Fetish Keringat: Kok Ada sih yang Nafsu sama Keringat?

Fetish Keringat: Kok Ada sih yang Nafsu sama Keringat?

Fetish Keringat: Kok Ada sih yang Nafsu sama Keringat? (Pixabay.com)

Kok bisa ada orang yang punya fetish keringat? Mambu lho, Ges

Saat hari sedang panas-panasnya, ditambah banyaknya aktivitas fisik yang harus dilakukan, saat itulah tubuh mulai mengeluarkan keringat. Punggung dan ketiak jadi basah, baju lembab, dan kulit pun terasa lengket. Pengen rasanya cepet-cepet mandi biar seger dan nggak bau keringat. Ups, ralat. Sejatinya keringat itu nggak bau, ding! Tapi, bakteri yang ada dalam tubuhlah yang membuat keringat jadi bau. Terutama, keringat yang muncul di area lipatan tubuh.

Perkara seberapa parah aroma keringat yang menguar, tentu tergantung dengan pola hidup dan kebiasaan seseorang. Mereka yang makannya jorok, ditambah kalau mandi cuma gebyar-gebyur, ada handuk nggak dipake baik-baik untuk mengeringkan tubuh, sering lupa pakai deodoran, fix, aroma keringatnya pasti kecut banget.

Namun, tidak semua yang beraroma tidak sedap itu tidak disukai. Buktinya, ada segolongan homo sapiens yang justru merasa terobsesi dengan aroma keringat. Tidak percaya? Coba saja cari di Google dengan kata kunci “fetish keringat”. Pasti ada nama Iqbal di sana. Seorang laki-laki yang mengaku sebagai mahasiswa universitas ternama di Bandung, yang sedang melakukan penelitian dengan judul Hubungan Gerak dan keringat Ditinjau dari Aspek Biokimia. Kepada calon korbannya, Iqbal meminta dikirim video saat korban menari hingga berkeringat. Usut punya usut, ternyata si Iqbal ini fetish keringat.

FYI, fetish adalah gairah seksual yang menyebabkan seseorang memiliki dorongan kuat terhadap suatu objek untuk mencapai gairah seksual. Objeknya macam-macam. Kalau pada kasus Iqbal tadi, objeknya adalah keringat. Atau pada kasus fetish lainnya, ada Gilang yang namanya jadi sorotan setelah memperdaya korban dengan cara membungkus mereka dengan menggunakan kain jarik. Konon, Gilang merasa terangsang ketika melihat tubuh seseorang dibalut kain jarik hingga menyerupai pocong. Edan, memang.

Balik soal fetish keringat.

Memang, sih, belum ada bukti konklusif mengenai apa yang menyebabkan atau memicu seseorang punya fetish. Apakah ada kaitannya dengan pengalaman awal seseorang tentang gairah seksual atau masturbasi? Belum tahu saya.

Namun, karena yang sedang kita bicarakan adalah fetish keringat, hasil penelitian dalam jurnal Archives of Sexual Behavior mungkin bisa memberikan sedikit petunjuk. Dalam jurnal tersebut, disebutkan bahwa sensitivitas penciuman yang lebih tinggi berkorelasi dengan pengalaman seksual yang lebih menyenangkan dan orgasme yang lebih sering.

Ketika seseorang mencium aroma tertentu, otak akan memberikan respon. Ndilalah, dalam keringat diketahui terdapat unsur feromon, yang dapat memikat lawan jenis. Meskipun sebetulnya, ada juga peneliti yang meragukan hal tersebut. Hormon yang keluar sebetulnya bukan feromon. Manusia tidak bisa memproduksi feromon. Manusia hanya menghasilkan semacam daya tarik di mana hormon-hormon yang bekerja dalam diri manusia seolah membentuk sistem yang mirip dengan cara kerja feromon pada binatang.

Entah apa hormon yang dihasilkan oleh keringat, yang jelas, cairan ini membuat beberapa orang, terutama yang punya fetish, menjadi berfantasi seksual. Sialnya, kadang perilaku “abnormal” mereka kebablasan sehingga mengganggu orang lain yang tidak tau apa-apa. Ya, kasus Iqbal itu tadi contoh kecilnya. Seenaknya saja minta dikirimin video sedang menari sampai berkeringat demi menuntaskan hasrat seksualnya. Hih.

Sialnya, kadang ada saja perempuan yang tidak “ngeh” kalau dirinya sedang dijadikan objek pelampiasan. Nih, ya, para gadis, saya beri tahu. Jika pacar kamu sering banget bilang, “Aku suka deh lihat kamu keringetan gitu. Jadi kelihatan seksi.” Please, waspadalah. Kalimat itu bukan berarti si cowok suka kamu apa adanya, tapi, bisa jadi dia punya fetish keringat.

Kenapa harus waspada? Bukan tidak mungkin, berikutnya pacar kamu akan melakukan pemaksaan atau intimidasi, demi memuaskan fantasi seksualnya yang menyimpang. Kamu yang notabene pengen cepet-cepet ngelap keringat karena gerah habis jogging bareng, eh, malah dipaksa supaya bertahan berkeringat ria demi memuaskan fantasi dia. Dikhawatirkan, selanjutnya ada upaya kekerasan yang dia lakukan ke kamu. Run baby, run!

Selain itu, fetish ini juga dekat dengan upaya manipulasi. Pelakunya sadar bahwa perilaku mereka tidak lazim. Itu sebabnya, mereka cenderung melakukan kebohongan demi menyamarkan aksi mereka. Sama seperti Iqbal dan Gilang yang berpura-pura sedang melakukan penelitian demi membohongi korbannya. Maka, bukan tidak mungkin pacar kamu yang terindikasi punya fetish keringat akan melakukan manipulasi juga. Again, kabur, Gaes. Kabur.

Sebetulnya, hasrat seksual yang berbeda jika dilakukan secara terkontrol, tidak mengganggu orang lain, tidak ada masalah. Yang menjadi masalah dan bisa berujung pada konsekuensi hukum adalah jika terjadi sampai terjadi tindak kekerasan atau pelecehan seksual. Namun, tetap saja, tak ada api yang langsung besar. Jika bisa waspada lebih dini, kenapa tidak? Yang merasa hatinya jedag-jedug tiap kali lihat orang keringetan, jangan segan buat konsultasi. Sebaliknya, yang punya kenalan atau pacar terindikasi punya fetish keringat, run, Forrest, run!

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Bokep Jilbab, Bokep Amatir Pemuas Fetish Jilbab yang Menguasai Twitter

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version