Banyak kontributor yang memakai jasa reviewer
Selain itu, ada juga kontributor yang tidak kalah bajingannya. Anda mungkin masih kali pertama mengetahui ini. Jadi, beberapa kontributor Google Maps, itu ada yang menggunakan jasa reviewer. Jasa reviewer ini bisa dibilang sama halnya dengan buzzer capres. Soalnya sama-sama dibayar, sama-sama memberi informasi yang menyesatkan.
Saya tak asal ngomong. Pekan lalu saya menjadi korban dari kontributor semacam itu. Dia tukang reparasi barang elektronik. Di Google Maps, ratingnya itu 4,8. Semua ulasannya pun nyaris sempurna dengan rating rata-rata bintang 4-5 di tiap ulasan.
Sialnya, apa yang ada di Google Maps dengan kenyataan yang ada itu amat jauh berbeda. Barang elektronik saya memang bisa sembuh. Tapi, seminggu kemudian rusak lagi. Apesnya lagi, saat saya menagih garansi yang katanya dua minggu, tukang reparasinya enggan menerima. Katanya, kerusakannya udah berbeda, bahkan lebih parah dari sebelumnya.
Sebenarnya saya sempat husnuzan awalnya. Tapi, setelah barang elektronik itu saya bawa ke saudara yang juga jadi tukang reparasi, saya dibikin kaget. Ternyata, ada beberapa komponen di barang elektronik saya yang udah tidak lagi asli dari mereknya. Dan ketidakaslian komponen itulah yang membuat kerusakan semakin parah.
Anda mungkin akan bertanya: kenapa kok nggak dari awal dibawa ke saudara? Jawabannya adalah karena saudara saya saat itu masih sakit.
Anda mungkin juga bertanya-tanya lagi: Darimana saya tahu kalau si tukang reparasi tadi memakai jasa reviewer?
Nah, kalau itu memang saya belum bisa memastikan. Tapi kalau kemungkinan sih, iya. Karena sehabis kerusakan barang elektronik itu, saya dikasih tahu sama salah satu teman bahwa dirinya sempat menjadi reviewer Google Maps. Ia mengaku bahwa beberapa lokasi yang ratingnya bagus itu memang kadang manipulatif.
Lagi-lagi awalnya saya juga tak percaya. Tapi, setelah teman saya ngasih tahu akun-akun Instagram jasa reviewer dan website freelance untuk reviewer, baru saya yakin kalau buzzer Google Maps memang benar adanya.
Jangan lagi menaruh kepercayaan lebih pada Google Maps
Terlepas apakah si tukang reparasi tadi beneran pakai reviewer Google Maps apa tidak, saya rasa Anda juga tetap harus berhati-hati. Kalau tak percaya, silakan cek sendiri tentang akun-akun reviewer Google Maps dan website untuk freelance-nya. Ada banyak sekali di sana yang terdaftar.
Saya juga bukan berarti melarang Anda untuk tidak menggunakan Google Maps. Percaya dengan Google Maps boleh, tapi jangan berlebihan. Kalau saran saya, jadikan Google Maps sebagai penunjuk jalan saja meski kadang nggateli. Melihat informasi rating dan ulasan di Google Maps juga tak apa. Cuman, jadikan saja informasi itu sebagai jembatan untuk bertanya ke teman yang pernah merasakan kenyataan sebenarnya.
Dan teruntuk kontributor yang pernah melakukan kedua jenis kejahatan tadi, sungguh segeralah untuk bertobat. Google Maps itu udah rusak. Jangan malah kalian tambah-tambahi kerusakannya. Kalau kalian masih tetap melakukannya, terpaksa saya harus berdoa agar kalian kelak masuk ke dalam neraka paling bawah.
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Google Maps Menyesatkan Adalah Fitnah dari Orang-orang yang Nggak Bisa Baca Peta