Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Film Blackpink: Light Up the Sky dari Kacamata Awam K-Pop

Iqbal AR oleh Iqbal AR
22 Oktober 2020
A A
Film Blackpink: Light Up The Sky dari Kacamata Awam K-Pop terminal mojok.co

Film Blackpink: Light Up The Sky dari Kacamata Awam K-Pop terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebuah malam musim panas di Los Angeles, keriuhan dan perhatian tertuju pada salah satu panggung di Coachella, festival musik musim panas terbesar di dunia. Ribuan orang menanti penampilan pertama girlband asal Korea yang sedang naik daun. Sementara itu di belakang panggung, rasa gugup keempat gadis ini sedang di puncak-puncaknya. Rose bertanya heran pada Jennie, “Mengapa ada banyak orang di luar sana?” Sementara itu, Lisa menjadi sangat gugup dan meminta air putih. Jennie yang juga gugup, meminta tolong untuk mengambilkan obat tetes mata sesaat sebelum naik panggung. Satu per satu dari mereka naik panggung, dan setelahnya adalah sejarah.

Paragraf di atas adalah cuplikan dari film dokumenter terbaru Blackpink: Light Up the Sky yang baru saja dirilis pada 14 Oktober kemarin melalui platform Netflix. Film yang berdurasi sekitar 79 menit ini menceritakan perjalanan empat gadis ini membentuk Blackpink. Dan bagaimana kehidupan belakang panggung mereka, yang sayang sekali di film ini mendapatkan porsi yang kurang banyak. Ini adalah film pertama mengenai K-Pop atau budaya pop Korea Selatan yang saya tonton. Dan saya tidak akan menyesal dengan keputusan itu, mengingat K-Pop tidak pernah menarik buat saya selama ini.

Meskipun saya adalah orang yang awam sekali dengan K-Pop, Blackpink tentunya bukan hal yang baru. Lagunya diputar di mana-mana, dan penggemarnya yang militan selalu memenuhi segala ruang, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Mau abai pun susah, karena ketenaran mereka benar-benar mengintimidasi.

Namun, setelah menonton film ini, pandangan saya mengenai Blackpink dan K-Pop tampaknya agak sedikit berubah. Saya yang dulunya tidak peduli (bahkan cenderung benci) dengan K-Pop, sekarang mulai melirik sedikit untuk cari tahu bagaimana industri mereka bekerja. Iya, saya lebih tertarik dengan industrinya, karena musik K-Pop sendiri sebetulnya tidak pernah cocok buat saya.

Di film Blackpink: Light Up the Sky, masing-masing personel mendapat cerita yang sama, yaitu bagaimana masa kecil mereka dan bagaimana perjalanan mereka mulai audisi hingga menjadi Blackpink. Kurang lebih sama dengan film dokumenter musisi lainnya. Namun, yang membuat pandangan saya akan K-Pop menjadi lebih terbuka adalah selain bagaimana kerja keras mereka berempat dalam berlatih menyanyi dan menari, kerja keras industri di Korea ternyata berhasil membentuk mereka sedemikian rupa. Sehingga, ketenaran dan kemampuan musikal yang Blackpink miliki menjadi cukup berkelas.

Saya juga akhirnya tahu bahwa mereka berempat punya tugas masing-masing di Blackpink. Ada yang berperan sebagai penyanyi rap, ada yang menjadi penari utama. Mereka punya porsi masing-masing di setiap lagu. Ini mematahkan asumsi saya bahwa K-Pop hanya modal tampang. Mereka benar-benar berlatih keras untuk bisa menyanyi sambil menari di atas panggung dengan sempurna. Oh iya, lagu Ddu-du-ddu-du terdengar lebih enak kalau dimainkan live dengan session band, meskipun saya tetap tidak cocok dengan musik K-Pop seperti ini.

Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada film yang sempurna, termasuk film ini. Film ini rasanya kurang memberi ruang pada perspektif di luar Blackpink. Hanya produser dan pelatih pilates Jenny yang jadi narasumber selain Blackpink, itu pun orang-orang terdekat. Film ini akan terasa sangat kuat kalau ada pihak di luar Blackpink, entah dari label atau musisi lain, yang jadi narasumber. Selain itu, gambaran betapa lelahnya keempat personel Blackpink dengan ketenaran tidak diberi porsi yang cukup. Jujur, saya lebih penasaran dengan bagaimana lelahnya mereka tur dunia dan bagaimana kesepiannya mereka ketika tidak sedang manggung atau rekaman.

Secara keseluruhan, film ini memang menarik untuk ditonton. Ada kepuasan yang sedikit berbeda ketika saya selesai menonton film Blackpink: Light Up the Sky. Entah karena saya memang suka dengan film dokumenter, atau karena asumsi saya tentang K-Pop satu per satu mulai terjawab? Saya tidak tahu pasti.

Baca Juga:

Bagi-bagi Freebies di Konser K-Pop Bikin Trauma dan Nama Baik Fandom Tercemar Gara-gara Oknum K-Popers Tak Tahu Diri

Season Greeting, Merchandise KPop Paling Nggak Penting yang Mending Stop Produksi

BACA JUGA Mau Bersaing dengan K-Pop? Dukung Industri Kreatif, Bukan Bikin Wajib Militer dan tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2022 oleh

Tags: blackpinkK-PopLight Up the Sky
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Jika BTS Tampil di Grammy Awards 2021, Mereka Perlu Belajar dari Via Vallen terminal mojok.co

Perjalanan Fans K-Pop yang Bertobat dari Sifat Barbar

24 September 2020
Perdebatan Tidak Perlu Antara Fans Blackpink dan Fans Persija Jakarta (Unsplash)

Perdebatan Tidak Perlu Antara Fans Blackpink dan Fans Persija Jakarta

6 Maret 2023
Jika BTS Tampil di Grammy Awards 2021, Mereka Perlu Belajar dari Via Vallen terminal mojok.co

Bukan Cocoklogi Illuminati, Inilah Penyebab BTS Bisa Sangat Populer

20 Agustus 2020
han bin ikon dan budaya malu

Han Bin Hengkang dari iKON: Belajar Budaya Malu dari Korea Selatan

14 Juni 2019
K-pop dan budaya populer

K-Pop, Koplo-nomic, dan Perang Budaya Populer

27 November 2021
Dispatch Lambe Turah Khas Korea yang Hobi Bikin Geger terminal mojok

Membedah ‘Dispatch’, Lambe Turah Khas Korea yang Hobi Bikin Geger Jagat K-Pop

15 April 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.