Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Hidup di Solo Itu Damai, sebab Tak Ada Teror Klakson di Lampu Merah di Solo

Putri Ardila oleh Putri Ardila
15 Mei 2025
A A
5 Kegiatan yang Bisa Dilakukan Jokowi kalau Jadi Pensiunan di Solo Mojok.co kota solo umk solo

5 Kegiatan yang Bisa Dilakukan Jokowi kalau Jadi Pensiunan di Solo (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Di kota lain, hidup bisa sekeras suara klakson. Apalagi kalau kamu berhenti di lampu merah, terus pas hijau nyala kamu belum langsung ngegas. Baru juga kelopak mata refleks ngelirik warna hijau di traffic light, eh dari belakang udah terdengar suara nyaring tajam menusuk jiwa. Tapi tidak begitu halnya dengan Solo.

Kota ini, entah kenapa terasa kayak zona damai untuk orang-orang sensitif macam saya. Di Solo, lampu hijau itu bukan aba-aba buat main sulap kecepatan. Bukan juga peluit tanda perang dunia keempat. Tapi ya cuma lampu hijau. Tanda boleh jalan, cuma itu saja.

Saya pernah bengong di lampu merah, bukan karena lagi ngelamun berat, tapi cuma karena mikir, “Mau makan apa ya nanti sore?”. Dan ketika lampu hijau nyala, saya agak telat ngegas. Deg-degan dong, refleks langsung siap-siap dengerin klakson yang biasanya muncul lebih dulu ketimbang napas saya sendiri. Tapi di Solo, tidak ada. Hening. Sunyi. Damai.

Saya sempet mikir, “Ini beneran kota? Apa surga kecil versi roda dua?”

Tidak ada teror

Padahal kalau di kota asal saya, belum sempat ngerem sempurna aja udah diklakson duluan. Lampu merah rasanya kayak countdown ke neraka. Warga situ kalau nyetir, jempolnya lebih refleks ke klakson ketimbang ke sein.

Saya pernah, beneran pernah lagi bawa motor, lampu hijau nyala, saya salah gigi, motor nggak langsung jalan, terus dari belakang ada yang klakson panjang sambil teriak, “Ndang woii!”

Padahal saya cuma telat satu detik. Satu detik. Bahkan semut jalan dari titik A ke titik B pun kadang butuh lebih lama dari itu.

Makanya waktu saya mulai sering muter-muter di Solo, saya merasakan perbedaan besar yang membuat saya tersentuh. Di Solo, tidak ada teror klakson. Tidak ada tekanan mental di perempatan. Tidak ada yang menganggap hidupmu harus dipertaruhkan demi kecepatan kendaraan.

Baca Juga:

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

Bahkan kadang kamu bisa ngelamun di motor selama dua detik sambil baca nama toko sebelah, terus pas kamu sadar dan mulai jalan, orang belakang malah ikut senyum.

Saya sampai curiga jangan-jangan warga Solo ini diam-diam punya komitmen tidak tertulis: “Dilarang mengklakson jika pengendara depan masih dalam proses menemukan arah hidup.”

Dan jujur aja, itu menyelamatkan. Saya jadi nggak gampang emosi. Nggak gampang mewek. Nggak gampang mikir pengin pindah ke pedalaman hutan gara-gara klakson.

Bahkan teman saya yang dulunya gampang tersulut amarah di jalan, setelah tinggal di Solo selama tiga bulan, sekarang jadi orang paling zen yang pernah saya temui. Dulu dia kalau dibalap motor RX-King langsung ngedumel sampai rumah. Sekarang dibalap mobil box juga cuma bilang, “Wes, mugo-mugo sampe tujuan slamet.”

Di Solo, tiap detikmu berharga

Solo tuh ngajarin kita pelan-pelan. Bukan cuma di jalan, tapi juga dalam hidup. Bahwa kadang kamu telat gerak itu bukan dosa. Kadang kamu masih ragu buat maju itu wajar. Bahwa tidak semua momen butuh respons instan, tidak semua lampu hijau harus ditanggapi dengan tekanan jiwa dan klakson menyayat nurani.

Saya sampai mikir, Solo ini kota yang ngerti. Ngerti banget gimana rasanya hidup yang udah berat jangan ditambahin tekanan dari belakang. Ngerti kalau ada orang yang nyetir bukan karena jago, tapi karena terpaksa. Dan, yang paligerti kalau kadang kita butuh dua detik buat tenangin diri sebelum maju.

Dan itu, sumpah, langka banget. Sebab di tempat lain, satu detik itu bisa jadi bencana. Tapi di Solo, satu detik itu hak kamu. Dua detik, masih boleh. Tiga detik? Asal kamu jalan pelan-pelan sambil senyum, orang belakang tetap sabar.

Kalau kota-kota lain bisa kayak Solo, saya yakin persentase orang stres di jalan bakal turun. Jumlah pengendara yang pengin tiba-tiba banting stir ke jurang bisa berkurang. Dan yang paling penting: perempatan lampu merah nggak lagi jadi tempat penuh teror suara yang bisa bikin mental down lebih cepat dari sinyal Wi-Fi ngedrop.

Maka dari itu, saya dengan tulus mengajak semua orang buat sesekali merasakan hidup di Solo.

Biar ngerti rasanya berkendara tanpa tekanan, biar tahu rasanya dihargai meski kamu belum langsung ngegas, biar sadar bahwa hidup tuh nggak selalu harus secepat klakson.

Sebab di Solo, satu detikmu tetap dihargai. Dan itu, mahal banget.

Penulis: Putri Ardila
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Keunikan Kota Solo yang Nggak Mungkin Ditiru dan Diterapkan Kota Lain karena Bakal Jadi Aneh dan Ambyar

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Mei 2025 oleh

Tags: klakson motorLampu Merahsolo
Putri Ardila

Putri Ardila

Mbak-mbak mata minus (katanya sih) penulis yang sering curhat lewat naskah, karena curhat langsung takut Disebut baperan.

ArtikelTerkait

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Klaten Nggak Melulu Candi Prambanan dan Umbul Ponggok, Ada Desa Kemudo yang Tak Kalah Istimewa! klaten solo jogja

Empat Tahun Mondar-mandir Solo-Jogja, Musuh Terberatku Bukan Macet, tapi Klaten

13 Agustus 2025
Kiat Menghindari Macet di Jogja selain dengan Rebahan Terminal Mojok

Jogja Bukan Lagi tentang Pariwisata dan Budaya tapi Macet dan Pengendara Mobil yang Lelet!

29 Agustus 2023
3 Palang Kereta yang Sebaiknya Dihindari di Solo Terminal Mojok

3 Palang Kereta yang Sebaiknya Dihindari di Solo

2 Januari 2022
3 Kedai Es di Solo yang Sayang untuk Dilewatkan, Wajib Mampir!

3 Kedai Es di Solo yang Sayang untuk Dilewatkan, Wajib Mampir!

6 Juni 2023
solo zona hitam mojok

Status Zona Hitam untuk Solo Justru Berpotensi Dipelintir oleh Penikmat Konspirasi

15 Juli 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.