Harga Starbucks Membuktikan Upah di Indonesia Tidak Hanya Rendah, tapi Rata dengan Tanah

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak (Pixabay.com)

Beberapa waktu lalu saya melihat peta harga minuman Starbucks di seluruh dunia di Twitter seperti berikut:

Warna dalam peta tersebut menunjukkan seberapa mahal harga Starbucks dalam satu negara. Hijau gelap artinya murah dan coklat gelap artinya mahal. Dengan melihat peta di atas, kita tahu kalau harga segelas kopi Starbucks di Amerika relatif murah. Hitungan matematika sederhananya seperti ini:

Gaji rata-rata orang Amerika per bulan adalah Rp45 juta, harga minuman Starbucks di Amerika adalah Rp50ribuan/3.26 dollar. Maka, (50.000/45.000.000)x100% = 0.1%. Artinya, harga minuman Starbucks bagi orang Amerika hanya 0.1 persen dari total keseluruhan pendapatan satu bulan, alias murah.

Dengan logika yang sama, mari kita hitung dan bandingkan harga minuman Starbucks dengan rata-rata pendapatan orang Indonesia. Kita gunakan standar 0.1 persen dari total pendapatan per bulan artinya murah, sementara jika di atas 0.1 persen berarti mahal.

Surabaya

Kita mulai dari Kota Pahlawan yaitu Surabaya. Kota yang saya cintai ini upah minimum kota/UMKnya adalah Rp4.5 juta. Sementara harga minuman Starbucks di Surabaya rata-rata adalah Rp50 ribu. Maka, perhitungannya adalah (50.000/4.500.000) x 100% = 1.1%. Hanya untuk minum segelas kopi di Starbucks, sobat UMK Surabaya harus merelakan lebih dari satu persen dari total gajinya dalam sebulan, alias mahal.

Jika standar murah adalah 0.1 persen dari total pendapatan per bulan, idealnya secangkir kopi Starbucks di Surabaya adalah (0.1/100) x Rp4.500.000 = Rp4.500.

Harga satu minuman Starbucks di Amerika akan sama murahnya dengan rata-rata pendapatan orang Surabaya jika dibandrol Rp4500 saja. Jadi, bagi orang Surabaya yang gajinya ngepas UMK, minum secangkir kopi di Starbucks atau kopi kekinian lainnya yang harganya di atas Rp5 ribu akan mahal dan pemborosan untuk standar Amerika Serikat.

Starbucks, bagi orang Amerika (kira-kira) sama nilainya (perkara harga, bukan rasa) dengan kopi sasetan warung pinggir jalan bagi orang Surabaya. Sekalipun kita memiliki Starbucks card, Line, dan debit BCA yang memberikan diskon hingga 20-50 persen dari harga normal. Secangkir kopi separuh harga (Rp25 ribu) tetaplah mahal jika gaji bulanan kita UMK Surabaya.

Harga Starbucks di Jakarta

Jakarta adalah simbol kemajuan dan kemapanan. Upah minimum provinsi/UMP Jakarta pun termasuk tinggi di Indonesia yaitu sebesar Rp4.9 juta per bulannya. Mari kita hitung bersama apakah UMP Jakarta cukup layak untuk digunakan membeli kopi di Starbucks yang harga per cup-nya adalah Rp50 ribu. Hitungan matematikanya adalah (50.000/4.900.000)x100% = 1 %. Artinya, harga minuman Starbucks setara satu persen UMP Jakarta.

Sekali lagi, jika standar murah kopi Starbucks adalah 0.1 persen dari total pendapatan per bulan, idealnya harga Starbucks di Jakarta adalah (0.1/100) x 4.900.000 = Rp4900. Kalau gaji kita UMP Jakarta, tempat ngopi yang sesuai kantong adalah Starling (Starbucks Keliling) yang secangkirnya tak sampai Rp6000.

Jogjakarta

UMP Jogja tahun 2023 adalah Rp1.981 juta, kita bulatkan saja menjadi Rp2 juta per bulan biar mudah menghitungnya. Dengan harga Starbucks yang sama yaitu Rp50 ribu. Maka hitungannya adalah (50.000/2.000.000)x100% = 2.5%. Harga satu gelas kopi setara dengan 2.5 persen total pendapatan orang Jogja per bulan, alias mahal banget.

Gaji Rp2 juta per bulan artinya dalam sehari hanya mendapatkan upah Rp66 ribu. Jika harga satu gelas sebesar Rp50 ribu, bisa dibilang segelas kopi Starbucks setara dengan gaji pekerja Jogja dalam satu hari. Kalau standar murah adalah 0.1 persen dari total pendapatan per bulan, harga ideal minuman Starbucks di Jogja adalah (0.1/100)x2.000.000 = Rp2000 saja.

Dengan logika yang sama, harga makanan Rp20 ribu di Jogja sebenarnya sudah masuk kategori mahal banget. Sebab, Rp20ribu setara dengan 1 persen pendapatan satu bulan. Jika kita makan sehari tiga kali selama sebulan, maka (1.800.000/2.000.000) x100% = 90%. Artinya, kalau sobat UMP Jogja makan Rp60ribu per hari maka gajinya satu bulan langsung ludes hanya untuk makan. Sangat mengenaskan, bukan? Gitu kok masih ada yang bilang upah Jogja sudah layak. Blas ra masok!

Baca halaman selanjutnya

Upah tak lagi rendah, tapi rata dengan tanah…

Upah tak lagi rendah, tapi rata dengan tanah

Saya kira tiga daerah di atas sudah cukup untuk menyimpulkan jika harga minuman di Starbucks sangat mahal sekali bagi rata-rata pendapatan orang Indonesia yang masuk kelas menengah ke bawah. Jika kita menggunakan acuan murah pada negara maju (0.1 persen), nggak hanya kopi Starbucks yang harganya kemahalan untuk standar UMK dan UMP Indonesia, semua kopi kekinian termasuk brand lokal seperti Fore, Kopi Kenangan, Janji Jiwa, hingga Excelso dan Tanamera harganya termasuk mahal. Satu-satunya yang murah dan masuk akal bagi sobat UMR Indonesia adalah kopi tubruk di warkop atau kopi sasetan di warmindo yang harganya berkisar Rp5 ribuan.

Dari hitung-hitungan sederhana ini kita tahu jika upah pekerja di Indonesia sangat murah dan jauh dari kata sejahtera. Kalau kita melihat secara keseluruhan dari 38 Provinsi, upah yang menyentuh angka Rp4.5 juta ke atas tidak sampai setengah. Rata-rata upah minimum Jawa Timur saja hanya Rp2 juta. Hal tersebut juga berlaku untuk UMP Jateng, Jogja, dan Jabar yang notabene semuanya adalah provinsi besar yang ada di Pulau Jawa, pulau yang katanya adalah pusat perekonomian Indonesia.

Andai pendapatan kita sesuai UMP (rata-rata Rp2 juta) dan harga makanan per bungkus berkisar Rp2000, masih boleh kita sebut UMP cukup layak. Namun, jika UMP hanya Rp2 juta, tapi rata-rata makanannya adalah Rp10ribuan, upah minimum negara kita tidak hanya murah, tapi ndelosor tanah. Ha piye? Sehari mengeluarkan uang Rp40 ribu saja dengan gaji bulanan hanya Rp2 juta, artinya 60 persen pendapatan sebulan sudah habis untuk makan. Sementara kehidupan kita kan tidak hanya untuk makan, tapi juga membeli sandang, papan dan pangan. Belum lagi kebutuhan rekreasi, ya masak buruh nggak boleh rekreasi.

Siasat tak akan mengaburkan fakta

Oh, tidak, tidak. Menikah tentu bukan solusi, makan sendiri atau bikin kopi sendiri hanyalah siasat bertahan hidup. Itu semua tak bisa mengaburkan fakta: upah kita rendah, rata dengan tanah.

Akhir kata, saya tidak melarang Anda ngopi di Starbucks. Selama ini saya juga ngopi di Starbucks karena saya memiliki Starbucks card, Line, dan KK BCA yang memberi diskon sampai dengan 50 persen (baca: lebih murah dari harga kopi lokal kekinian). Akan tetapi, setelah menulis artikel ini saya akan berpikir 1001 kali untuk ngopi di Starbucks. Jika menggunakan standar negara maju, sebelum gaji kita Rp50 juta per bulan, membeli Caramel Macchiato seharga Rp50 ribu tuh jatohnya hedon, Gaes.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version