Jadi alumni UNY itu beneran enak
Kalau ada yang membebani dari status alumni UNY adalah, kerap dianggap kuliah di jurusan pendidikan. Saya sih ngerasain ini paling sering. Saya kerap dikira kuliah di jurusan pendidikan, padahal muka saya jelas nggak ada potongan akademis sama sekali. Nggak mungkin juga saya jadi guru. Kemungkinan besar saya akan melempar murid keluar dari jendela dalam 15 menit awal mengajar jadi guru.
Padahal jurusan murni di UNY itu banyak. Saya sendiri kuliah di Sastra Inggris. Masih ada Sastra Indonesia juga. Ada banyak jurusan murni pokoknya. Intinya, nggak semua lulusan UNY itu berakhir jadi guru. Bahkan yang jurusan pendidikan pun nggak semuanya jadi guru. Ada yang jadi komposer musik, ada yang jadi EO, pokoknya banyak. Ilmu mereka tetap terpakai, sekalipun nggak jadi guru. Jadi ya, kuliah di UNY ini sebenarnya nggak buruk.
Jadi, bagi kalian yang alumni UNY, berbahagialah. Kalian setidaknya tidak merasakan apa yang alumni UGM rasakan, yaitu beban moral untuk menjadi seseorang yang hebat. Jadi orang biasa juga nggak apa-apa. Nggak harus juga jadi guru, nggak harus terbebani dengan kampus pendidikan apalah itu.
Bagi kalian anak SMA yang bingung mau kuliah mana dan takut terbebani, sudahlah, UNY adalah yang paling tepat untuk kalian. Kampusnya dikelilingi burjo, ayam geprek, serta deket sama Indomaret Point.
Paling, yang membebani kalian selama kuliah di UNY itu hanya satu: UKT yang sudah nggak masuk akal. Ya, lagian, kampus mana yang UKT-nya masuk akal?
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya