3 Fenomena Alam di Tegal yang Sering Dikaitkan dengan Hal Gaib

3 Fenomena Alam di Tegal yang Sering Dikaitkan dengan Hal Gaib Mojok.co

3 Fenomena Alam di Tegal yang Sering Dikaitkan dengan Hal Gaib (unsplash.com)

Di Indonesia fenomena alam masih sering dikaitkan dengan hal-hal metafisika alias gaib. Begitu pula yang terjadi di Tegal, Jawa Tengah. Bukannya tidak setuju dengan keberadaannya, saya justru merasa cerita-cerita gaib itu melengkapi kekayaan budaya di suatu daerah. 

Nah, di bawah ini ada beberapa fenomena alam di Tegal yang sering dikaitkan dengan hal-hal gaib:

#1 Gempa, banjir, dan longsor di Tegal dikaitkan dengan legenda Si Gringsing dan Si Kasur

Gempa dan longsor di Tegal sering dikaitkan dengan legenda setempat, yaitu Si Gringsing dan Si Kasur. Legenda ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang berubah menjadi ular setelah memakan telur. Suami bernama Si Gringsing dan istrinya bernama Si Kasur. Legenda ini berkembang di Kecamatan Bojong, Bumijawa, Lebaksiu, dan sekitarnya.

Menurut cerita yang beredar di Tegal, mereka berdua adalah pengantin baru. Si Gringsing bekerja sebagai petani, sementara Si Kasur setiap hari mengantarkan makanan untuk suaminya. Suatu hari, ketika Si Kasur belum tiba di sawah dengan makanannya, Si Gringsing yang sangat lapar menemukan tiga telur di pematang sawah. Ia membakar telur-telur itu untuk mengganjal rasa laparnya dan telur tersebut terasa sangat enak. AKhirnya dia menyisakan satu telur untuk istrinya.

Setelah memakan telur, Si Gringsing merasakan panas di sekujur tubuhnya dan menceburkan diri ke sungai, berubah menjadi ular. Tak lama kemudian, Si Kasur tiba di sawah dan bingung mencari suaminya, hanya menemukan bekas pembakaran dan satu telur sisa. Ketika Si Gringsing muncul dalam wujud ular dan menceritakan apa yang terjadi, Si Kasur dengan setia memakan telur sisa tersebut meskipun Si Gringsing melarangnya. Akhirnya, Si Kasur juga merasakan panas di sekujur tubuhnya, menceburkan diri ke sungai, dan berubah menjadi ular.

Mereka bertemu dengan seorang pertapa yang setuju mengembalikan mereka menjadi manusia dengan syarat mereka tidak boleh bertemu dalam waktu yang sangat lama. Si Gringsing ditempatkan di Kali Gung dan Si Kasur di Bukit Sitanjung. Namun, karena merindukan istrinya, Si Gringsing mencoba bertemu dan tersambar petir yang membuat salah satu matanya buta. Konon, mereka akan bersatu kembali saat hari kiamat dan berubah menjadi manusia kembali.

Pergerakan mereka yang sangat besar dipercaya mengakibatkan gempa, banjir, dan longsor di Tegal.

#2 Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Slamet dikaitkan dengan munculnya Satrio Wirang

Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Slamet, Tegal sering dikaitkan dengan mitos munculnya Satrio Wirang, berdasarkan ramalan Jayabaya. Satrio Wirang adalah seorang pemimpin yang kalah bertarung melawan Satrio Piningit, tapi tidak mau menerima kekalahannya. Dia kemudian mengajak pengikutnya untuk menjegal Satrio Piningit yang memenangkan pertempuran.

Ada dua pendapat di masyarakat tentang Satrio Wirang. Pertama, bahwa Satrio Wirang adalah orang baik yang difitnah, namun terus berusaha mengabaikan fitnah tersebut dengan menempa diri. Kedua, bahwa Satrio Wirang adalah orang jahat yang memusuhi Satrio Piningit dan berusaha menjegalnya.

Menariknya, fenomena meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Slamet selalu dekat dengan momentum pemilihan presiden.

#3 Angin kencang di Gunung Slamet dikaitkan dengan kedatangan Nyai Roro Kidul

Pada bulan tertentu, di kaki Gunung Slamet di Tegal terjadi angin kencang yang bertiup dari arah selatan menuju utara. Pada malam hari, angin ini terdengar samar-samar seperti suara gamelan. Masyarakat sekitar mengaitkan fenomena tersebut dengan kedatangan Nyi Roro Kidul dari Jogja yang hendak bertamu ke Gunung Slamet. 

Dulu, ketika saya masih kecil, fenomena angin kencang di kaki Gunung Slamet yang dikaitkan dengan kedatangan Nyai Roro Kidul menjadi pembicaraan yang ramai di masyarakat. Anak-anak diminta membawa kalung dari bambu petung untuk menolak bala. Selain itu orang dengan weton tertentu disarankan melakukan ritual menyebar beras dan kunyit di pertigaan atau perempatan agar tidak dibawa oleh Nyi Roro Kidul.

Di atas adalah beberapa cerita yang masih dipercaya banyak warga Tegal. Kalau menggunakan logika modern, hal-hal di atas tidak masuk akal. Namun, cerita-cerita di atas bisa melengkapi kekayaan budaya

Penulis: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 4 Cerita Horor di Sekitar Kraton Jogja yang Bikin Nyali Ciut

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version