Ironi yang malah jadi lucu
Lucunya, ketika saya mencoba ingat lagi ketika ekonomi keluarga saya belum begitu baik zaman dulu. Ketika saya sakit, opsi pergi ke dokter (terutama spesialis) adalah opsi paling final. Kalau tidak parah-parah banget ya nggak usah ke dokter, kira-kira begitu.
Kenapa?
Karena orang tua saya dalam pikiran alam bawah sadarnya punya keyakinan bahwa kalau sakit dibawa ke dokter itu biayanya pasti mahal. Itu salah satu stigma yang pada praktiknya kemudian memunculkan beragam “bisnis” penyembuhan alternatif di Indonesia. Mulai dari perdukunan, panti pijat, sampai “batu Ponari”.
Uniknya, justru ketika stigma bahwa dirawat itu dokter itu mahal, profesi dokter tidak serta-merta jadi buruk. Yang ada malah sebaliknya, banyak orang tua yang lantas sangat menginginkan anaknya masuk Fakultas Kedokteran dan jadi dokter.
Hal ini terjadi karena dipikir banyak orang tua kita, periksa ke dokter kan mahal, pasti si dokter duitnya banyak dong. Jadi dianggap kalau orang bisa jadi dokter itu ia auto-kaya.
Modal intelektual yang besar
Tapi masalahnya, menjadi dokter tidak hanya butuh modal finansial saja, tapi juga butuh modal intelektual. Ya iya lah, masuk Fakultas Kedokteran kan nggak cuma butuh modal duit, tapi juga butuh modal otak.
Dan karena modal otak itu tak semua anak bisa (atau mau sebenarnya). Makanya, banyak orang tua di Indonesia tak begitu masalah kalau anaknya tak mampu jadi dokter. Mereka masih rela harapannya harus diturunkan levelnya.
Kalau anaknya memang otaknya nggak mampu-mampu amat jadi dokter, yah, setidaknya anaknya masih bisa jadi… PNS lah.
Sebuah profesi yang sama-sama membanggakan, bukan karena dianggap abdi negara, tapi karena berpotensi punya pendapatan finansial yang, meski tidak fantastis, tapi sama-sama stabil seperti halnya berhasil masuk Fakultas Kedokteran dan sukses menjadi dokter.
Penulis: Ahmad Khadafi
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Fakultas Kedokteran, Fakultas Paling Terhormat Melebihi Fakultas Lainnya di Indonesia
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.