Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Gaya Gombalan Khas Muda-Mudi Bantul Berdasarkan Tempatnya

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
23 Maret 2020
A A
Gaya Gombalan Khas Muda-Mudi Bantul Berdasarkan Tempatnya
Share on FacebookShare on Twitter

Saya hampir ngikik saat ayah saya bilang Bantul adalah tempat yang mengajarkan blio romantis pada bunda. Tapi ngikik-nya kemudian saya urungkan karena kumis ayah saya kadung mengisyaratkan kesungguhannya. Nggak ada maksud bercanda-bercandanya sama sekali. Ribuan pertanyaan saya pendam sejak berumur tujuh tahun ketika pindah dari Bandung menuju Bantul. Dan jawaban tersebut baru saya temukan akhir-akhir ini.

Yang ada di otak saya, Bantul itu hanyalah Persiba dan stadionnya yang pernah menjadi stadion nomor satu di Indonesia. Selain itu, ya sekadar candaannya yang memplesetkan kata Bantul, menjadi mBantul. Entah maksudnya apa, yang jelas ketika mereka bicara kata yang ada huruf ‘B’-nya di depan, ada sisipin m yang sangat khas. Misalkan becak menjadi mbecak. Atau kata slang khas mbantulan itu adalah kata ngelawak yang sering dirubah menjadi mbadut.

Bukan hanya sampai sana, kisah romantika saya dengan Bantul juga adalah orang-orangnya yang sungguh baik, terlampau baik. Selipan cerita-cerita teman saya yang berasal dari Bantul kadung membuat saya jatuh hati. Dari mereka, saya mencoba merumuskan tipe-tipe gombalan yang mBantulan sekali. Mungkin tidak seelok kata-kata Pidi Baiq dengan Bandung-nya, tapi apa yang coba saya kemukakan ini juga tidak kalah eloknya.

Secara garis besar, tipe pacaran pemuda-pemudi di Bantul ini dibedakan berdasarkan tempat. Hah? Gimana? Begini, katanya, di Bantul, adalah tempat yang cocok untuk pacaran modelan maritim dan agraris. Jangan kemekelen dulu, karena bagian ini masih jauh dari punchline. Kita bedah satu persatu dengan contohnya agar terlihat valid.

Pertama, pacaran gaya maritim yang biasanya menghasilkan gombalan berbau lautan. Begini, pacaran maritim itu tempat pacaran yang tersedia sepanjang garis batas Bantul dan Pantai Selatan. Misalkan saat plesiran ke Pantai Goa Cemara di daerah Sanden. Sambil menikmati jalan lebar, angin sepoi khas pesisir sambil gojek-gojek manja, biasanya si cowok nyelipin gombalan seperti ini, “Cinta mas sama kamu itu seperti motoran dari Banguntapan ke Pantai Goa Cemara, Dek. Nggak ada capeknya!”

Atau gombalan yang bernuansa lautan yang diseseli oleh kata-kata slang berupa akhiran -ik. Misalkan ambil saja pokok bahasannya adalah Pantai Selatan. Begini, “Iyoik, Dek!” artinya, “Iya juga ya, Dek!”

Dan si cewek akan menjawab, “Iyoik opo to, Mas?” sambil benerin helmnya yang hoyag-hayig kebawa angin.

“Nek arahe ke Pantai Selatan ki ya sejatine bawa kloso, termos, baki, dan makanan ya, Dek,” katanya tapi sambil cekikikan nahan tawa karena membayangkan wajah pacarnya ketika mendapatkan rayuan. Pacarnya cuma angguk-angguk, nyadar kalau bakal dirayu. Lalu si cowok melanjutkan, “Nek bawanya berkas-berkas dan kepastian ya arahe bukan ke Pantai Selatan. Tapi ke KUA Banguntapan.”

Terus si cowok dikeplak oleh si cewek sambil ketawa-ketiwi menembus dimensi waktu yang membentang di Jalan Bantul.

Ketika sampai pantai, si ceweknya ini gantian nggodani pacarnya yang sedang berjalan ditegak-tegakin biar kelihatan gagah. Kemudian si cewek berkata, “Mas kamu lama-lama kayak nyiur, ya.”

Si cowok sambil menjap-menjep berharap dipuji. Dengan suara diberat-beratkan ia nimpali, “Lha kenapa, Dek, kok kayak nyiur?”

“Iya, kayak nyiur di pantai, alias melambai-lambai.”

Kedua, adalah pacaran gaya agraris khas anak Bantul yang tidak kalah berfaedah. Misalkan ketika asyik sepedaan membelah sawah, bisa sambil ngomongin ketahanan pangan. “Jangan kan ketahanan pangan negara, nanti nek mas udah lulus SD, mas jamin ketahanan pangan juga akan berlangsung di rumah tangga kita.”

Atau bisa keceh di kali sambil haha hihi dan dengan baju couple mereka yang bertuliskan “pilot” dan “co-pilot” ngomongin panen Lik Darmo yang makin berkurang karena hama wereng. Dengan angin yang menderu pelan, si cewek berkata, “Mas, cukup sawah Lik Darmo saja yang kena hama, kamu jangan.”

Sambil ambil kepik di pinggiran kali, si cowok nimpali, “Lha mas ki kena hama opo to, Dek?”

“Mas jangan hama-hama bales SMS dari adek.” DUAR!

Ketiga, saya tambahan sedikit, yakni mereka yang memilih pacaran di depan toserba. Tempat ini biasanya ada yang jual makanan seperti singkong goreng atau boba ala-ala. Kenapa tidak di mini market? Hal ini dikarenakan pemberlakuan zona bebas toko modern di Bantul. Hanya di dekat ringroad masih ada mini market, katanya batas maksimal adalah seribu meter di luar Ring Road.

Mereka yang pacaran di depan toserba ini biasanya adalah mereka yang visioner. Dengan melihat para pasutri yang sudah memiliki anak atau yang masih pengantin baru, mereka pun melepaskan ucapan penuh cinta. Kata-kata gombalan mereka pun kesannya amat template, yakni di awali dengan “besok…” yang kesannya halu banget. Seperti ini contohnya, “Besok, kalau kita sudah nikah, mas mau punya anak dua kayak pasangan suami istri itu,” sambil nunjuk-nunjuk.

“Iya, sesuai anjuran negara. Terus, kasih nama siapa, Mas?” kata si cewek memancing.

“Hmm…” sambil pura-pura mikir padahal dari rumah udah nyiapin. “Maunya kayak nama toserba ini aja. Biar jadi saksi cinta kita yang unch. Namanya Jaya Purnama Bantul.”

Keempat, biasanya gaya pacaran satu ini ditemui di tempat futsalan atau pertandingan tarkam. Pacaran gaya mereka ini sama sekali nggak ada toxic-toxic nya sama sekali seperti Dilan-Milea. Pacaran gaya mereka adalah sebuah ikatan yang saling mendukung satu sama lain. Maksud terselubung mereka untuk saling dukung adalah agar hadiah uang lomba futsal atau tarkam bisa ditabung dan digunakan buat melanjutkan ke jenjang lebih serius.

Ini serius, karena beberapa teman saya sudah menikah karena ketabahan dalam hal menabung dari uang hasil ikut kompetisi tarkam. Gaya pacaran ini gombalannya bukan dari kata-kata, melainkan dari selebrasi sehabis mencetak angka. Misalnya, setelah mencetak angka dan si cowok lari menuju tribun sambil membuka jersinya dan terdapat kaos putih bertuliskan, “Satu gol lagi, ku nikahi kau, Marni” atau, “Pat gulipat kita umumkan keseriusanku kepada Marni.”

BACA JUGA Gaya Unik Pacaran Pemuda Pemudi Desa Agraris yang Bikin Meringis atau tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Maret 2020 oleh

Tags: Bantulgaya pacarangombalan
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Bantul akan Baik-baik Saja Tidak Punya Mal Selama Ada Tempat-tempat Ini Mojok.co

Bantul akan Baik-baik Saja Tidak Punya Mal Selama Ada Tempat-tempat Ini

1 Desember 2024
Membayangkan Sewon Bantul Tanpa ISI Jogja, Cuma Jadi Daerah Antah-berantah Mojok.co

Membayangkan Sewon Bantul Tanpa ISI Jogja, Cuma Jadi Daerah Antah-berantah

19 Mei 2025
Pyramid Cafe, Klub Malam di Bantul yang Runtuh Melawan RX King dan Jathilan

Pyramid Cafe, Klub Malam di Bantul yang Runtuh Melawan RX King dan Jathilan

14 Januari 2024
4 Jalan Berbahaya di Bantul yang Nggak Disadari Banyak Pengendara

4 Jalan Berbahaya di Bantul yang Nggak Disadari Banyak Pengendara

25 Juni 2024
3 Rekomendasi Tempat Makan Ingkung Istimewa di Bantul

3 Rekomendasi Tempat Makan Ingkung Istimewa di Bantul

20 Oktober 2023
10 Dialek khas Gunungkidul, dari Klomoh, Jabang Bazik, hingga Kemecer Terminal Mojok.co

Gunungkidul, Daerah Penuh Kejadian Aneh yang Bikin Keanehan Bantul Terlihat Normal

11 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menengok Seberapa Besar Gaji Orang Pelayaran kok Bisa Arogan dan Kemaki Gitu Mojok.co

Menengok Seberapa Besar Gaji Orang Pelayaran kok Bisa Arogan dan Kemaki Gitu

9 Juli 2025
IPK Realistis atau Bare Minimum bagi Kalian Mahasiswa Baru di Semester Pertama, Biar Bisa Jadi Pondasi untuk Semester Selanjutnya

IPK Realistis atau Bare Minimum bagi Kalian Mahasiswa Baru di Semester Pertama, Biar Bisa Jadi Pondasi untuk Semester Selanjutnya

6 Juli 2025
Derita Mahasiswa ITS, Harus Berkali-kali Menjelaskan Kampusnya Bukan Institut Teknologi Surabaya! Mojok.co

Derita Mahasiswa ITS, Harus Berkali-kali Menjelaskan Kampusnya Bukan “Institut Teknologi Surabaya”!

8 Juli 2025
Bandara YIA Megah, Kulon Progo Melarat, Aerotropolis Hanya Janji Manis Belaka

Bandara YIA Megah, Kulon Progo Melarat, Aerotropolis Hanya Janji Manis Belaka

11 Juli 2025
Jangan Mudah Terbujuk Program Bimbel karena Nggak Menjamin Masuk Sekolah Impian dan Bisa Burnout Mojok.co

Jangan Mudah Terbujuk Program Bimbel karena Nggak Menjamin Masuk Sekolah Impian dan Bisa Burnout

6 Juli 2025
Derita Bisnis Es Teh Jumbo yang Terancam Gulung Tikar (Unsplash)

Derita Pedagang Es Teh Jumbo yang Jualannya Terancam, Sudah Pasang Harga Murah Masih Kedatangan Pesaing Berat

11 Juli 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=ek8g_0FrLQM

DARI MOJOK

  • Begini Penderitaan Saya Tertipu Polisi Gadungan Jelang KKN: Baru Mau Berangkat Dijadikan Tersangka Pencucian Uang dan Ikut “Sidang PPATK” via Aplikasi Zoom
  • Dosa Besar Pedagang Soto Adalah Merusak Kesegaran Kuah Demi Mempertebal Margin Keuntungan 
  • Iseng Jadi Pengamen Liar di Jogja: Sehari Dapat Cuan Menggiurkan, Tolong Saya saat Luntang-lantung karena Puluhan Kali Gagal Kerja
  • Warga Desa Sebenarnya Kasihan dengan Mahasiswa KKN: Duit Tipis, Hidup Susah, tapi Dituntut untuk “Mengentaskan Kemiskinan”
  • Tiga Tahun Jadi “Calo” Tiket Konser demi Bayar UKT di UNY, Modal Orang Dalam dan Sasar Penonton Kepepet
  • Repotnya KKN sama Mahasiswa Kupu-kupu Tak Paham Organisasi: Bingung Mau Ngapain, Jadi Nggak Guna hingga “Diusir” Warga

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.