nyaman buat dipakai jarak jauh. Joknya pun lebar dan tinggi joknya 800 mm.
Memang secara desain keseluruhan, motor ini dilahirkan untuk beraktifitas di medan trekking. Siapa pun yang melihatnya, kesan pertama yang akan ditangkap adalah motor garuk tanah. Meskipun ya, motor ini juga bisa berlari di aspal yang mulus.
Dengan postur tubuh; panjang 1.960 mm, lebar 805 mm, tinggi 1.085 mm, dan posisi knalpot ala-ala motor trail yang naik ke atas, motor ini sangat memungkinkan untuk menerabas jalanan di kota-kota yang langganan banjir. Kalau begini nggak ada alasan lagi buat keterlambatan antar barang dari seorang kurir. Mau jalannya rusak, hayuk. Jalanan banjir, ya trabas. Pokoknya gasss terusss~
Kaki-kaki
Untuk urusan kaki-kaki, Honda CT125 ini dipersenjatai dua buah ban bertipe dual purpose. Bentuknya seperti ban garuk tanah tapi bisa dipakai di jalan raya. Ukuran ban depan yakni 80/90-17M/C 44P dan ban belakangnya 80/90M/C 50P.
Sistem pengereman depan dan belakang sudah mengaplikasikan disc brake. Dan canggihnya lagi sudah dilengkapi teknologi ABS (Antilock Brake System) 1 channel. Ya tentu saja dong, fitur ini wajib ada, harga 75 juta gitu loh. Badaiii!!!
Dengan begitu selain bisa trabas jalan yang rusak atau banjir, seorang kurir yang menungganginya bisa lebih pede ketika motor ini berlari di aspal yang mulus dengan kecepatan di atas 60 KM/jam untuk mengejar waktu tatkala si penerima paket juga sedang menanti-nantinya.
Tangki bensin
Sebagai bekal perjalanan seorang kurir yang sepanjang hari selalu fokus di jalanan, maka Honda CT125 dibekali kapasitas tangki bensin yang besar: 5,3 liter. Dengan begitu seorang kurir yang menunggangi motor ini nggak perlu lagi sering-sering menengok indikator bensin dan mencari pom bensin terdekat.
Tenang saja, toh motor Honda bisa melegenda sebab keiritannya. Jadi si kurir nggak perlu terlalu sering untuk antri di pom bensin yang antriannya sering kali mengular. Membuang-buang waktu aja
Dengan kapasitas sebesar itu sangat mumpuni untuk perjalanan jauh atau keliling-liling kota untuk mengantar paket dari alamat satu ke alamat lainnya. Fokus saja berkendara, agar nggak nyasar ke alamat tujuan. Gasss~
Kapasitas mesin
Honda CT125 mempunyai mesin bertipe SOHC 4 stroke dan sistem suplai bahan bakarnya, tentu, sudah menggunakan teknologi PGM-FI. Kapasitas mesinnya 125 cc. Angka segitu dihasilkan berkat jeroan mesin dengan diameter piston 52,4 mm dan langkah piston 57,9 mm. Torsi maksimumnya adalah 11 Nm/4,500 RPM dan daya maksimumnya 6,5 KW/7,000 RPM.
Saya rasa spesifikasi segitu udah cukup banget kalau motor ini dipakai buat mengangkut barang-barang yang akan dibawa oleh kurir. Apalagi kurir sparepart kayak saya kala itu. Tenaganya juga pasti josss. Saya yakin kalau waktu itu saya bawa head silinder Avanza sekaligus dua buah, Honda CT125 akan sangat saya andalkan dan banggakan. Taruh saja di rak belakang motor. Ikat yang kencang. Set, set, set. Berangkat~
Selain itu semua masih ada fitur-fitur pendukung lainnya yang nggak kalah keren. Misalnya speedometer dengan bentuknya yang bulat ini senada sekali dengan gayanya yang retro. Kesan modern nan canggih didapat dari tampilan panel spidometer yang sudah digital. Aksen bolong-bolong pada pelindung knalpot dan di leher knalpot juga nampak keren. Detail sekali.
Swing arm yang sekilas berbentuk kotak membulat, shock breaker depan teleskopik yang dibalut karet pelindung debu, head lamp yang berbntuk bulat dengan sistem LED, kaca spion bulat layaknya motor retro, dan beberapa sentuhan detail lainnya seperti engine guard bikin motor ini keren banget. Honda benar-benar rapih dan sangat detail menyuguhkan Honda CT125 ini kepada konsumennya.
Namun sayangnya, perkara harga motor ini sangat telampau jauh dari penghasilan para kurir yang rata-rata bergaji UMR. Pada umumnya, kurir ekpedisi paketan, kurir toko, dan profesi kurir lainnya ada yang menggunakan motor milik pribadi. Otomatis kalau mau memiliki motor ini, ya kudu ambil kredit. Tapi kok ya kesannya nekat banget. Harga 75 juta kalau dicicil satu juta per bulan, kapan lunasnya?
Mungkin kurir bengkel, kurir restoran, atau kurir lainnya yang difasilitasi kendaraan operasional oleh perusahaannya, bisa lah ada harapan dikasih motor operasional Honda CT125. Tapi itu juga udah bagai pungguk yang merindukan bulan. Karena pada umumnya perusahaan tetap akan lebih memilih Honda Revo. Tentu saja penyebabnya adalah harga.
Sungguh saya sebagai mantan kurir sampai sekarang masih mendambakan motor seperti Honda CT125. Kalau harganya udah kayak Honda Vario, saya pasti berani ambil kredit. Yang pasti ni motor sangat mendukung buat keseharian saya antar-antar paket dari toko buku online yang saya dan istri sedang kelola ini.
Karena perkara harga yang terlampau tinggi dan kelasnya premium, Honda CT125 ini malah jadi sangat segmented. Cocoknya memang dipakai buat insan yang mempunyai hobi trekking.
Kalau kamu punya hobi nge-trail, jelas motor ini kurang layak. Sebaiknya kamu beli Honda CRF aja deh yang harganya cuma 30 jutaan. Atau kalau kamu memang hobi motor lawas yang direinkarnasi kayak gini, ya pastinya wajib kamu angkut. Hitung-hitung nambah koleksimu di garasi menemani Honda C125 dan Honda Monkey.
BACA JUGA Bandingin Yamaha All New X-Ride 125 VS Honda BeAT Street, Pilih Mana? dan tulisan Allan Maullana lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.