Namun, sejak sekitar pertengahan 2022 saya mulai merasa bahwa Kota Jogja sudah sangat berubah. Kemacetan terjadi di hampir semua jalan yang saya lalui. Herannya lagi kemacetan ini tidak terjadi pada musim liburan saja, tetapi juga pada hari biasa.
Sebenarnya kemacetan pada pagi hari saya masih bisa memahami karena saat itu mungkin waktunya orang-orang berangkat kerja. Begitu juga dengan sore hari, yaitu waktunya orang-orang pulang kerja. Hal yang kadang tidak dapat saya pahami adalah mengapa bisa terjadi kemacetan di siang hari. Jika tidak macet ya setidaknya yang terjadi adalah jalanan sangat padat sehingga membuat kendaraan sulit bergerak.
Belum lama ini saya juga sempat menggerutu akibat kemacetan Jogja. Tepatnya pada sekitar pukul setengah 11 siang di mana saya sedang menuju kampus saya. Selama perjalanan saya menghadapi banyak kemacetan atau kepadatan jalan raya yang membuat saya geleng-geleng kepala. Selama di perjalanan saya berpikir, apa yang membuat Jogja sangat macet pada pukul setengah 11 siang. Pada jam ini seharusnya tidak ada yang berangkat kerja, berangkat sekolah, dan juga belum masuk waktu istirahat.
Meskipun macet, mau tidak mau memang saya harus menempuh jalanan Jogja yang sudah tidak lancar seperti dulu lagi. Saya berharap ke depannya kemacetan Jogja bisa terurai dan pengguna jalan raya baik pengendara motor maupun pengemudi mobil bisa berkendara dengan lebih tenang dan santai.
Apakah ini nyinyir? Oh tentu saja tidak. Ini cuman curahan hati warlok yang melihat Jogja makin macet. Memang, hal ini tak terhindarkan, tapi, setidaknya tarafnya tak pada titik yang menyebalkan. Itu doang kok, nggak nyinyir, hehehe.
Penulis: Aswin Akbar Siregar
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Mati Tua di Jalanan Yogyakarta
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.