Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Gelagat Mahasiswa yang Biasanya Bakal Nyalon Jadi Ketua

Ananda Bintang oleh Ananda Bintang
14 Desember 2020
A A
Gelagat Mahasiswa yang Biasanya Bakal Nyalon Jadi Ketua terminal mojok.co

Gelagat Mahasiswa yang Biasanya Bakal Nyalon Jadi Ketua terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap akhir tahun adalah hari-hari penuh intrik dalam sebuah kampus di hampir seluruh Indonesia. Akhir tahun adalah awal mula pergulatan politik kampus yang kelak menjadi gelanggang berperang para politisi kampus untuk saling sikut menunjukkan siapa yang paling pantas menduduki puncak dari “segala kepentingan” di kampus.

Dari mulai kursi ketua himpunan, ketua BEM Fakultas, sampai ketua BEM Universitas diperebutkan sekadar—biasanya sih—untuk penghias halaman CV di LinkedIn belaka atau membuat para orang yang bakalan nge-interview kerja itu terpukau dengan berbagai pengalaman dan kepemimpinan selama berkuliah.

Tentu saja segepok ide dikeluarkan habis-habisan dari tim sukses yang diisi kepala-kepala mahasiswa yang pada akhirnya menjadi bagian dari pusaran kepentingan itu juga. Ya, bisa dibilang memang betul, kampus adalah miniatur negara termasuk bagaimana para politisi bekerja di dalamnya.

Pencalonan ketua-ketua kepentingan ini konon sih alibinya buat menjadi ajang pembelajaran mereka untuk mengetahui cara-cara menjadi “pemimpin” di kemudian hari. Meski begitu, kenyataan yang saya lihat, ya pemimpin yang dimaksudkan emang sering ngarahnya ke “pemimpin” dalam arti politis, sih. Contoh sederhananya, lihat aja gimana banyaknya para mantan ketua BEM yang tiba-tiba berkaus partai politik setelah lulus.

Emang nggak salah, itu kan pilihan orang. Namun, dengan banyaknya fakta seperti itu, bisa disimpulkan bahwa politik kampus yang terjadi di Indonesia, pasti ada aja kepentingan partai politik di dalamnya yang “menggerakkan”. Mau bagaimanapun alibinya, masih ingat dengan kabem yang ditunggangi partai padi dan kapas, kan?

Dalam politik, khususnya politik kampus, untuk meraih kemenangan berbagai cara pastinya dilakukan. Hal ini untuk membuat para pemilihnya jadi bersimpati sehingga memilih salah satu paslon. Sebagai seorang yang juga kadang tertarik melihat bagaimana manuver politisi kampus berpolitik, saya selalu menemukan gelagat-gelagat yang dilakukan oleh orang-orang yang mau nyalon jadi pemangku kebijakan tertinggi itu. Uniknya, gelagat yang mereka tampilkan hampir sama semua. Berikut gelagat-gelagat yang saya amati.

#1 Berusaha untuk selalu ikut kepanitiaan dan kalau bisa ikut semua organisasi

Gelagat pertama yang biasanya dilakukan para calon politisi kampus ketika mereka masih maba adalah mengikuti berbagai macam organisasi dan kepanitiaan. Partisipasi mereka pun biasanya sangat dominan dan paling aktif.

Meskipun begitu, hal ini harus dilihat juga bagaimana lingkungan kampus terlebih dahulu. Setahu saya, setiap kampus pasti punya karakteristik organisasi yang berbeda, ada yang punya organ ekstra kuat, ada yang organ ekstranya justru dianggap tabu, dan lain sebagainya.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Di kampus saya, kebetulan organ ekstranya nggak kuat-kuat amat, jadi jarang banget yang pakai organ ekstra buat jadi kendaraan politik. Meskipun tiap fakultas sebenernya ada aja yang pake organ ekstra ini.

Lantaran kampus saya yang kaya gini, gelagat-gelagat para calon politisi ini banyaknya lebih memilih untuk ikutan organisasi internal kampus kayak BEM, UKM, dan lain sebagainya. Namun, nggak memutus kemungkinan juga, orang-orang yang ikutan organisasi, sebenernya “ditunggangi” sama pihak-pihak lain.

Selain organisasi, ikutan kepanitiaan dan menjadi ketua dari suatu kepanitiaan juga nggak kalah pentingnya untuk naikin pamor dan nama seseorang. Fakultas saya misalnya, menjadi ketua ospek adalah keniscayaan untuk bisa melangkah menjadi ketua atau wakil ketua BEM fakultas.

Sehingga, pasti banyak dari para calon politisi kampus yang punya gelagat untuk menjadi kepala kepanitiaan tertentu, agar bisa mempermudah jalan kepentingan mereka sendiri. Hal ini juga dilakukan untuk mencari “bibit-bibit unggul” yang nantinya bakalan dijadiin timses mereka di kemudian hari.

#2 Punya akun LinkedIn

Kepopuleran Instagram sebagai media kampanye sekaligus pamer produktivitas memang tidak dapat dimungkiri lagi. Meski demikian, muncul media lain yang akhir-akhir ini semakin banyak diminati para mahasiswa haus jabatan, yaitu LinkedIn.

Selain untuk persiapan kerja dan memukau HRD, media ini juga tidak lain menjadi media ajang pamer pencapaian dan jabatan. Nah, kalau isinya udah kaya gini, otomatis orang-orang yang punya akun LinkedIn biasanya orang-orang yang emang punya jabatan banyak atau capaian yang banyak buat dijadiin konten di LinkedIn. Yaiyalah, mau posting apalagi coba di LinkedIn?

Jadi kalau ada temenmu yang tiba-tiba mengunduh LinkedIn dan bahkan menaruh akun LinkedIn itu di Instagram, bisa jadi temenmu itu bakalan nyalon.

#3 Menggunakan diksi njelimet

Bisa dibilang gelagat ini adalah hal yang paling lumrah dan tiba-tiba terjadi. Orang-orang yang awalnya kita kenal nggak pernah pakai diksi yang melangit, setelah bertemu lagi sekian lama tiba-tiba pakai diksi yang bahkan sebenernya dia sendiri nggak ngerti. Hmmm, jangan-jangan orang itu bakalan nyalon.

Pasalnya, cara bicara seseorang dan penggunaan diksinya adalah penentu seseorang agar dipercayai orang lain. Soal bener atau salah, mah, belakangan. Orang pasti bakalan lebih menaruh simpati dan kepercayaan kepada orang-orang yang memang memperhatikan bagaimana dia berbicara. Sehingga jangan kaget, kalau pada akhirnya banyak yang kecewa sama calon politisi yang cuman jago ngomong doang.

Meskipun begitu, ada beberapa diksi yang bisa dibilang sering banget dipakai dan menurut saya udah basi, tapi bisa menandakan bahwa orang ini bakalan nyalon. Misalnya, diksi membersamai, mewadahi, berkolaborasi, kontribusi, dan diksi-diksi “kekeluargaan” lainnya.

#4 Pura-pura kaget bisa nyalonin

Gelagat ini bisa dibilang gelagat yang bakalan muncul ketika mereka-mereka ini udah nyalonin. Hal ini menurut saya sih bertujuan untuk menandakan bahwa pencalonan mereka hanyalah untuk kepentingan mahasiswa, bukan dirinya sendiri. Cara ini biasanya ampuh buat meluluhkan orang-orang yang lemah hatinya dan emang kurang mengerti manuver seseorang untuk meraih hati agar memilih dirinya. Biasanya gelagat ini ditampilkan dengan kata-kata “karena kebutuhan mahasiswa, saya akhirnya mencalonkan” atau “sebenernya saya nggak mau nyalonin, tapi karena saya peduli”, dan bualan-bualan lainnya.

Begitulah gelagat-gelagat orang yang mau nyalon ketua di segala lini organ internal kampus yang biasanya dilakukan. Jadi, jangan kaget lagi kalau ada temen kita yang punya gelagat di atas. Bisa jadi mereka ini memang mau mencicipi kue kepentingan selagi masih jadi mahasiswa. Pasalnya, ya, bisa jadi setelah menjadi mahasiswa, mereka-mereka ini kemungkinan besar bakalan jadi politisi juga. Meskipun begitu, ada juga orang yang diem-diem, tanpa ada pergerakan, eh, tiba-tiba mukanya muncul di balik bilik suara.

BACA JUGA 5 Stereotip Mahasiswa STAN terhadap Mahasiswa ITB dan tulisan Ananda Bintang lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Desember 2020 oleh

Tags: ketuaMahasiswaorganisasi
Ananda Bintang

Ananda Bintang

ArtikelTerkait

7 Toko Online untuk Belanja OOTD Jelang Kuliah Luring Terminal Mojok

7 Toko Online untuk Belanja OOTD Jelang Kuliah Luring

11 Juni 2022
7 Rekomendasi Media yang Memuat Tulisan Opini Mahasiswa Mojok.co

7 Rekomendasi Media yang Memuat Tulisan Opini Mahasiswa

8 Januari 2024
7 Tabiat Penjaga Kos yang Bikin Penghuninya Betah Tinggal Mojok.co

7 Tabiat Penjaga Kos yang Bikin Penghuninya Betah Tinggal

21 November 2025
reformasidokorupsi polisi gembosi lemahkan mahasiswa pelajar video pengakuan kantor polisi polda metro jaya demonstrasi aksi mojok

Polisi Libatkan Orang Tua untuk Gembosi Gerakan Mahasiswa/Pelajar #ReformasiDikorupsi

28 April 2020
divisi danus

Divisi Danus Memang Harus Pelit

20 Agustus 2019
Detail Kecil tentang KKN yang Luput di Film KKN di Desa Penari Terminal Mojok

Detail Kecil tentang KKN yang Luput dalam Film KKN di Desa Penari

25 Mei 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.