Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Fenomena ‘Gue’ versi Medhok

Ali Achmad Zainuri oleh Ali Achmad Zainuri
22 Agustus 2019
A A
gue

gue

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa minggu ini, saya sedang menjalani masa magang di salah satu perusahaan telekomunikasi di Jakarta Selatan. Selain memanfaatkan momen ini untuk belajar dan merasakan atmosfer kerja di Jakarta, saya juga menggunakan kesempatan ini untuk jalan-jalan menikmati hiburan yang ada di Jakarta. Maklum, di Solo hiburannya nggak sebanyak yang disediakan Jakarta.

Salah satu kegiatan yang sempat saya lakukan ialah mengunjungi teman-teman saya di Bintaro yang sedang menempuh pendidikan di salah satu sekolah kedinasan di sana. Waktu itu, saya naik kereta dari Stasiun Palmerah dan turun di Pondok Ranji. Saya bersama seorang teman yang juga alumnus sekolah tersebut, sebut saja namanya Tisha.

Kami waktu itu dijemput oleh dua orang teman yang sedang mau ujian. Saya dan Tisha memang teman yang pengertian, memaksa teman-teman kami yang seharusnya belajar itu untuk menemani kami jalan-jalan keliling Bintaro. Jalan-jalan ke Bintaro memang salah satu keinginan saya sih, berhubung alumni SMA saya yang lanjut ke sekolah kedinasan di sana lumayan banyak. Paling nggak bisa ngerasai kondisi jadi mahasiswa di sana, lah.

Dari situ, saya jadi tahu kalau nggak ada polisi di Bintaro. Makanya teman-teman saya santai aja kemana-mana nggak pake helm karena nggak bakalan ada yang menilang mereka. Selain itu, saya juga jadi tahu kalau ada kawasan yang jalanannya beneran kecil banget, buat lewat motor aja harus agak maksa. Saya bersyukur tinggal di Solo yang, setidaknya, jalanannya masih lebih manusiawi dan masih layak untuk dilewati motor.

Waktu itu kebetulan emang lagi sepi. Mahasiswa tingkat satu dan dua udah pada balik karena lagi liburan. Kami makan di salah satu lokasi yang jadi rujukan di sana, yang sayangnya saya lupa namanya. Habis itu, kami jalan-jalan di Bintaro Jaya Exchange bersama beberapa teman lain.

Selepas jalan-jalan, mendadak salah satu teman kami video call. Mungkin karena dia nggak ada kegiatan juga kali ya, jadinya dia iseng nelpon kami. Pembicaraannya sih nggak ada yang spesial, hingga kemudian saya sadar kalau dia menggunakan kata ‘gue’ untuk menyebut dirinya. Karena temen saya ini agak medhok, akhirnya ‘gue’ yang dia sebutkan juga agak janggal didengar.

Sebelumnya saya emang pernah baca artikel yang ditulis oleh kakak tingkat saya, Arif Noer Prayogi, mengenai temennya (sebut saja mas A) yang juga menggunakan kata ‘gue’ padahal mas A ini medhok. Awalnya saya mengira Yogi berlebihan. Apalagi sepertinya saya kenal secara personal dengan mas A, dan emang orangnya ganteng sehingga sering dimasukkan di dalam doa para ukhti agar dijadikan suami mereka. Yogi sih fix murni iri doang.

Ternyata, setelah mengalaminya secara langsung, saya baru sadar seberapa janggal kata tersebut. G di bagian awal terkesan tebal sehingga agak nggak cocok aja digunakan di sana, hehe. Apalagi kata ‘gue’ ini sering diikuti dengan kata berbahasa Jawa. Makin gado-gado aja nih kalau didengerin.

Baca Juga:

Cerita Orang Jakarta Selatan di Perantauan: Dicap Anak Gaul, padahal Aslinya Biasa Aja

Dilema Warga Brebes Perbatasan: Ngaku Sunda Muka Tak Mendukung, Ngaku Jawa Susah karena Nggak Bisa Bahasa Jawa

Saya nggak bermaksud mendiskreditkan temen saya maupun kalian semua yang menggunakan ‘gue’ padahal kalian logatnya medhok. Kalau menurut Yogi, emang menggunakan kata tersebut bisa jadi menaikkan derajat pergaulan seseorang. Selain itu, siapa sih yang nggak pengen mengikuti hype dan tren menggunakan kata tersebut?

Tapi, plis banget buat kalian yang mau menggunakan kata tersebut, tolong padu padankan bahasa kalian. Bahasa tutur yang sekali dengar jelas berbeda dengan bahasa di tulisan yang bisa dibaca berulang-ulang untuk memahami apa yang dimaksud oleh si penutur. Jangan berlompatan dari satu bahasa ke bahasa yang lain dengan terlalu cepat. Kasihan yang ndengerin, bisa pusing kepala mereka. Paling nggak pakai dua kata dalam bahasa tertentu sebelum berpindah ke bahasa lain, biar otak saya bisa menyesuaikan dan nggak salah memaknai apa yang kalian maksud.

Lagipula, menurut saya, bahasa apapun bakalan tetep keren kok untuk digunakan. Di Jakarta ini, saya menyadari bahwa banyak sekali bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Ada yang menggunakan bahasa Jawa, ada yang menggunakan bahasa Sunda, ada bahkan yang nggak saya tahu bahasa itu dari mana. Saya justru menyesal karena selama ini kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia sehingga lupa banyak kosakata dalam bahasa Jawa. Dampaknya sekarang, ketika saya hendak ngobrol dengan orang yang lebih tua dan pengen menggunakan bahasa Jawa krama agar terkesan menghormati mereka, saya justru tergagap dan kesulitan. Ujung-ujungnya, saya pake bahasa Indonesia aja agar orang lain nggak kerepotan menangkap maksud saya.

Lagian kan keren kalau bisa menjadi manusia bilingual. Bisa mempererat hubungan dengan mereka yang satu daerah dengan kita dan kebetulan sedang merantau bareng, bisa ketawa ketika denger jokes yang pakai bahasa daerah, dan bisa misuh dengan lebih puas. Percayalah, misuh menggunakan kosakata bahasa daerah rasanya lebih mantap dan melegakan. (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 22 Agustus 2019 oleh

Tags: aksenanak gaulBahasa JawaguelogatmedhokPergaulanPertemanan
Ali Achmad Zainuri

Ali Achmad Zainuri

ArtikelTerkait

Nggak Semua Warga Kampung Inggris Kediri Bisa Bahasa Inggris, Jangan Berharap Ketinggian Mojok.co

Nggak Semua Warga Kampung Inggris Kediri Bisa Bahasa Inggris, Jangan Berharap Ketinggian

4 November 2023
keragaman kosakata bahasa jawa terminal mojok

Keragaman Kosakata Bahasa Jawa Bikin Kumpul-kumpul Jadi Masalah Asusila. Terminal Mulok #14

21 Maret 2021
Seandainya Upin Ipin Merantau ke Kediri: Kuliahnya di IAIN, Logatnya Peh-Biuh, dan Jadi Anak Senja Pantai Brantas

Seandainya Upin Ipin Merantau ke Kediri: Kuliahnya di IAIN, Logatnya Peh-Biuh, dan Jadi Anak Senja Pantai Brantas

7 Maret 2024
masa kkn kisah horor saat kkn hantu yang paling sering disebut mojok.co

Masa KKN: Ternyata yang Tertinggi di Dunia Bukanlah Gunung Melainkan Egomu

21 Juli 2019
Pengalaman Berkunjung ke Desa Langau di Perbatasan Indonesia-Malaysia terminal mojok.co

Hal-Hal yang Bakal Kamu Temui dan Rasakan Ketika Berada di Desa

11 Agustus 2019
baper

Fenomena Sejak Ada Kata Baper, Kata Maaf Semakin Susah Diucapkan

14 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.