Sudahlah, tak ada alasan sama sekali untuk membela Israel sekarang.
Setahun lalu, orang-orang masih bisa berdebat apakah yang dilakukan Israel pada palestina masih bisa diterima. Sekarang, saya kira tak bisa lagi dibenarkan. Negara biadab bin asu tersebut baiknya memang dihujani makian dan semoga saja, rudal.
Tapi saya masih bisa menemukan sedikit Yahudi pesek yang melontarkan pendapat edgy, seakan-akan mereka paham betul apa itu perang, seakan-akan mereka adalah orang-orang yang tahu betul politik dunia. Sekalipun iya, saya kira tak ada gunanya berbusa-busa melemparkan justifikasi mengingat sudah begitu banyak nyawa tak berdosa harus melayang karena kebiadaban satu negara.
Tulisan ini mungkin akan tak banyak dibaca, dan mungkin akan tak muncul karena banyak platform media sosial yang entah kenapa selalu menutupi konten Israel. Tapi, sebagai manusia, saya wajib menulis ini. Karena, kebiadaban wajib dikutuk dan kemanusiaan wajib diperjuangkan.
Nggak ada pilihan lain?
Beberapa waktu lalu, di kelas menulis yang saya ampu, ada satu pertanyaan yang lumayan memantik perdebatan: bisakah kita mendukung Israel?
Saya dan mentor lain sepakat bahwa kalian bisa-bisa saja mendukung Israel. Toh, pendapat boleh berbeda, stance terhadap isu memang wajar kalau berbeda. Tapi, saya memberi catatan yang penting.
Kalian bisa saja mendukung negara biadab tersebut, tapi, untuk apa?
Untuk apa kalian mendukung kekejaman yang ada? Untuk apa kalian mendukung negara yang jelas-jelas menyalahi banyak aturan yang ada? Apakah kalian memilih suatu pihak tanpa mengedepankan kemanusiaan?
Bagi saya, kemanusiaan adalah hal paling utama. Negara bisa saja berseteru, tapi mengirim rudal yang menghancurkan anak-anak, tentu bukan hal yang benar. Bagi saya, rudal bukanlah jawaban atas perseteruan. Elit yang gelut, rakyat yang kukut.
Saya menekankan berkali-kali, bahwa mendukung sesuatu yang salah itu memanglah pilihan, tapi tindakan yang nggak bisa dibilang tepat. Kau tak bisa berdiri di samping orang-orang yang mengebom negara semudah menjentikkan tangan.
Toh, klaim-klaim Israel nyatanya tai kuda semata. Sekarang, mereka menyerang Lebanon. Perang Dunia III terlihat tak lagi guyonan semata. Dan di sini, kita masih debat di Twitter perkara mana yang keliru, Israel atau Hamas.
Cuk, jancuk, kok yo enek wong-wong koyo koe.
Semoga Israel diserbu 90 miliar kecoa
Saya tentu saja tak bisa meyakinkan apa pun kepada orang tolol. Bagaimanapun, mereka dengan sadar mendukung negara biadab dengan alasan yang tak masuk akal. Siapa yang bisa menyadarkan? Nggak ada.
Tapi, saya ingin kalian, para pembaca untuk bertindak lebih waras. Logika yang sehat, tak akan mendukung tindakan biadab yang ada. Logika yang waras, akan mengutuk Israel, mendoakan negara tersebut diserang 90 miliar kecoa. Nurani yang bersih, akan mengutuk tiap langkah Netanyahu.
Lagian, kok ya ada gitu lho orang kok jadi groupiesnya Netanyahu. Ada gitu orang-orang yang merasa sigma kalau dukung pelaku genosida. Saking ngebetnya terlihat keren, sampai-sampai menggadaikan logika dan kewarasan hanya untuk terlihat edgy.
Semoga kalian, pendukung Israel, diserang wereng berjumlah 20 triliun dan dientup tomcat sampai melepuh.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Pedoman Singkat Memahami Penjajahan Israel untuk Golongan Netral dan Pemuja Zionis Goblok Sok Edgy
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.