Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Film 500 Days of Summer Bikin Saya Percaya Nggak Ada yang Namanya Jodoh

Dirga Mahrz oleh Dirga Mahrz
11 Maret 2020
A A
Tradisi Cari Jodoh Orang Wakatobi yang Lebih Tokcer dari Tinder terminal mojok.co

Tradisi Cari Jodoh Orang Wakatobi yang Lebih Tokcer dari Tinder terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak film 500 Days of Summer tayang sepuluh tahun lalu. Orang-orang di dunia terbagi menjadi dua kubu, mereka yang mendukung Tom menjadi tim Tom dan yang berpihak pada Summer akan menjadi tim Summer. Saya pribadi ada di pihak Tom. Kenapa? Akan saya jelaskan.

Tom adalah orang yang percaya akan imaji sebuah cinta sejati, simpelnya Tom itu naif. Dia menanggap hidup dan kisah percintaannya akan terjadi selayaknya di cerita roman picisan yang di ending ceritanya tokoh utama dan love interest-nya akan hidup bahagia selamanya.

Tunggu, saya pendukung Tom kenapa saya malah menjelek-jelekkannya? Ada alasannya. 

Sebenarnya simple. Saat nonton 500 Days of Summer saya merasa ada perubahan karakter dari Tom dan Summer. Summer berubah entah sejak kapan karena dia bosan akan hubungan yang tidak jelas. Sementara Tom, ia berubah sejak Summer mengatakan, “Kenapa? Kau tidak bahagia? Aku Bahagia.“

Summer mengatakan itu saat Tom ingin hubungan mereka lebih serius daripada sekedar “sex partner“ atau FWB. Sejak perkataan Summer kala itu, Tom berubah, ia menikmati setiap waktunya dengan Summer tanpa memikirkan masa depan. Sementara si Summer kampret ini malah kepengin nikah. 

Saat Summer minta kejelasan hubungan mereka, Tom yang saat itu sudah termakan kata-kata Summer yang dulu, mengatakan, “Kenapa? Kau tidak bahagia? Aku Bahagia“. Itulah kurang lebih alasan saya menjadi tim Tom. Jika seandainya Summer tidak pernah mengatakan hal itu, cara pikir Tom tidak akan berubah dan mereka akan menikah, mungkin. Ya intinya, Summer salah.

Akhirnya Summer menikah dan Tom bertemu dengan Autumn.

Kisah Tom dan Summer membuat saya menganggap bahwa jodoh itu tidak ada dan tidak akan pernah ada. Beberapa orang mungkin masih percaya akan cinta sejati dan itu tak apa, tak masalah bagi saya.

Baca Juga:

Alasan Mengapa Anak Madura yang Kuliah di Jakarta Lebih Sulit Menemukan Pasangan ketimbang yang Kuliah di Jogja

Sisi Gelap Pernikahan di Desa, Sudah Gadaikan Sawah Demi Biaya Hajatan, Masih Aja Jadi Omongan Tetangga

Memang banyak orang mendefinisikan jodoh sebagai sesuatu yang… sudah takdir, penuh misteri dan keajaiban. “Seseorang yang sengaja diciptakan hanya untukmu, untuk menemanimu menjalani hidupmu di dunia.” Ya, kurang lebih seperti itu orang-orang mendefinisikannya. Shoutout KBBI.

Mungkin kita memang kepikiran juga bahwa itu hanya kesalahan mereka, mungkin memang berjodoh hanya saja waktunya tidak pas, situasi dan kondisi yang tidak mendukung. Pfftt, jodoh itu takdir dan sebuah keajaiban, bagaimana mungkin bisa melakukan kesalahan?

Kata jodoh itu terdengar sangat magis di telinga saya. Seolah-olah mereka tidak akan pernah bisa dipisahkan apa pun yang terjadi. Bagaimana kalau saya bilang saya lebih suka menganggapnya sebagai komitmen? Atau pasangan? Hmm? Saya sadar bahkan sebelum Anda selesai membaca, tulisan saya akan menjadi seperti 500 days of summer, punya 2 kubu. 

Kenyataan bahwa jodoh bisa dipisahkan hanya karena bokong jodohnya hitam, jodohnya hanya memberi uang belanja Rp100 ribu perbulan, jodohnya tidak mau diajak berhubungan karena sakit dan lain-lain, membuat saya semakin yakin jodoh itu nggak ada. Gila, pikir aja, masalah begitu, yang bisa diselesaiin secara baik-baik, ngobrol, ngomong, komunikasi tapi malah menentang semesta, menolak takdir dan memilih berpisah dengan jodohnya. Alhasil setelah berpisah, sang “yang dikira jodoh” pergi berputar-putar dan mencari jodoh lain yang “bisa menerimaku apa adanya”.

Beberapa pembaca mungkin masih naif dan masih percaya akan jodoh. Sampai-sampai buka YouTube dengan keyword “apakah dia jodohku?”, “ 10 tanda kalau dia jodohku”. Please don’t do that, that’s stupid and cringe.

Atau begini kita akan ambil contoh dari para pembaca. Sudah berapa kali berpacaran? Saya yakin setiap kali Anda berpacaran, semesta seolah-olah membantu Anda. Ia mempermudah Anda untuk mengontaknya, bertemu dengannya, atau hal-hal yang tidak sengaja dan kebetulan terjadi seperti bertemu dengannya di suatu tempat secara tiba-tiba tanpa direncanakan.

Indah, bukan? Menarik bukan? Saat itu Anda pasti berpikir bahwa “Ini pasti jodohku, semesta sudah mendukung. Akan akan menikah dengannya, punya banyak anak dan cucu, tinggal di desa lalu meninggal bersama-sama melihat matahari terbenam di balik gunung.” 

Masalahnya adalah setelah Anda putus dan bertemu orang baru. Hal-hal ajaib seperti itu terjadi lagi dengan orang yang baru. Jadi, apakah setiap orang di dunia ini berpotensi menjadi jodoh?

Pada akhirnya saya lebih suka menyebutnya sebagai pasangan dan alasan kenapa bisa bertahan lama adalah komitmen. Jangan dipaksa jika memang sudah tak bisa. Ini saatnya kita cari cinta lainnya. Kita tak mungkin bersama jika terus begini. Kita harus berpisah dan saling meninggalkan.

BACA JUGA Tuhan, Bukankah Akan Lebih Simpel Kalau Kami Hanya Jatuh Cinta pada Jodoh Kami Saja? atau tulisan Dirga Mahrz lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2021 oleh

Tags: 500 days of summerjodohPacaranPernikahan
Dirga Mahrz

Dirga Mahrz

ArtikelTerkait

life as divorcee perceraian mojok

Life as Divorcee, Bacaan Wajib Bagi Orang-orang yang Hendak Menikah

19 Agustus 2021
pelakor

Sudah Saatnya Berhenti Menggunakan Istilah Pelakor dan Pebinor

20 Juli 2019
Mengenal Upacara Nganten Keris, Pernikahan Tanpa Mempelai Pria di Bali terminal mojok

Mengenal Upacara Nganten Keris, Pernikahan Tanpa Mempelai Pria di Bali

4 September 2021
Kaos Couple Adalah Tren Fashion yang Paling Nggateli terminal mojok.co

Kaos Couple Adalah Tren Fashion yang Paling Nggateli

12 Desember 2020
sahabat perempuan pacar

Tiga Alasan Kenapa Sahabat Perempuan Pacar Nggak Seharusnya Dicemburui

5 Maret 2020
5 Film Soal Pernikahan yang Sebaiknya Ditonton Sebelum Menikah terminal mojok.co

5 Film Soal Pernikahan yang Sebaiknya Ditonton Sebelum Menikah

19 November 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.