Kalau Forbes merilis daftar orang terkaya di dunia, webometrics dengan peringkat 10 universitas terbaik di dunia, maka Abu Yahya Al Bustamy tidak mau kalah. Dalam Facebook miliknya, beliau merilis daftar pekerjaan haram. Jumlahnya tidak main-main, ada 50 pekerjaan. Itu pun dengan embel-embel ‘dan masih ada banyak pekerjaan lainnya’. Wah!
Yang menarik dari daftar pekerjaan haram versi Abu Yahya ini adalah, yang disebutkan beliau diluar nalar kita semua. Anti mainstream, gitu. Lha piye, kalau ‘orang normal’ kayak kita disuruh menyebutkan contoh pekerjaan haram, jawaban kita pasti nggak jauh-jauh dari maling, begal, rampok dan saudara-saudaranya. Kalaupun ada tambahan, oke lah, kita masukkan koruptor sama pengedar narkoba. Intinya di otak kita, yang namanya pekerjaan haram itu ya pekerjaan yang tidak baik. Urusannya selain sama Gusti Allah juga sama polisi.
Ambil contoh, dalam daftar pekerjaan haram versi Abu Yahya, dia menulis pembuat kue ulang tahun sebagai salah satu pekerjaan haram. Halooo…apakah pembuat kue ulang tahun tampak seperti maling yang berjingkat-jingkat di malam hari untuk menyikat apapun yang bisa diembat? Kebanyakan dari mereka justru orang yang ramah dan jauh dari kesan kriminal.
Menurut Abu Yahya bahkan, dari penyanyi, artis, pelawak, fotografer, sampai karyawan pabrik rokok dan guru filsafat, semuanya haram.
Trus, kok bisa disebut sebagai pekerjaan haram? Wah, ini sih mending jangan tanya ke saya. Kalau saya yang jawab kok rasanya nggak kompeten blas. Nanti apapun jawaban yang keluar dari saya malah nggak ada yang percaya! Xixixi…
Balik lagi ke postingan Abu Yahya soal daftar pekerjaan haram. Setelah membaca postingan Abu Yahya ini, mungkin kita punya pikiran yang sama. Lha kalau pekerjaan-pekerjaan itu haram, trus mau kerja apa? Masa iya jadi ustaz atau jualan kurma semua?
Sebetulnya, membaca postingan Abu Yahya itu ngeri-ngeri sedap. Ngerinya barangkali ditelan mentah-mentah oleh mereka-mereka yang sedang semangat-semangatnya belajar agama. Ndilalah sumber belajarnya itu Mbah Google lagi!.
Lha apa berarti google itu salah?
Ya nggak. Google itu pinter kok. Cari apa aja di google ya mesti ada. Tapi namanya juga teknologi, secanggih apapun tetap tidak akan bisa menggantikan peran guru, dosen, ustaz, ulama, mbah Kyai, dll. Kita tetap perlu duduk bareng dan belajar langsung dari mereka-mereka. Biar ilmunya nggak cuma masuk di otak tapi juga di hati. Biar dengan ilmu yang kita miliki kita jadi semakin jadi manusia, bukannya malah jadi robot yang nggak punya hati. Dingin lagi kaku.
Bisa kebayang tidak jika, maaf, mereka yang sumbu pendek ini auto keluar dari pekerjaan yang selama ini digeluti lantaran pekerjaan mereka temasuk dalam pekerjaan yang haram? Ya kalau setelah keluar langsung bisa banting stir kerja yang lain sih nggak masalah. Kalau nganggur? Blas tidak melakukan apapun selain beribadah. Yakin aja gitu bahwa tidak perlu khawatir dengan rejeki karena rejeki sudah ada yang mengatur.
Waini. Lupa kali ya, bahwa Rosulullah saja pernah mengingatkan sahabatnya yaitu Abdullah Amr bin Ash agar tidak berlebih-lebihan dalam beribadah?
Pekerjaan yang Abu Yahya sebut sebagai pekerjaan haram bisa jadi, bisa jadi ini loh ya. Benar-benar haram jika ditilik secara syariat Islam. Tapi karena dirasa lumrah maka kita menganggapnya sebagai sesuatu yang halal. Mohon maaf nih, tapi sudah jamak di masyarakat kalau hal salah itu jika terulang terus-terusan akan jadi suatu kelumrahan. Contohnya, pas kita ke warung. Mau beli air mineral, bilangnya beli Aqua. Pompa air di rumah rusak, bilangnya ‘sanyo’ di rumah rusak. Padahal ‘Aqua’ sama ‘Sanyo’ itu kan merek dagang. Tapi karena sudah jadi suatu kelumrahan ya…gimana lagi? Cukup tau aza.
Saran saya sih, daripada mikir yang aneh-aneh setelah baca postingan daftar pekerjaan haram dari beliau, apalagi sampai nggrundel, “Yang haram aja susah apalagi yang halal!”, mending berusaha berpikir positif. Anggaplah Abu Yahya Al Bustamy ini sedang mengingatkan kita. Kita, sebagai subjek yang diingatkan, mau menerima ya terima o, mau minta pendapat dari para ustaz dulu ya bagus, mau main bureng ya dipersilakan. Wong pada akhirnya kita kelak kita bakal menanggung sendiri-sendiri setiap akibat dari perbuatan kita, kok.
Sumber gambar: Unsplash.com.
BACA JUGA Diteror Debt Collector Pinjol Lebih Ngeri dari Horor Suster Keramas atau artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.