Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Perjalanan 1232 Kilometer Bersama Honda Beat, Motor Terbaik untuk Mengais Rezeki

Intan Ekapratiwi oleh Intan Ekapratiwi
23 Juli 2023
A A
Perjalanan 1232 Kilometer Bersama Honda Beat, Motor Terbaik untuk Mengais Rezeki

Perjalanan 1232 Kilometer Bersama Honda Beat, Motor Terbaik untuk Mengais Rezeki (Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Honda Beat adalah motor terbaik untuk para pencari sesuap nasi dan sebongkah berlian.

Kalau ditotal dalam sebulan, setidaknya saya menempuh sekitar 1232 kilometer perjalanan dari rumah menuju kantor dan sebaliknya. Itu hitungan kasarnya aja, ya. Kalau kalian bertanya hitungan pastinya, saya nggak bisa jawab. Wong saya nggak begitu memperhatikan. Sederhananya dalam sehari, saya menempuh perjalanan sekitar 56 kilometer PP dari rumah saya di Muntilan, Magelang, menuju kantor saya di Ngaglik, Sleman.

Kebetulan saya nggak naik transportasi umum untuk menuju kantor. Sebab, saya merasa transportasi umum di DIY dan Jawa Tengah ini kurang friendly untuk karyawan kantoran macam saya ini. Beda sama waktu saya masih kerja di Jakarta. Dulu, hampir semua moda transportasi pernah saya jajal, mulai dari naik TransJakarta, ojol, angkot, KRL, bus kota, sampai nebeng mobil karyawan lain yang searah. 

Maka untuk menyiasati keperluan mobilisasi sekarang ini, saya memilih naik kendaraan pribadi. Sejak saya pindah ke Muntilan, sudah lebih dari setahun ini saya PP dari rumah ke kantor naik Honda Beat hitam yang diberi nama Gombit. 

Honda Beat, sahabat terbaik untuk mencari rezeki

Konon, Honda Beat adalah lambang kemiskinan. Saya sih setuju-setuju aja sama pendapat tersebut. Lha kalau kaya, sudah pasti saya nggak akan memilih naik Beat. Kalau kaya, tentu saja saya akan naik Hyundai Stargazer yang desainnya futuristik itu, atau bahkan Toyota Rush yang sekarang tampilannya makin ganteng. Namun karena saya miskin, makanya saya naik Honda Beat.

Harus saya akui, sebagai sobat miskin, Beat ini motor yang cukup pengertian. Dia nggak pernah rewel di jalanan meski harus menempuh perjalanan panjang bersama saya tiap hari. Yah, pernah sih sesekali mesinnya mati di jalan. Tapi hal itu nggak sampai membuat saya harus mendorong motor jauh mencari bengkel terdekat.

Selain itu, iritnya itu lho, luar biasa sekali. Memang nggak usah diragukan, Honda Beat adalah simbol kemiskinan yang hakiki. Seolah-olah dia memahami pemiliknya yang hidup pas-pasan. Dengan modal Pertamax Rp60 ribu-Rp70 ribu seminggu, saya sudah bisa mengendarai motor ini lintas provinsi setiap hari. Maka nggak usah heran kalau di luar sana banyak juga yang menjadikan Honda Beat sebagai tunggangan sehari-hari mengais rezeki.

Satu-satunya kekurangan motor ini adalah saya nggak bisa nyetandarin tengah. Yah, ini bukan kekurangan Honda Beat sepenuhnya, sih, saya aja yang nggak kuat. Wqwqwq. Tapi serius deh, kalau motor tiba-tiba mati di jalan terus nggak bisa saya starter, bikin saya panik. Bukan panik karena motornya kenapa-kenapa, tapi saya takut nggak ada yang bisa bantuin engkol motor! Saya pernah nyamperin pak ogah dan tukang parkir yang sedang bertugas dan minta tolong pada mereka untuk membantu nyetandarin tengah si Gombit saat tiba-tiba mati dan nggak bisa distarter.

Baca Juga:

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

Pengendara Motor yang Menyalakan Lampu Hazard dan Kebut-kebutan di Jalan Raya Itu Punya Masalah Apa sih?

Cocok jadi tunggangan ibu-ibu yang sayang anak

Selain jadi sahabat terbaik untuk mengais rezeki sehari-hari, Honda Beat juga patut dinobatkan sebagai motor terbaik untuk ibu-ibu yang sayang anaknya. Ya kayak saya gini. Kebetulan setiap hari, saya bergantian dengan suami mengantarkan dan menjemput anak kami sekolah. 

Kalian tahu kan bodi Honda Beat itu lebih ramping apabila kita bandingkan dengan saudara-saudara matic lainnya dalam keluarga Honda? Nah, kelebihan bodinya yang ramping ini sangat membantu emak-emak kayak saya yang tiap hari kudu rebutan lahan parkir motor di sekolah anak. Maklum, lahan parkir di sekolah anak saya cuma secuil, jadi tiap pagi hari kudu cepet-cepetan tuh datang ke sekolah biar bisa dapat parkiran. 

Untungnya tunggangan saya Honda Beat. Coba kalau saya naik Honda Vario 160 atau Honda PCX, saya nggak bisa sat set cari parkiran. Nggak kebayang kalau saya nggak naik Beat, wah, sudah pasti ribet nyelipin motor di parkiran dan ribet juga mengeluarkan motor dari parkiran.

Motor ini juga nggak terlalu berat kalau saya bandingkan dengan motor matic Honda lainnya. Saya merasa lebih luwes berkendara di jalanan bawa anak naik Honda Beat. Asyik gitu buat diajak bermanuver di jalanan meski anak saya duduk bagian di depan.

Selain itu, enaknya naik motor matic kayak Honda Beat adalah tersedia pijakan kaki yang luas di bagian depan. Cocok buat menaruh kursi duduk anak. Berbeda dengan kursi anak yang dipasang pada bagian depan motor bebek, kursi anak yang dipasang di motor matic lebih stabil nggak goyang-goyang. Karena pijakan depan motor matic bidangnya datar dan luas.

Intinya, motor ini cocok juga buat jadi motor sehari-hari macan ternak (((mama cantik anter anak))) kayak saya gini lah. No debat!

Masih jadi yang terbaik

Meski sudah berusia hampir 5 tahun, Honda Beat milik saya nggak pernah mengalami masalah yang berarti. Paling cuma minta servis rutin, ganti aki, ganti ban, ganti sabuk CVT, dll. Istilahnya, jajannya nggak banyak. 

Selain itu, perawatan motor ini juga nggak susah-susah amat. Apalagi motor ini termasuk motor sejuta umat, spare part-nya pun mudah didapat. Dan yang lebih penting lagi kalau saya bawa ke bengkel, para montir nggak ada yang sinis sama motor ini apalagi sampai misuh-misuh. Sebab Honda Beat ini gampang-gampang aja dibongkar.

Sampai saat ini saya nggak kepikiran mengganti si Gombit meski usianya sudah hampir 5 tahun. Selain karena motornya memang masih awet betul, duit buat ganti motornya nggak ada. Jadi untuk sekarang, Honda Beat masih jadi sahabat terbaik ibu-ibu yang mengais rezeki sekaligus anter anak ke sekolah kayak saya gini.

Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Review Honda Beat setelah 5 Tahun: Masih Aman, Masih Nyaman.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 23 Juli 2023 oleh

Tags: honda beatMotormotor matic
Intan Ekapratiwi

Intan Ekapratiwi

Redaktur Terminal Mojok yang suka nonton drama Korea.

ArtikelTerkait

5 Motor yang Sebaiknya Dihindari Saat Berkendara di Jalan Raya, Mending Cari Jalan Lain

5 Motor yang Sebaiknya Dihindari Saat Berkendara di Jalan Raya, Jangan Sampai Berpapasan!

7 September 2024
Suzuki Skywave 125: Dulu Dibenci, tapi Sekarang Banyak Dicari

Suzuki Skywave 125: Dulu Dibenci, tapi Sekarang Banyak Dicari

16 Januari 2024
Honda Vario 125 Old, Motor Paling Loyo Sedunia (Firzafp via Wikimedia Commons)

Honda Vario 125 Old, Motor Loyo yang Nggak Ramah Polisi Tidur dan CVT yang Sering Gredek

12 Desember 2023
Rekomendasi 4 Motor yang Cocok buat Pengendara Pemula

Rekomendasi 4 Motor yang Cocok buat Pengendara Pemula

31 Maret 2023
Honda BeAT, Motor Terbaik untuk Menemani Mahasiswa UNNES Menjalani Hidup

Honda BeAT, Motor Terbaik untuk Menemani Mahasiswa UNNES Menjalani Hidup

28 Maret 2025
Umur 30 Tahun Nggak Bisa Naik Motor Nggak Bikin Saya Malu, Menjadi Penumpang Sejati Nggak Seburuk yang Dipikirkan Orang

Umur 30 Tahun Nggak Bisa Naik Motor Nggak Bikin Saya Malu, Menjadi Penumpang Sejati Nggak Seburuk yang Dipikirkan Orang

5 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.