Selalu ada tradisi menarik setiap kali menjelang pergantian tahun, salah satunya yakni tradisi kilas balik. Kilas balik ini biasanya tidak hanya dilakukan oleh perusahaan namun juga perseorangan. Pada perusahaan media misalnya, kilas balik akan seputar berita apa saja yang sepanjang tahun banyak menyita perhatian masyarakat. Atau pada YouTube misalnya, ada Youtube Rewind yang berisi rekapan video viral, acara, tren, dan musik setiap tahunnya.
Pada kasus perseorangan, kini kilas balik biasanya seputar apa yang ada di media sosial masing-masing yang dianggap berkesan. Lalu, postingan-postingan tersebut akan dibuat menjadi satu kolase khusus. Kilas balik umumnya untuk mengingat kembali kenangan sepanjang tahun sebelum pergantian tahun.
Beberapa waktu ini ada yang menarik dari kebiasaan kilas balik di media sosial. Netizen ramai-ramai mengunggah screen capture top songs di aplikasi Spotify masing-masing. Top songs ini barangkali ditentukan berdasar lagu apa saja yang paling sering didengar ya.
Spotify sendiri adalah layanan musik digital yang belakangan jadi aplikasi favorit banyak orang. Entah bagaimana mulanya, mengunggah lagu apa saja yang sering diperdengarkan di Spotify sepanjang 2019 seolah jadi template wajib terkini. Tidak ada yang salah dengan hal ini, ini bukan tentang salah dan benar, kok. Toh tidak ada efek negatif atau hal yang bisa merugikan orang lain dari tren ini. Tapi sejujurnya, buat saya sih ini agak lucu saja. Ingat ya, bukan bermaksud memerangi mereka.
Sebagai orang yang tidak mengunduh aplikasi Spotify dan tidak terlalu merasa wajib mendengarkan musik setiap saat, tentu saja bukan kapasitas saya menyalahkan orang lain atas hal ini. Sekali lagi, buat saya ini hanya lucu saja. Bahwa ternyata ada orang-orang yang merasa bahwa musik apa yang sering ia dengarkan adalah penting untuk diketahui oleh orang lain. Kenyataannya, ada orang-orang seperti saya yang sungguh tidak peduli lagu apa yang didengar orang apalagi harus tahu apa saja lagu-lagu favoritnya sepanjang tahun 2019.
Saya juga setengah yakin kok bahwa orang yang mengunggah top songs Spotify miliknya juga tak sepenuhnya peduli akan top songs orang lain yang muncul di timeline media sosialnya. Ya, mungkin saja memang ada orang ya merasa perlu tau musik apa yang sedang ramai didengarkan orang banyak tapi ya hanya sampai di situ saja, tidak lantas jadi membawa sebuah konklusi tertentu atas apa-apa.
Sedikit terbesit dalam pemikiran saya, apa jangan-jangan ini aksi saling pamer saja ya tentang selera musik siapa sih yang paling awesome? Kalau begini, saya jadi merasa beruntung tidak unduh aplikasi musik digital. Saya kira pilihan musik adalah selera yang terjadi secara alami alias tidak bisa dibuat-buat. Lagipula, memang ada ya orang yang berfikir bahwa seseorang itu keren berdasar pilihan musiknya? Sekali lagi saya sih tidak berfikir begitu, masih mendengarkan lagu-lagu Queen dan Beatles tidak serta-merta jadi lebih keren daripada yang mendengarkan lagu Ballad Korea.
Kalau memang ada orang yang berfikir bahwa pilihan mendengarkan musik untuk gaya-gayaan atau untuk menentukan siapa yang keren maka hilang sudah esensi dari mendengarkan musik. Kembali lagi ke pernyataan awal bahwa bukan hal yang salah menginformasikan pada dunia tentang musik apa yang kalian dengar di sepanjang tahun 2019. Maaf sekadar mengingatkan bahwa ada loh orang yang tidak peduli dengan isi Spotify milikmu. Apalagi sampai membuat kamu merasa harus menambahkan narasi tertentu akan latar belakang playlist-mu setahun ke belakang. Hehehe.
BACA JUGA Kesal Sering Disalagunakan, Spotify Bakal Lacak Lokasi Pengguna Paket Premium Family atau tulisan Syifa Ratnani Faradhiba Jane lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.