All in bansos!
Kita blak-blakan aja, kenaikan harga beras ini sumbernya satu: stok yang langka. Kenapa stok langka? Katanya karena perubahan iklim. Iya, itu benar, tapi, selain itu masih ada satu hal yang jadi penyebab kenaikan harga beras: jor-joran bansos.
Oke, Bulog sudah menolak asumsi itu. Tapi ya, dilansir dari BBC, bansos juga penyebab harga beras gila-gilaan. Nah, efek bansos yang kerap dikaitkan dengan pemilu, efeknya begitu besar. Mungkin angkringan yang “merampok” saya tadi sore juga kena efeknya.
Saya setuju, perubahan iklim yang nggak menguntungkan ini valid. Tapi untuk negara agraris kekurangan beras, atau berasnya mahal, menurut saya jelas nggak masuk akal. Masak sih negara agraris bisa kekurangan bahan yang mereka hasilkan sendiri? Aneh lah.
Masalah ini, dari dulu kok nggak ada kelar-kelarnya. Mana jadinya impor lagi. Apa ya, kesannya kayak nggak diusahain gimana gitu lho. Saya nggak nuduh ya, tapi kan asumsi liar bakal muncul kalau keadaannya kayak gini. Mana sawah terus-terusan diubah jadi perumahan. Ya mau stok beras lancar kek mana dah.
Jadi ya, nggak berlebihan kalau saya berasumsi kenaikan harga angkringan itu salah negara. Negara bikin kita nggak bisa lagi merasa aman di angkringan, tempat yang harusnya jadi safe space buat manusia kere. Tak lagi jadi tempat romantis yang murah abis. Dan ini, jujur saja, bisa bikin populasi jomblo meningkat.
Nggak ding, bercanda. Jomblo itu skill issue doang.
Makan tuh all in!
Saya sedikit menyesal telah mengutuk angkringan tempat saya makan tadi. Negara, punya andil terhadap kenaikan harga yang nggak terkendali ini. Jika tidak segera bergerak, saya yakin, kita tak akan lagi punya rekomendasi kuliner murah. Sebab ya, negara nggak segera bergerak untuk mengatasi masalah dasar, yaitu kelangkaan beras.
Ya mau tak mau, kita juga harus bergegas meninggalkan ketergantungan kita pada nasi. Mau tak mau ya, warga harus cari solusi sendiri, kayak biasanya. Bisa dimulai dengan cari alternatif nasi. Dan, terpaksa berdikari, seperti kemarin hari.
Makan tuh all in, bahahaha. MAMAM.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Angkringan Memang Murah, tapi Bukan Pilihan Terbaik Buat yang Makannya Banyak Kayak Saya