Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Gambar Menyeramkan pada Bungkus Rokok Adalah Kesia-siaan yang Merusak Karya Seni

Sigit Candra Lesmana oleh Sigit Candra Lesmana
20 Desember 2020
A A
Gambar Menyeramkan pada Bungkus Rokok Adalah Kesia-siaan yang Merusak Karya Seni terminal mojok.co

Gambar Menyeramkan pada Bungkus Rokok Adalah Kesia-siaan yang Merusak Karya Seni

Share on FacebookShare on Twitter

Meskipun saya tidak merokok, tapi saya suka dengan desain bungkus rokok. Menurut saya, desain bungkus rokok adalah sebuah karya seni. Apalagi bungkus yang lama. Setiap pabrikan punya karakteristik masing-masing. Mengoleksinya seperti yang pernah saya lihat di sebuah Museum di kota Malang terlihat sangat estetik. Saya jadi ingin punya sebuah bingkai yang berisi bungkus rokok jadul untuk dipajang.

Tapi, sejak pemerintah memutuskan untuk memberi gambar efek samping rokok seperti kanker paru-paru, kanker tenggorokan, dan penyakit lainnya, kemasannya terasa tidak indah lagi. Mungkin pemerintah ingin meniru keberhasilan Amerika Serikat yang jauh sebelum Indonesia memang sudah memasang gambar-gambar penyakit dan memang berhasil menurunkan angka perokok.

Ternyata penempelan gambar mengerikan tak terlalu berpengaruh di Indonesia. Mungkin, awal-awal memang banyak perokok yang merasa risih bahkan jijik dan mengurungkan niat untuk merokok, tapi itu hanya sementara. Kita sudah tahu sendiri bahwa orang Indonesia itu jagonya mengakali. Setiap ada rintangan untuk mendapatkan apa yang diinginkan, orang Indonesia pasti selalu menemukan cara untuk mencapai tujuannya.

Berbagai cara dilakukan para perokok untuk menghapus gambar mengerikan itu. Seperti menempelinya dengan lakban, mengganti kemasan dengan kemasan lama, atau menguliti gambarnya sampai hilang. Di lain sisi, pemerintah sebenarnya juga setengah-setengah dalam misi mengurangi angka perokok. Bisa dilihat dari sebagian gambar yang ditempel, kadang terlihat tidak terlalu menyeramkan.

Salah satunya adalah gambar dengan dada terbungkus perban, juga gambar seorang pria merokok dengan gambar asap yang membentuk tengkorak. Secara visual, gambar-gambar itu tak terlalu menyeramkan sehingga seakan-akan memberi perokok alternatif. Dengan kemampuan orang Indonesia yang jago mengakali dan pilihan berupa gambar yang tak terlalu mengganggu, pantas saja angka perokok bukannya berkurang malah cenderung meningkat.

Ditambah lagi sekarang sudah banyak orang yang tak terlalu peduli dengan gambar-gambar tersebut. Mungkin karena sudah terbiasa dan meilhat setiap hari, gambar-gambar paru-paru yang rusak, gigi yang keropos, dan tenggorokan yang bolong sudah menjadi hal yang lumrah. Sama halnya seperti jika kita terbiasa dengan seseorang, walaupun awalnya tidak suka lama-lama akan biasa saja dan cenderung nyaman lalu timbul rasa suka. Seperti kata pepatah Jawa “witing tresno jalaran soko kulino”.

Jadi penempelan gambar-gambar yang menjijikkan dalam kemasan rokok adalah sebuah kesia-siaan belaka. Tujuannya untuk mengurangi angka perokok tidak berhasil. Wacana untuk meningkatkan cukai rokok yang mulai diberlakukan tahun depan juga rasanya tidak akan terlalu memberikan efek jera. Perokok pasti akan selalu mencari cara untuk bisa merokok meskipun harga rokok sangat mahal.

Malah, akan membuat para perokok yang awalnya membeli rokok legal, jadi beralih ke rokok ilegal yang harganya jauh lebih murah. Bayangkan saja, sebungkus rokok ilegal berisi dua puluh batang dijual dengan harga tujuh ribu rupiah. Kalaupun tak beralih ke rokok ilegal, para perokok masih bisa beli tembakau dan kertas rokok lalu melinting sendiri rokoknya. Banyak orang di kampung saya yang sekarang beralih pada rokok lintingan sendiri.

Baca Juga:

Perokok di Toilet Umum Adalah Spesies yang Sama Busuknya dengan Mereka yang Merokok Sambil Berkendara

Sebagai Pemilik Toko Kelontong, Saya Melihat Sendiri Kemunduran Gudang Garam karena Kalah Bersaing Gajah Baru dan Rokok Murah Lainnya

Selain murah, melinting rokok juga bisa sesuka hati kita. Apalagi sekarang aroma tembakau sudah tidak seperti dulu lagi. Ada berbagai macam aroma yang aneh-aneh. Contohnya aroma bubble gum. Dulu, mana ada tembakau dengan aroma permen karet. Saya sampai geleng-geleng kepala saat saudara saya membeli tembakau dengan tulisan “bubble gum” di kemasannya. Aneh-aneh saja memang, tapi itu salah satu bentuk inovasi sih.

Jadi sepertinya upaya pemerintah untuk mengurangi angka perokok masih cukup panjang dan sulit. Selain itu, sampai kapan pun sepertinya memang pemerintah akan setengah-setengah. Tidak bisa dimungkiri bahwa cukai rokok menyumbang angka yang besar pada pendapatan negara. Jika angka perokok turun drastis, pendapatan dari rokok juga pasti akan menurun drastis. Selama pemerintah belum menemukan industri baru yang sebesar rokok, maka selama itu pula upaya menurunkan angka perokok hanya akan setengah-setengah.

Daripada merusak desain bungkus rokok dengan gambar-gambar penyakit kanker, mending dihapus saja, toh tak menimbulkan efek seperti yang diinginkan. Biarlah para desainer bungkus rokok kembali berkarya dan karyanya terpajang indah di etalase-etalase dalam warung.

BACA JUGA Pengalaman tak Mengenakkan di Salah Satu Mal Kota Malang dan artikel Sigit Candra Lesmana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2025 oleh

Tags: cukai rokokperokok
Sigit Candra Lesmana

Sigit Candra Lesmana

Lulusan S-1 yang sedang belajar menulis.

ArtikelTerkait

harga rokok naik cukai rokok perokok di kafe buang puntung sembarangan padahal udah ada asbak mojok.co

Boker Sambil Ngebul Nggak Masalah, tapi Puntung Rokok Jangan Ditinggal, Bos!

26 September 2021
Para Perokok di Dalam Ruangan Tertutup dan Ber-AC, Motivasinya Apa sih?

Tembakau, Perokok, dan Repetisi Debat yang Bikin Muak

4 Oktober 2021
Kalau Negara Bilang Kantor Kejaksaan Agung Terbakar karena Rokok, Ya Itu Pasti karena Rokok terminal mojok.co

Seandainya Saya Menjadi Seorang Perokok

13 Juli 2019
Kegiatan Tidak Berguna: Nyuruh Orang Berhenti Merokok atau Mempertanyakan Alasan Merokok terminal mojok.co

Memutuskan Mengisap Rokok karena Camilan dan Fastfood Lebih Buruk

27 September 2020
harga rokok

Inilah Lima Aliran Perokok Dalam Menghadapi Kenaikan Harga Rokok

18 September 2019
Gudang Garam Kalah karena Mahal dan Tingginya Cukai (Rokok Indonesia:Ekosaint)

Sebagai Pemilik Toko Kelontong, Saya Melihat Sendiri Kemunduran Gudang Garam karena Kalah Bersaing Gajah Baru dan Rokok Murah Lainnya

26 Juni 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.