Eve Online, seberapa banyak dari kalian yang ngeh begitu game ini disebutkan? Bagi gamer tua yang menjadikan PC sebagai platform utama bermain game, pastinya pernah mendengar judul ini setidaknya sekali. Sementara bagi angkatan gamer yang lebih muda, mungkin judul ini terasa asing di telinga kalian.
Game bertema penjelajahan antariksa ini rilis untuk pertama kali di tahun 2003. Betul, game yang dikembangkan oleh CCP ini telah berusia 17 tahun di 2020. Meski terhitung sudah tua untuk standar video game, Eve Online tetap punya keunikan tersendiri yang sulit ditiru, bahkan oleh game-game zaman now.
Berbeda dengan game-game massive multiplayer online role playing game (MMORPG), seperti World of Warcraft, yang mana terkunci oleh sistem level semata, Eve Online mengusung gaya sandbox. Begini saya jelaskan.
Sandbox adalah konsep yang mana gamer diberi kebebasan nyaris mutlak. Sistem tidak memberi batasan sejauh mana karaktermu dapat melaju. Lha terus game ini disuruh ngapain? Tergantung pada tujuan kalian sih. Mau jadi pemilik kapal tempur paling sakti sejagat raya? Bisa. Atau ingin menjadi makelar intergalaksi yang kaya raya? Boleh. Sejauh mana karaktermu melaju ditentukan oleh kamu sendiri.
Karena game ini tidak membatasi kalian, satu-satunya tantangan yang ada adalah keberadaan pemain lain. Bila sudah demikian, tidak jarang kalian dituntut untuk mengelabui, menelikung, bersekongkol, bahkan berperang dengan pemain lain yang kalian anggap menghalangi tujuan dan ambisi kalian. Eve Online diklaim menjadi satu-satunya game yang punya pengalaman politik paling otentik di muka bumi.
Suatu ketika, di pertengahan tahun 2013, perhatian media, komunitas, bahkan Guinness World Records mendadak teralihkan oleh perang besar yang terjadi di New Eden—sebutan bagi “dunia” Eve Online. Jangan dibayangkan perang ini terdiri dari 5 vs 5 seperti Mobile Legends. Sebagai puncak dari konflik antara aliansi—sebutan untuk kumpulan guild/clan/grup—ClusterFuck Federation (CFC) dan Test Alliance Please Ignore (TEST), sebanyak 6.000 pemain berusaha saling meledakkan satu sama lain selama periode Juni-Juli. Peristiwa ini diingat sebagai Fountain War, sesuai nama tempat terjadinya perang paling ikonik dalam sejarah gaming.
Fountain War dimulai dari update terbaru Eve Online, yang salah satu perombakannya adalah menaikkan tingkat kelangkaan material bernama technitium. Sial bagi CFC, produksi technitium memiliki 70 persen sumbangsih terhadap perekonomian mereka. Sadar akan potensi kebangkrutan, CFC mulai bermanuver secara diplomatis.
Ketegangan kian meningkat. Isu invasi terus-menerus disebarkan oleh para diplomat CFC. Puncaknya, ketua CFC, The Mittani, sendirilah angkat suara. Sang Kaisar Galaksi—katanya—mengatakan bahwa wilayah Fountain adalah masa depan CFC. Konon, Fountain merupakan wilayah dengan kekayaan melimpah dan bisa menggantikan technitium yang kena nerf tadi.
TEST, sebagai pemilik Fountain, menanggapi serius pernyataan CFC. Melalui Menteri Strategi dan Pertahanan (ada menterinya segala, Coy), Beffah, membalas pernyataan Mittani dengan pidato yang heroik, “We’ll make them bleed … every step of the way.”
Dari segi kekuatan militer, CFC memang jauh di atas TEST. Namun, para pemain yang berafiliasi dengan TEST terkenal dengan kekuatannya di meja runding. Mereka pernah mempecundangi CFC di Asakai—kalian bisa searching dengan kata kunci “Battle of Asakai”. Berkat konspirasi, doktrin, dan manuver politik, TEST mampu menjalin kerja sama unilateral dengan aliansi N3 dan Pandemic Legion. Saya akan menyebut faksi ini sebagai Aliansi.
Pada minggu pertama Juni, Aliansi yang sibuk bernegosiasi satu sama lain terlambat menyadari pergerakan pasukan logistik CFC. Sadar bahwa tidak mungkin bagi mereka menghentikan gelombang pertama invasi, Aliansi memilih taktik perang gerilya.
Sebagian pilot CFC berkewarganegaraan Amerika Serikat, sementara Aliansi terdiri dari pilot Amerika, Eropa, Asia, dan Australia. Perbedaan zona waktu ini dimanfaatkan betul oleh Beffah. Ahli strategi Aliansi ini mengutus armada Asia dan Australia milik Pandemic Legion untuk menyerang pos-pos logistik musuh. Sementara armada utama Aliansi berdiri sebagai pertahanan.
Aliansi, secara konsisten, mampu menjaga rotasi dan mengatasi perbedaan kekuatan dengan CFC. Pilot Amerika akan bertarung ketika pilot Asia dan Australia tidur, begitu juga sebaliknya. Sementara itu pihak CFC tidak memiliki fleksibilitas ini. Hal itu menyebabkan perang tarik ulur terjadi selama tiga hari. Memicu status deadlock bagi kedua sisi.
Mengapa CFC tidak langsung merangsek maju? Di game Eve Online, untuk menerbangkan sebuah pesawat perlu memperhitungkan sumber daya yang disebut dengan kapasitor (“mana” di Mobile Legends). Pos logistik di garis depan sangat diperlukan supaya armada dapat menerima suplai secara konstan. Tanpanya, armada terkuat sekalipun bisa dihancurkan dengan mudah.
Untuk memecah deadlock, Mittani secara pribadi membiayai dua operasi hitam. Pertama, ia membiayai grup teroris bernama Confederation of xXPizzaXx untuk menyerang ibukota TEST, Delven. Kedua, ia mengutus seorang diplomat untuk menyuap salah satu leader dari grup S2NCitizen. Grup ini merupakan sponsor utama N3.
Operasi ini sukses menendang keluar N3 dari perang. Absennya N3 merusak kestabilan rotasi “zona waktu” Aliansi. CFC mengambil peluang ini untuk merangsek lebih dalam. Perang ofensif berlangsung selama akhir Juni sampai awal Juli, Aliansi mulai goyah selama periode ini.
Pandemic Legion yang mengetahui bahwa perang semakin mustahil meninggalkan TEST sendirian di Fountain. Jika hal itu belum cukup merugikan, TEST juga dihadapkan dengan fakta bahwa ekonomi mereka berangsur-angsur longsor. Meskipun terjadi keajaiban di sistem Z9PP-H (ketika 2.000 pilot CFC mendadak disconnect), TEST tetap tidak mampu memperbaiki kerusakan armada utama mereka.
Perang puncak terjadi pada pertengahan Juli di sistem 6VDT-H. Total 4.000 pemain saling menghancurkan satu sama lain. Jumlah ini, konon, bisa lebih banyak. Mittani yang enggan disconnect berjamaah lagi, memilih menyiagakan 2.000 bala bantuan di luar sistem tersebut. Perbedaan jumlah dan kekuatan tempur punya andil besar terhadap kesuksesan CFC di Fountain War.
Setelah perang, Mittani merubah nama aliansinya menjadi The Imperium. Sementara TEST tersingkir dari geopolitik Eve Online untuk waktu yang lama. Selama perang sebanyak 29.000 kapal perang hancur. Di game Eve Online, karena uang nyata bisa ditukar dengan mata uang in-game maka kerusakan ini dapat diukur. Perhitungan kasar menunjukkan bahwa kerugian kedua belah pihak mencapai 330.000 USD atau senilai 5 miliar rupiah. Maka dari itu, perang ini juga disebut perang paling mahal dalam sejarah gaming.
Sumber gambar: situs Eve Online
BACA JUGA Rapor 5 Game Terbaik 2019, Game Control Jadi Juara Satu dan tulisan Nurfathi Robi lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.