Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Fenomena Usaha Angkringan di Kota Sukabumi, Serupa tapi Tak Sama

Mohammad Ilham Ramadhan oleh Mohammad Ilham Ramadhan
19 Februari 2021
A A
Fenomena Usaha Angkringan di Kota Sukabumi Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai seorang mantan mahasiswa rantau di Jogja, angkringan bukanlah suatu hal yang asing bagi saya. Di akhir bulan, ketika uang kiriman dari orang tua tinggal tersisa beberapa rupiah saja, angkringan adalah pelarian bagi saya untuk membuat perut saya berhenti berbunyi. Selain itu, jika kalian sudah kenal dekat dengan sang empunya usaha angkringan, dan tentu saja jika kalian beruntung, penjual angkringan tersebut akan rela kalian utangi sehingga sisa-sisa uang yang kalian miliki bisa digunakan untuk kembali menyambung hidup di akhir bulan. Hal ini tentu saja hanya berlaku di angkringan sekitar kosan kalian, yang terkadang penjual angkringannya adalah bapak kos kalian sendiri. Hehehe.

Angkringan boleh dibilang identik dengan Jogja. Bicara soal angkringan pasti tidak lepas dari Jogja, begitupun sebaliknya. Keidentikkan dua hal ini sampai dijadikan semboyan oleh muda-mudi yang sering meromantisasi Jogja di Twitter, “Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan.” Nggilani memang~

Beberapa angkringan di luar Jogja seperti yang pernah saya temui di Klaten, Solo, dan Semarang, umumnya tidak jauh berbeda dengan yang ada di Jogja. Mulai dari menu yang dijajakan sampai lapak yang digunakan. Perbedaan yang sedikit mencolok hanya ada pada angkringan Solo.

Di Solo, angkringan lebih dikenal dengan istilah hik. Perbedaan lainnya adalah dari segi minuman dan makanan. Minuman khas dari hik adalah susu sapi murni, berbeda dengan angkringan Jogja yang minuman khasnya adalah kopi jos. Selain itu, untuk menu makanan seperti nasi kucing, angkringan memiliki banyak varian lauk dalam nasi kucing seperti orek tempe, sambel teri merah atau ijo, oseng teri pedas, dan lain-lain. Sedangkan hik umumnya hanya memiliki satu varian nasi kucing, yaitu nasi dengan lauk sambal bandeng. Hal inilah yang membuat beberapa teman saya yang berasal dari Solo menolak untuk menyebut “nasi kucing” pada nasi kucing yang memiliki lauk bukan sambal bandeng.

Di kota saya, Sukabumi, angkringan merupakan suatu fenomena usaha baru yang muncul sejak awal pandemi Covid-19 merebak. Dimulai dari angkringan pertama yang muncul di bekas terminal lama Kota Sukabumi, usaha angkringan lainnya kemudian tumbuh dan berkembang di berbagai wilayah Kota Sukabumi.

Di awal kemunculannya, saya hanya bisa melihat fenomena ini melalui Instastory teman-teman saja. Selain saat itu saya masih berada di Jogja, ketika sudah pulang ke Sukabumi pun saya belum tertarik untuk mencicipi berbagai angkringan yang ada di Sukabumi. Rasa penasaran saya untuk mencicipi angkringan yang ada di Sukabumi baru muncul akhir-akhir ini ketika saya mulai rindu dengan pedasnya sambal teri pada nasi kucing.

Akan tetapi, angkringan yang pertama kali saya datangi tidak sesuai dengan apa yang saya pikirkan. Dari segi menu dan lapak, suasana angkringan Jogja sama sekali tidak saya dapatkan. Alih-alih bisa makan nasi kucing sambal teri, saya hanya menemukan sate-satean frozen food. Berangkat dari hal tersebut kemudian saya mengunjungi beberapa usaha angkringan lain yang ada di Sukabumi. Tujuannya tak lain untuk menemukan angkringan yang mirip dengan angkringan Jogja atau paling tidak mendekati.

Dari kunjungan saya ke beberapa angkringan di Sukabumi, terdapat hal-hal unik yang membedakan angkringan di sini dengan yang ada di Jogja. Perbedaan paling mencolok umumnya ada pada menu yang disajikan. Secara umum, menu utama angkringan Sukabumi adalah sate-satean frozen food. Padahal, di Jogja menu sate-satean meliputi sate usus, ati ampela, kulit ayam, telur puyuh, bakso, baceman, dan berbagai potongan ayam mulai dari ceker hingga kepala.

Baca Juga:

5 Menu Angkringan Jogja yang Membahayakan Pembeli, Jangan Lengah meski Murah!

5 Angkringan Jogja yang Perlu Dihindari biar Nggak Menyesal

Lantaran menu utama dari kebanyakan angkringan yang ada di Sukabumi adalah sate-satean frozen food seperti sosis, kornet, crab stick, fish ball, fish roll, dan lain-lain, maka tak heran jika menu nasi kucing hanya tersedia di satu atau dua angkringan. Hal ini jelas berbeda dengan angkringan di Jogja yang mengedepankan nasi kucing sebagai menu utamanya.

Saat berada di Jogja dan pengin makan nasi kucing, kalian bisa datang ke angkringan mana pun karena sejatinya semua angkringan yang ada di Jogja menjual nasi kucing. Hanya ada dua kemungkinan jika kalian tidak menemukan nasi kucing di Jogja. Pertama, nasi kucing di angkringan yang kalian datangi sudah habis. Kedua, angkringan yang kalian datangi sudah tutup.

Berbeda dengan angkringan yang ada di Sukabumi, kalian tidak bisa begitu saja mencari angkringan secara acak lalu berharap menemukan nasi kucing karena kebanyakan angkringan di Sukabumi tidak menjual nasi kucing. Dari tujuh usaha angkringan yang saya kunjungi, hanya ada dua angkringan yang menjual nasi kucing. Angkringan pertama hanya memiliki nasi kucing dengan lauk orek tempe, sedangkan angkringan kedua memiliki nasi kucing tanpa lauk alias sego thok. Untuk menu lainnya seperti minuman dan gorengan, umumnya hampir sama dengan angkringan yang ada di Jogja. Tetapi untuk menu kopi jos, sejauh ini baru satu angkringan saja yang menyediakan minuman khas angkringan Jogja tersebut.

Kendati mengusung angkringan rakyat khas Jogja seperti yang dijelaskan di akun Instagram mereka masing-masing, beberapa angkringan di Sukabumi menurut saya malah terlihat seperti penjual sate-satean frozen food yang berjualan menggunakan gerobak angkringan. Bahkan, ada satu angkringan yang memasak sate-sateannya bukan dengan cara dibakar, melainkan digoreng dengan alat masak modern. Dari segi lapak pun umumnya angkringan di Sukabumi hanya menyediakan karpet lesehan untuk pengunjung, hanya satu dua angkringan saja yang juga menyediakan kursi panjang di sekitar gerobak untuk nangkring.

Banyak angkringan di Sukabumi yang menurut saya tidak berhasil membawa suasana khas angkringan Jogja pada angkringan mereka. Hal ini tentu saja dapat dimaklumi karena kebanyakan pemilik usaha angkringan yang ada di Sukabumi bukanlah pendatang dari Jogja atau kota-kota di sekitarnya seperti Klaten dan Solo, melainkan para anak muda yang membuka usaha atas sesuatu yang sedang viral.

Menurut saya, di Sukabumi, angkringan dikembangkan menjadi sebuah tren. Gaya kerakyatan angkringan tidak dapat dipertahankan karena target pasar mereka bukanlah orang-orang yang ingin memenuhi kebutuhan perutnya di angkringan, melainkan orang-orang dengan kebutuhan psikologis untuk sekadar nongkrong.

Sumber Gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Bisnis Angkringan, Cara Efektif Mencari Keuntungan Secara Kolektif dan tulisan Mohammad Ilham Ramadhan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2021 oleh

Tags: angkringansukabumi
Mohammad Ilham Ramadhan

Mohammad Ilham Ramadhan

ArtikelTerkait

Kopi Saset Dianggap Warga Kelas Bawah Dunia Perkopian (Unsplash)

Kopi Saset Sering Dianggap Warga Kelas Bawah Dunia Perkopian, Para Pecinta Kopi Itu Terlalu Serius Menilai Lidah Orang

30 Juni 2025
Coba Kasih Tahu, Kenapa Ngasih Imbalan ke Pengamen Itu Nggak Wajib?

Coba Kasih Tahu, Kenapa Ngasih Imbalan ke Pengamen Itu Nggak Wajib?

5 Maret 2020
4 Cara Mudah Mengenali Angkringan Enak, Jangan Sampai Terjebak! Mojok.co angkringan jogja, angkringan stadion mojosari

4 Cara Mudah Mengenali Angkringan Enak, Jangan Sampai Terjebak!

9 Agustus 2024
Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah terminal mojok.co

Bisnis Angkringan, Cara Efektif Mencari Keuntungan secara Kolektif

4 Februari 2021
Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah terminal mojok.co

5 Hal yang Harus Ada kalau Mau Sukses Bisnis Angkringan ala Jogja

16 Juni 2020
Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah terminal mojok.co

Mau Mencoba Bisnis Angkringan? Sebaiknya Perhatikan 5 Hal Ini

25 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.