Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Fiersa Besari: Mas-mas Senja yang Nggak Seharusnya Kalian Benci

Bintang Ramadhana Andyanto oleh Bintang Ramadhana Andyanto
9 Juli 2022
A A
Fiersa Besari (Instagram pribadi Fiersa Besari)

Fiersa Besari (Instagram pribadi Fiersa Besari)

Share on FacebookShare on Twitter

Fiersa Besari merupakan seorang penulis dan musisi asal Bandung yang telah melahirkan banyak karya. Dalam dunia kepenulisan, dia telah menciptakan enam buku, yakni “Garis Waktu” (2016), “Konspirasi Alam Semesta” (2017), “Catatan Juang” (2017), “Arah Langkah” (2018), “11:11” (2018), dan “Tapak Jejak” (2019). 

Sementara itu, dalam dunia tarik suara, lelaki yang kerap disapa Bung itu telah memublikasikan empat album, yaitu “11:11” (2012), “Tempat Aku Pulang” (2014), “Konspirasi Alam Semesta” (2015), dan “20:20” (2020). Selama berkarier di kancah permusikan, Bung Fiersa Besari telah meraih beberapa nominasi bergengsi dan memenangkan dua di antaranya: Rookie of the Year pada ajang IKAPI Awards tahun 2019 dan Top Male Singer Of The Year pada Billboard Indonesia Music Awards satu tahun setelahnya.

Meski telah memproduksi banyak karya dan sukses meraih beberapa penghargaan bergengsi, nyatanya, masih banyak orang di luar sana yang kurang menyukai “Mas-mas senja” yang satu ini. Oleh sebab itu, saya merasa Bung Fiersa Besari merupakan salah satu musisi yang overhated dan seharusnya lebih layak mendapat apresiasi. 

Maka dari itu, lewat artikel ini, saya akan sedikit menjelaskan mengenai faktor-faktor apa saja yang membuat pria 38 tahun itu cenderung kurang disukai oleh sebagian orang, yang kemudian akan saya tambahkan pula pembelaan mengenai hal tersebut. 

Namun, sebelumnya, harus diingat bahwa saya bukanlah penggemar fanatiknya. Saya hanyalah orang yang berada di tengah-tengah perbatasan antara fans dan haters. Dengan begitu, semoga saja tidak ada kebiasan tertentu dalam opini yang saya utarakan dalam tulisan ini.

Bila berbicara mengenai Bung Fiersa Besari, satu hal yang melekat di ingatan saya adalah cuitan-cuitannya di Twitter. Bagi sebagian orang, cuitannya dianggap puitis, sementara bagi yang lain justru dipandang sebagai perkataan dari seseorang yang sok bijak, si paling ngerti hidup, si paling sastra, dan sebagainya. 

Yah, tak bisa dimungkiri bahwa sebagian besar cuitannya memang berupa sajak atau quotes singkat menggunakan diksi-diksi yang dijadikan standar puitis oleh banyak remaja zaman sekarang, seperti “senja”, “kopi’, “hujan”, dan semacamnya. Hal inilah yang biasanya menjadi “pusat kebencian” dari sebagian netizen terhadap pelantun lagu Celengan Rindu itu. Banyak dari mereka yang merasa bahwa apa yang Bung Fiersa Besari katakan itu sudah “basi” dan bahkan, toxic, karena unggahan tersebut dianggap hanya berupa manifestasi dari seseorang yang selalu mengeluh mengenai kehidupan.

Padahal, menurut saya pribadi, apa yang Bung Fiersa Besari lakukan itu sah-sah saja, kok. Bukankah salah satu fungsi dari Twitter adalah tempat untuk mencurahkan apa yang ada di hati seseorang? 

Baca Juga:

Terserah Mau Pilih Dzawin Nur Atau Fiersa Besari, Rekan Naik Gunung Terbaik Adalah Wira Nagara

Konten Naik Gunung Dzawin Nur Memang Lebih Menarik daripada Fiersa Besari, kok

Dengan kata lain, aplikasi yang didirikan pada 2006 itu dapat menjadi lahan bagi setiap orang untuk mengungkapkan kegalauan atas beratnya perjalanan kehidupan yang dijalani. Misalnya, urusan asmara yang mungkin toxic, bertepuk sebelah tangan, atau sebagainya, serta hal-hal lain yang membuat mereka merasa memerlukan tempat untuk membagikan kisahnya. 

Lantas, jika Bung Fiersa Besari menulis tweet tentang topik-topik tersebut, mengapa kita harus mencacinya? Mengapa kita harus mempermasalahkan sesuatu yang mungkin tanpa disadari sebetulnya pernah kita lakukan juga?

Maksud saya, bagi kalian yang menggunakan media sosial, mungkin tanpa disadari kalian pernah membuat cuitan atau unggahan mengenai suatu hal buruk atau kenahasan yang terjadi di dunia nyata, seperti katakanlah, diselingkuhi pacar. Lalu, kalian mulai mengeluh perihal nasib tidak mengenakkan yang menimpa, lantas mencurahkan segala kekesalan mengenai apa yang telah si ayang lakukan dengan meluapkannya melalui umpatan, kata-kata bernada kasar, atau apa saja yang membuat orang lain kurang nyaman melihatnya.

Dengan begitu, tanpa disadari, kalian sebetulnya sudah menjadi pribadi yang toxic bagi mereka yang mengikuti akun media sosial kalian. Jika sudah begitu, kalian tidak berbeda dengan Bung Fiersa besari, bukan? 

Perbedaannya, yang satu dianggap toxic karena menulis kata-kata yang sok bijak, sementara yang lain menjadi toxic karena melakukan sesuatu yang kurang bijak. Lebih baik yang mana?

Hal kedua yang biasanya membuat Bung Fiersa Besari kurang disukai oleh sebagian netizen adalah kebiasaannya berbahasa dengan menuruti kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai KBBI dan anjuran dari para ahli bahasa. Saya tidak berbohong, tetapi saya memang betul-betul pernah melihat seorang netizen yang berkomentar dengan sedikit nada cibiran dan menyebut Fiersa Besari sebagai “Si Paling KBBI”.

Padahal, lagi-lagi, apa yang salah dengan kebiasaan itu? Bukankah itu suatu hal yang baik dan patut ditiru oleh kita semua? Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti masih sering keliru dalam menerapkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sering kita masih salah menggunakan “di-“ sebagai prefiks atau preposisi, lalu mana kata yang sesuai dengan KBBI dan mana yang tidak, mana yang harus ditulis dengan huruf kapital dan mana yang tidak, serta kesalahan-kesalahan lain yang karena sudah menjadi kebiasaan, justru membuat kita seakan-seakan jadi “membenarkan apa yang salah”.

Melalui akun Instagram-nya, saya sering melihat Bung Fiersa Besari membuat Instastory yang berisi “sekolah” singkat mengenai cara tepat berbahasa sesuai panduan KBBI. Saya memaknai hal itu sebagai sesuatu yang sangat positif dan dapat memberikan edukasi serta ilmu tambahan bagi kita semua. 

Memang, ada golongan orang yang menganggap bahwa bahasa sesungguhnya hanya bertujuan sebagai alat komunikasi. Akibatnya, selama apa yang kita tulis atau katakan bisa dipahami oleh lawan bicara, maka itu sudah cukup.

Namun, saya sejujurnya tak sepenuhnya setuju dengan pemahaman tersebut. Dengan kata lain, akan lebih baik lagi jika bahasa yang kita gunakan itu sesuai dan mengikuti apa yang telah dijadikan pedoman resmi. Sikap “kurang peduli” terhadap penggunaan bahasa yang kurang tepat harus dipandang sebagai tindakan “membenarkan yang salah” dan akan sangat berbahaya jika generasi di masa mendatang tetap melanjutkan kebiasaan tersebut. 

Oleh sebab itu, saya menganggap apa yang Bung Fiersa Besari lakukan di Instastory-nya sebagai salah satu langkah yang baik dalam upaya “menyelamatkan” Bahasa Indonesia. Namun, ini pendapat saya loh, ya. Nggak masalah kalau kalian nggak setuju, lantas menyematkan saya dengan label Si Paling KBBI, sama seperti Bung Fiersa Besari.

Itulah artikel singkat saya mengenai Bung Fiersa Besari yang bagi saya, merupakan salah satu public figure di tanah air yang paling overhated. Pada intinya, tak masalah jika kalian tidak menyukai seseorang karena satu dan lain hal. Namun, jika individu tersebut melakukan sesuatu yang sebetulnya “normal-normal saja” atau bahkan positif, kita tak boleh mencacinya hanya karena kebencian kita yang mungkin tidak terlalu berdasar dan tak jelas penyebab sesungguhnya.

Biar agak adem, yuk dengerin satu lagi dari Bung Fiersa.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Hewan-hewan Ini Lebih Bucin dari Fiersa Besari.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Juli 2022 oleh

Tags: anak senjaFiersa BesariFiersa Besari dibenciprofil Fiersa BesariSenja
Bintang Ramadhana Andyanto

Bintang Ramadhana Andyanto

Anak negeri. Tukang ngopi. Pakar senjalogi.

ArtikelTerkait

fiersa besari

Hewan-hewan Ini Lebih Bucin dari Fiersa Besari

3 September 2019
Mau Pilih Dzawin Nur Atau Fiersa Besari, Rekan Perjalanan Naik Gunung Terbaik Adalah Wira Nagara

Terserah Mau Pilih Dzawin Nur Atau Fiersa Besari, Rekan Naik Gunung Terbaik Adalah Wira Nagara

14 Desember 2022
musik indie

Mengkritisi Anak Indie yang Tidak Tahu Arti Musik Indie

13 Agustus 2019
4 Waktu yang Pas untuk Menikmati Indahnya Surabaya MOJOK.CO

4 Waktu yang Pas untuk Menikmati Indahnya Surabaya

1 Agustus 2020
pendaki indie

Menjadi Pendaki Gunung Itu Tidak Harus Menjadi Indie

12 Mei 2019
Bayangkan Jika Lagu 'Melukis Senja' Budi Doremi Itu Ungkapan Tuhan untuk Kita terminal mojok.co

Senja : Apa sih Istimewanya Bagi Para Pecintanya?

19 Juni 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.