Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Harta Karun Sungai Brantas, Peninggalan Sukarno yang Masih Misterius

Nurhadi Mubarok oleh Nurhadi Mubarok
1 Agustus 2020
A A
Harta Karun Sungai Brantas MOJOK.CO

Harta Karun Sungai Brantas MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Keberadaan harta karun di Indonesia memang selalu menjadi misteri. Beberapa daerah memiliki cerita soal harta karun peninggalan kerajaan. Beberapa waktu kemarin juga sempat ramai munculnya kerajaan-kerajaan baru yang mengklaim berhak mewarisi harta karun Sukarno.

Bicara harta karun, Sungai Brantas, sungai terpanjang kedua di pulau Jawa, diyakini menyimpan harta karun. Tidak sedikit yang mencoba membuktikan kebenarannya. Misalnya pada 2011, warga Desa Kateban, Kecamatan Baron, Nganjuk, berbondong-bondong datang ke Brantas setelah adanya penemuan emas.

Penemuan emas itu diawali dari seorang paranormal yang mengatakan jika di sungaI tersebut terdapat banyak harta karun peninggalan Majapahit. Warga berbondong-bondong turun ke sungai dan mengambil pasir untuk kemudian disaring. Benar saja, warga menemukan butiran emas di antara pasir. Warga juga menemukan uang logam kuno, cinin, dan kalung emas.

Jika dilihat dari sisi sejarah, tidak mengherankan jika Brantas menyimpan banyak harta karun. Pada zaman kerajaan, Brantas sudah sepert jalan tol. Aliran Brantas menjadi jalur pelayaran, perdagangan, bahkan peperangan.

Zaman dahulu, belum ada bendungan-bendungan besar di Sungai Brantas. Kapal-kapal dari laut bisa masuk ke pedalaman Jawa lewat sungai ini. Oleh sebab itu, sungai besar yang ada di Jawa disebut sebagai bengawan. Bengawan sendiri bermakna jalan.

Brantas menjadi urat nadi perekonomian sejak zaman Kahuripan hingga Majapahit. Sepanjang aliran sungai banyak didirikan pelabuhan yang disebut naditirapradesa, yang dirawat dan dikelola negara. Keberadaan pelabuhan ini disebutkan di dalam prasasti Canggu, era Majapahit. Prasasti tersebut berisi berita anugerah raja kepada naditirapradesa di bengawan Wulayu dan bengawan Sigarada di Sungai Brantas.

Hingga sekarang, banyak nama desa yang bisa menjadi bukti keberadaan pelabuhan ini. Misalnya Desa Bandar Lor, Bandar Kidul, dan Jong Biru di Kediri. Semuanya berada di tepi Brantas. Desa Jong Biru sendiri merujuk kepada nama perahu jong atau jung berwarna biru yang digunakan pasukan Mongol saat menyerang Daha.

Sungai Brantas memang lokasi serangan pasukan Mongol di Jawa. Serangan ini berawal dari Kubilai Khan, penguasa Mongol yang mengirim seorang utusan ke Singasari untuk menagih upeti. Setibanya di Singasari, Kertanegara yang saat itu menjadi raja menolak membayar upeti. Kertanegara juga merusak wajah sang utusan dengan besi panas, memotong telinganya, dan mengusirnya dengan kasar.

Baca Juga:

Jogging Track Sungai Brantas Mojokerto: Fasilitas Olahraga yang Kini Berubah Jadi Sarang Mesum para Pemuda

Pantai Brantas, Tempat Nongkrong Alternatif Warga Kediri yang Nggak Punya Pantai

Kubilai Khan sangat marah. Pada 1292, dia mengirim ekspedisi ke Jawa untuk menghukum Kertanegara. Diperkirakan ada 20.000 sampai 30.000 prajurit yang dikerahkan menggunakan 1.000 kapal serta perbekalan untuk satu tahun.

Sementara itu, Raden wijaya, menantu Kertanegara, baru pulang setelah mengalahkan Sriwijaya terkejut karena Kartanegara sudah tewas. Saat Raden Wijaya masih di Sumatera, Jayakatwang yang merupakan Adipati Kediri, memberontak dan membunuh Kertanegara.

Raden Wijaya datang ke Jayakatwang untuk menyerahkan diri. Jayakatwang mengampuni Raden Wijaya dan memberinya tanah di hutan Tarik.

Raden Wijaya, beserta pasukannya, tiba di hutan Tarik dan membangun sebuah desa bernama Majapahit. Raden Wijaya yang mendengar kedatangan pasukan Mongol, langsung mengirim seorang utusan untuk memberitahu pasukan Mongol bahwa Kertanegara sudah tewas. Ia juga memberitahu bahwa Kertanegara dikudeta oleh Jayakatwang.

Raden Wijaya pun meminta pasukan Mongol untuk menyerang Jayakatwang. Sebagai imbalan, ia berjanji akan tunduk pada kekuasaan Mongol dan memberi 2 orang putri. Singkat cerita, pasukan Mongol yang bersekutu dengan Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang. Mereka lalu berpesta.

Ketika pasukan Mongol lengah, Raden Wijaya menyerang balik. Banyak pasukan Mongol banyak yang tewas. Kapal mereka yang penuh muatan juga banyak yang terbakar dan tenggelam ke Brantas.

Keberadaan harta karun ini juga disinggung Om Hao dari Kisah tanah Jawa. Ia mengatakan jika memang ada harta karun di Brantas antara wilayah ‘’K,J,M’’. Sudah pasti ini wilayah Kediri, Jombang, dan Mojokerto.

BACA JUGA Wow! Motif Sarung Ternyata Bisa Menggambarkan Usia Seseorang dan tulisan Nurhadi Mubarok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Agustus 2020 oleh

Tags: harta karunharta karun sukarnosukarnosungai brantas
Nurhadi Mubarok

Nurhadi Mubarok

melepaskan diri dari belenggu overthinking

ArtikelTerkait

Etika Mencari Rumput Bagi Warga Nganjuk Tepi Sungai Brantas terminal mojok

Etika Mencari Rumput bagi Warga Nganjuk Tepi Sungai Brantas

13 Oktober 2021

Membayangkan kalau Sungai Brantas di Kediri Berubah Jadi Laut

12 September 2021
Sukarno Bilang 'Jangan Lupakan Sejarah' Bukan 'Pelajarilah Sejarah' pelajaran sejarah ditiadakan kemendikbud terminal mojok.co

Sukarno Bilang ‘Jangan Lupakan Sejarah’ Bukan ‘Pelajarilah Sejarah’

21 September 2020
Membuang Ayam Hitam ke Sungai Brantas: Ritual Pernikahan di Kediri yang Dipercaya Bisa Menolak Bala

Membuang Ayam Hitam ke Sungai Brantas: Ritual Pernikahan di Kediri yang Dipercaya Bisa Menolak Bala

3 Agustus 2023
Jogging Track Sungai Brantas Mojokerto Sarang Mesum Pemuda (Unsplash)

Jogging Track Sungai Brantas Mojokerto: Fasilitas Olahraga yang Kini Berubah Jadi Sarang Mesum para Pemuda

22 Maret 2024
Sungai Brantas di Kediri Sudah Nggak Nyaman Lagi Gara-gara 3 Hal Ini

Nongkrong Sore di Sungai Brantas Kediri Sudah Nggak Nyaman Lagi Gara-gara Ini

26 Juli 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.