Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Gantungan Kunci dan Stiker Adalah Oleh-oleh Paling Mbois dari Pendakian Gunung pada Masanya

Fadlir Nyarmi Rahman oleh Fadlir Nyarmi Rahman
21 Januari 2021
A A
Gantungan Kunci dan Stiker Adalah Oleh-oleh Paling Mbois dari Pendakian Gunung pada Masanya Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Saat pendakian gunung mulai jadi tren akibat film 5 Cm, Instagram belum seramai sekarang. Foto-foto di gunung pun tidak mendapat tempat yang layak untuk dipamerkan, sebab hanya ada BBM dan Facebook, Path pun masih cukup asing.

Maka, alat yang lebih ampuh digunakan sebagai pembuktian atau upaya pamer bahwa seseorang pernah mendaki gunung adalah stiker dan gantungan kunci. Ya, stiker dan gantungan kunci yang bertuliskan nama gunung dan terkadang ditambah gambaran sederhana jalur pendakian gunung itu.

Pernah juga saya temui stiker yang berisi kutipan tentang glorifikasi pada kegiatan mendaki dengan desain yang cukup mashok sehingga menambah daya tarik bagi insan muda cringe seperti saya. Meski remeh, kedua suvenir kecil itu dulu sungguh bergengsi sebagai oleh-oleh yang bisa dipamerkan.

Seperti stiker misalnya, kita bisa menempelkannya di kendaraan yang sehari-hari kita gunakan. Dengan begitu, kita berharap orang-orang akan melihat tempelan bergambar dan bertuliskan suatu gunung itu, sehingga orang bakal kagum atau menganggap kita keren karena pernah mendaki gunung tersebut. Meskipun, kalau kebanyakan tempelan stiker ya norak mampus juga, sih. Hahaha.

Selain di motor, stiker sebagai tanda bukti pernah naik gunung itu juga bisa kita tempel di jendela atau pintu rumah. Tentu juga dengan harapan jika ada tamu berkunjung mereka bakalan notice stiker itu dan menanyakan berbagai hal mengenai pendakian. Setelah itu, barulah dengan perasaan bangga kita menceritakan pengalaman seru saat mendaki suatu gunung yang stikernya terpampang di depan rumah.

Hal serupa bisa juga diterapkan pada gantungan kunci yang kita pasang di tas sekolah. Dengan harapan yang sama gitu, ada yang penasaran dan tanya tentang pendakian gunung. Mengingat pada masa itu, sekitar tahun 2013-2015 saat saya masih SMA, meski pendakian sudah ramai, yang melakukannya masih anak-anak sekolah yang ikut ekstrakurikuler pramuka atau pecinta alam. Kalau sekarang kan hampir semuanya pengin mendaki. Gunung sudah layaknya Jogja yang bikin kebanyakan anak muda ingin mendatanginya serta meromatisirnya. Wqwqwq~

Dengan kata lain, gantungan dan stiker sudah dianggap menjadi oleh-oleh wajib selepas mendaki gunung. Bahkan karena saking bergengsinya, saya sering dititipi untuk membeli suvenir itu oleh teman yang nggak bisa ikut mendaki. Tapi, selain untuk perihal eksistensi remeh-temeh, kedua benda kecil itu juga bermanfaat, walau kecil, bagi perekonomian pemilik basecamp pendakian.

Asal kalian tahu (dulu sih ya, nggak tahu kalau sekarang) basecamp pendakian yang bisa untuk istirahat bahkan menginap sebelum atau sesudah mendaki kebanyakan harganya murah, kalau nggak ya gratis sama sekali. Dengan hanya membayar retribusi yang harganya untuk seorang nggak sampai Rp20 ribu, kita sudah bisa menginap di sana. Paling tambah biaya buat pakai WC atau kamar mandi. Nah, dengan membeli suvenir yang mereka tawarkan, kita sedikit-sedikit bisa membantu perekonomian mereka saya kira. Semoga saja gitu~

Baca Juga:

4 Makanan yang Sebaiknya Jangan Dijadikan Oleh-Oleh dari Surabaya

5 Oleh-oleh Purwokerto yang Jarang Dilirik Wisatawan, Kalah Sama yang Viral dan Kekinian

Selain itu, ada juga manfaat lain dari kedua suvenir itu, yaitu dalam upaya pelestarian alam dari tangan jahil yang abai atau sengaja melupakan salah satu dari tiga piweling dalam kegiatan di alam bebas, termasuk mendaki gunung: jangan mengambil apa pun kecuali gambar.

Seperti saya singgung di atas, foto-foto di gunung belumlah mendapat tempat yang layak. Entah oleh sebab itu atau hanya jahat saja, ada beberapa pendaki yang memetik bunga Edelweis sebagai pembuktian bahwa mereka telah mendaki gunung. Padahal itu dilarang oleh undang-undang karena berada di wilayah konservasi.

Yah, meskipun nggak ada tujuan keren-kerenan dalam berkegiatan alam bebas, pembuktian macam itu kadang kan dibutuhkan juga sebagai kawula muda. Bayangkan, saat foto-foto belum laku, sementara kedua suvenir dari pendakian itu juga tidak tersedia, maka bunga itulah yang menjadi pelampiasan.

Toh, kita nggak asing dengan kasus pemetikan bunga Edelweis oleh pendaki. Apalagi bunga ini melambangkan keabadian karena nggak gampang gugur jika sudah kering dan kerap dijadikan sebagai hadiah untuk kekasih, sekaligus simbol kelanggengan bagi hubungan mereka. Tapi, ya halah telek singaaa. Untungnya, sekarang kasus memetik bunga tersebut nggak pernah saya temui di grup pendakian yang saya ikuti di Facebook, yang padahal dulunya sering terjadi.

Jadi, begitulah nostalgia kecil saya pada kenangan masa muda yang penuh gairah pada kegiatan mendaki. Dan, membuktikan stereotip pada pendaki gunung bahwa mereka suka meromantisir apa yang ada di dalamnya, saya pun bisa demikian walau itu hanya pada gantungan kunci dan stiker. Salam Lestari!

BACA JUGA Camilan dan Makanan yang Perlu Kamu Bawa Saat Mendaki Gunung atau tulisan Fadlir Nyarmi Rahman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2021 oleh

Tags: naik gunungOleh-Oleh
Fadlir Nyarmi Rahman

Fadlir Nyarmi Rahman

Seorang radiografer yang sedikit menulis, lebih banyak menggulir lini masa medsosnya. Bisa ditemui di IG dan Twitter @fadlirnyarmir.

ArtikelTerkait

Bolu Susu Lembang, Pelopor Bolu Susu di Indonesia yang Nggak Sembarangan

Bolu Susu Lembang, Pelopor Bolu Susu di Indonesia yang Nggak Sembarangan  

29 Mei 2024
Tiramisusu, Oleh-oleh Sombong dari Bandung yang Perlu Dicoba Terminal Mojok

Tiramisusu, Oleh-oleh Sombong dari Bandung yang Perlu Dicoba

8 Mei 2022
Kue Kembang Waru, Oleh-oleh Khas Jogja yang Nggak Kalah Autentik dari Bakpia Mojok.co

Kue Kembang Waru, Oleh-oleh Khas Jogja yang Bisa Jadi Pilihan selain Bakpia yang Mulai Ngaco

17 Juli 2024
oleh-oleh khas jember

6 Oleh-oleh Khas Jember yang Wajib Dicoba

26 Desember 2021
Menobatkan Tempe Kacang sebagai Oleh-Oleh Malang yang Paling Khas, Oleh-Oleh Lain Nggak Pantas! Mojok.co

Jangan Salah Pilih, Tempe Kacang Adalah Oleh-oleh Khas Malang yang Paling Autentik. Oleh-oleh Lain Lewat!

5 Juli 2024
Di Madura, Biaya Oleh-oleh Haji Hampir Sama Besarnya dengan Biaya Keberangkatannya, Bikin Orang Jadi Enggan Berangkat  

Di Madura, Biaya Oleh-oleh Haji Hampir Sama Besarnya dengan Biaya Keberangkatannya, Bikin Orang Jadi Enggan Berangkat  

17 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.