Taxi Driver 2, drama Korea yang beberapa waktu lalu resmi menyelesaikan episode terakhirnya, merajai trending di media sosial. Musim kedua ini masih melanjutkan cerita dari musim pertama, mengenai sebuah organisasi yang menawarkan jasa “balas dendam” kepada mereka yang nggak mendapatkan keadilan di masyarakat.
Formasi pemeran di Taxi Driver 2 masih sama. Ada Kim Do Ki (Lee Je Hoon), Ahn Go Eun (Pyo Ye Jin), Jang Sung Chul (Kim Eui Sung), Park Jin Eon (Bae Yoo Ram), dan Choi Kyung Koo (Jang Hyuk Jin). Setelah menyelesaikan drama dengan total 16 episode ini, kesimpulan saya adalah heran.
Sebenarnya, akting para aktor dan aktris dalam drama ini nggak perlu diragukan lagi. Mereka semua menjiwai peran masing-masing dan terasa sangat hidup. Apalagi Lee Je Hoon sebagai Kim Do Ki, beuh mantep betul. Selain itu, adegan aksi dalam drama ini makin menjadi-jadi dalam konteks makin seru. Plotnya terasa rapi dan penuh kejutan. Jadi, kalau kalian suka drama yang ada plot twist-nya, kalian bisa nonton drama ini.
Sayangnya, saya malah jadi heran sendiri setelah menonton drama ini. Berikut beberapa hal yang bikin saya heran sampai sekarang.
Daftar Isi
Konsep balas dendam yang bergeser
Kita semua tahu bahwa layanan deluxe taxi dari Rainbow Taxi adalah jasa balas dendam. Sekali lagi, balas dendam. Salah satu konsepnya adalah mata dibalas mata. Setelah semua itu, tentu ada harga yang harus dibayarkan klien deluxe taxi. Nah, di sinilah keheranan saya muncul setelah menyelesaikan Taxi Driver 2..
Kasus-kasus yang dibawa klien untuk diselesaikan oleh tim Rainbow Taxi lebih kayak kasus yang sifatnya minta tolong, nggak ada unsur dendam pribadi. Misalnya, kasus anak hilang, dikejar rentenir karena ditipu, diselamatkan dari sekte sesat, dll. Ada sih satu unsur yang dipenuhi semua kasus kalau kita telisik lagi, yaitu ketidakpuasan klien terhadap lembaga berwajib. Tapi kasus-kasus kayak gitu tetap diambil tim Rainbow Taxi. Kim Do Ki, dkk. jadi kayak menolong anak yang kehilangan permen.
Dari beberapa kasus dalam Taxi Driver 2, ada kasus yang terasa lebih hidup unsur balas dendamnya. Di antaranya kasus dikejar rentenir karena ditipu dan kasus balas dendam kepada dokter bedah gadungan.
Modal tim Rainbow Taxi dan klien yang nggak bayar
Oke, kita semua tahu bahwa Pak Jang Sung Chul itu adalah pengusaha sekaligus pemilik yayasan yang sukses. Tapi, blio ini sekaya apa, sih? Dalam menangani satu klien, tim Rainbow Taxi pasti mengeluarkan modal yang nggak sedikit, entah untuk membeli properti atau menciptakan properti. Apalagi kita tahu bahwa Rainbow Taxi adalah perusahaan yang pastinya juga butuh pemasukan dari klien. Tapi, kok sepanjang episode Taxi Driver 2 saya nggak melihat klien membayar sepeser pun, entah pakai uang tunai atau ditransfer.
Saya berusaha memahami, mungkin Pak Jang, dkk. memang niatnya ikhlas membantu para klien yang memakai layanan deluxe taxi dari Rainbow Taxi. Tapi kalau sudah begitu, sebaiknya nggak usah pakai embel-embel jasa balas dendam. Gunakan saja jargon jasa “kerja ikhlas sudah cukup”.
Kehadiran On Ha Joon
Salah satu yang bikin segar di Taxi Driver 2 ini adalah kehadiran villain bernama On Ha Joon (Shin Jae Ha) dan organisasi jahatnya yang dipimpin seorang uskup. Sialnya, kehadiran Ha Joon ini nggak ada bedanya kayak figuran meskipun di semua episode, dia selalu muncul.
Bagian serunya villain ini cuma saat dia bikin tim Rainbow Taxi ketar-ketir, sisanya ya gitu, deh. Bahkan yang menyebalkan, di episode akhir dia mati dengan cara membosankan. Bayangkan, karakter yang mengobrak-abrik drama selama 15 episode, eh mati begitu saja dalam 1 episode.
Sebenarnya masih banyak celah di Taxi Driver 2 yang perlu dipertanyakan. Misalnya, kenapa masa lalu para teknisi taksi nggak pernah dilihatin, kenapa jaksa Ha Na pergi tiba-tiba, kenapa plat taksi nggak pernah ganti, dll. Akan tetapi semua pertanyaan-pertanyaan itu ditutup dengan serunya drama ini. Jadi, meskipun agak mengherankan, drama ini tetap layak untuk ditonton.
Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Taxi Driver: Taksi Unik yang Melayani Balas Dendam Penumpangnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.