Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Hidup Penerima KIPK Kerap Disangka Enak karena Dapat Bantuan, padahal Hidupnya Terseok-seok dan Berdarah-darah

Amaliyah Hasanah oleh Amaliyah Hasanah
19 Juni 2025
A A
Hidup Penerima KIPK Kerap Disangka Enak karena Dapat Bantuan, padahal Hidupnya Terseok-seok dan Berdarah-darah

Hidup Penerima KIPK Kerap Disangka Enak karena Dapat Bantuan, padahal Hidupnya Terseok-seok dan Berdarah-darah

Share on FacebookShare on Twitter

KIP kuliah merupakan salah satu program pendanaan dari pemerintah untuk menunjang serta mendukung masyarakat kurang mampu untuk meraih cita-citanya. Program ini sangat membantu rakyat kecil berpendidikan tinggi. Tentunya, banyak persyaratan yang harus sesuai untuk menghindari adanya tindakan kecurangan salah sasaran pada penerima KIPK.

Selain termasuk dalam kategori kurang mampu, penerima KIPK juga harus mempunyai nilai akademik yang tinggi. Sehingga, penerima KIPK benar-benar dapat diterima oleh mahasiswa kurang mampu tapi tidak kurang dari nilai akademik juga. Begitulah syaratnya.

Sekilas, KIPK ini bagus. Tapi, ada after effect yang harusnya tidak muncul: asumsi yang tidak seharusnya.

Banyak yang mikir kalau mahasiswa penerima KIPK itu hidupnya enak dan serba terjamin. Katanya, semua udah ditanggung pemerintah, masih ditambah uang saku pula. Padahal, realitanya nggak sesederhana itu. Uang yang diterima ada batasnya, dan sering kali nggak cukup buat nutup semua kebutuhan sehari-hari.

Dana KIPK cair tiap semester, nominalnya pun beda-beda tergantung domisili dan biaya hidup di daerah masing-masing. Tapi meski begitu, bukan berarti semua kebutuhan otomatis terpenuhi. Biaya kos, makan sehari-hari, transport, print tugas, beli buku, pulsa, kuota—semuanya tetap harus dipikirin sendiri.

Yang bikin tambah miris, masih aja ada suara-suara julid yang seolah tahu segalanya. Mahasiswa KIPK nongkrong sebulan sekali dibilang ngabisin uang negara. Sekali makan enak, dicap foya-foya. Pakai baju bagus dikira sosialita dana bantuan.

Lalu, mahasiswa KIPK harus hidup gimana? Nggak boleh nongkrong sama temen? Harus makan nasi garam tiap hari? Harus pakai baju belel biar dianggap “pantas” menerima bantuan?

Mahasiswa KIPK itu juga manusia

Orang-orang tuh lupa, mahasiswa KIPK itu juga manusia, juga mahasiswa. Kita juga punya hak buat menikmati hidup sewajarnya, sama seperti yang lain. Beasiswa KIPK itu sama aja kayak beasiswa lain—sama-sama dari dana negara. Nggak ada larangan buat beli kebutuhan pribadi, selama itu memang digunakan dengan bijak.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Faktanya, mahasiswa KIPK yang benar-benar butuh itu nggak hidup mewah. Mereka justru lebih sering ngatur-ngatur duit supaya cukup sampai pencairan semester depan. Jadi, kalau kamu belum pernah jalan di sepatu mereka, jangan asal nge-judge dari luar.

Anggapan kalau hidup mahasiswa KIPK itu selalu enak, jelas cuma mitos. Mereka bukan cuma “dikasih bantuan lalu bebas leha-leha”. Justru, mereka punya beban akademik yang berat. IPK harus stabil di atas 3, turun dikit aja bisa deg-degan.

Belum lagi soal organisasi. Nggak ada kata “boleh ikut”, tapi “wajib aktif”. Kebayang kan, di tengah padatnya jadwal organisasi dan kuliah, mereka juga dituntut terus berprestasi, seolah itu satu-satunya cara buat menunjukkan rasa terima kasih. Dan kalau semua target itu nggak terpenuhi? Siap-siap, bantuannya bisa dicabut kapan aja.

Bantuan bukan kemewahan, tapi kesempatan

Perlu diingat, KIP bukan fasilitas untuk hidup mewah, tapi jembatan untuk bertahan dan maju.
Bantuan ini hadir sebagai harapan, bukan kemewahan. Mahasiswa penerima KIP tetap harus berjuang keras, bahkan sering kali lebih keras dari yang lain. Mereka memikul beban akademik, sosial, dan finansial secara bersamaan.

Di balik uang saku yang katanya “cukup”, ada strategi bertahan hidup, ada pengorbanan, dan ada usaha yang nggak kelihatan dari luar. Karena bagi mereka, KIP bukan tiket bersantai, tapi kesempatan untuk membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk jadi hebat.

Saya cuma mau bilang, buat kamu yang jadi penerima KIPK, nggak perlu malu dengan kondisi kamu. Semua beasiswa itu sama-sama bentuk dukungan, bukan penanda kelas sosial. Jadi, nggak ada alasan buat kamu merasa lebih rendah atau dibatasi dalam berpenampilan. Kamu punya hak yang sama untuk tampil percaya diri, seperti teman-teman yang lain. Selama kamu bisa tanggung jawab sama nilai akademik dan tetap menjalani semuanya dengan bijak, nggak ada yang perlu kamu khawatirkan.

Kalau asumsi dan tuduhan ini muncul karena ada penerima KIPK yang malah dipakai buat hedon, tentu saja itu bukan urusan kalian. Yang hidupnya menderita tak perlu menjelaskan kenapa ada yang hidupnya mampu tapi tetap dapat beasiswa. Bidik moncong senapan kalian ke sasaran yang seharusnya, bukan malah ikut memberondong peluru ke semua target.

Penulis: Amaliyah Hasanah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Penerima KIP Kuliah Gadungan: Kuliah Susah, tapi Gaya Hidup Mewah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Juni 2025 oleh

Tags: beasiswa KIPKKIPKMahasiswa
Amaliyah Hasanah

Amaliyah Hasanah

ArtikelTerkait

Salah Kaprah Masyarakat Terkait Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang Bikin Mahasiswa Menderita

Salah Kaprah Masyarakat Terkait Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang Bikin Mahasiswa Menderita

16 Februari 2024
4 Ide Bisnis Mahasiswa yang Kelihatan Sepele padahal Cuannya Nggak Bisa Dianggap Remeh

4 Ide Bisnis Mahasiswa yang Kelihatan Sepele padahal Cuannya Nggak Bisa Dianggap Remeh

5 November 2025
jurusan ilmu komunikasi

Kuliah Jurusan Ilmu Komunikasi yang Disangka Belajar Ngomong Doang

18 Maret 2020
Pengalaman Saya Menjadi Joki Skripsi yang Penghasilannya Nggak Main-main terminal mojok.co joki tugas

Kok Bisa Ada Mahasiswa yang Bangga Pakai Jasa Joki Tugas, Sehat, Bos?

5 Februari 2023
Dosa Purwokerto kepada Dunia Literasi (Unsplash) grendeng

Grendeng, Pusat Kemacetan di Purwokerto, Konsekuensi dari Peningkatan Jumlah Mahasiswa Tanpa Antisipasi

23 November 2023
Fresh Graduate Solo Culture Shock Kerja di Jakarta, Cukup Jadi Pengalaman Sekali Seumur Hidup Aja Mojok.co

Fresh Graduate Solo Culture Shock Kerja di Jakarta, Cukup Jadi Pengalaman Sekali Seumur Hidup Aja

30 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.