Embung Tambakboyo Jogja Sudah Tidak Cocok Lagi Buat Jogging, Terlalu Banyak Gangguan yang Bikin Olahraga Nggak Maksimal

Embung Tambakboyo Jogja: Tempat Resolusi Tahun Baru Hancur dan Pasangan Birahi Tak Tahu Diri Memadu Kasih

Embung Tambakboyo Jogja: Tempat Resolusi Tahun Baru Hancur dan Pasangan Birahi Tak Tahu Diri Memadu Kasih (Robbyansyah Dewantoro via Unsplash)

Selama di Jogja, saya hampir setiap hari jogging, gara-gara kombinasi gabut dan ingin sehat. Syukurlah, spot jogging di Jogja itu lumayan banyak dengan ciri khasnya masing-masing. Embung Tambakboyo merupakan salah satu yang digandrungi kawula muda dan terletak di Condongcatur Sleman. Saya juga cukup sering berkunjung ke sini. Embung di tengah bikin suasananya jadi seperti sedang berada di pinggir danau. Ditambah angin sepoi-sepoi yang adem, bikin betah berlama-lama.

Meski masuk Embung Tambakboyo Jogja nggak gratis, biaya masuknya terbilang murah yaitu Rp2 ribu saja, sudah termasuk parkir. Saya biasanya berolahraga di sini pagi atau sore hari. Lumayan juga sekalian cuci mata karena banyak indah-indah, pepohonan rindang maksudnya. Bukan hanya olahraga, warga wargi pun banyak yang mancing, pacaran, atau cuma duduk aja sambil bengong liatin waduk.

Tapi, embung yang memiliki luas 7,8 hektare ini sudah tidak ciamik buat jogging atau sekedar jalan sehat. Banyak penghalang yang bikin kita nggak fokus.

Motor lalu lalang di lintasan lari dengan santainya

Saya pikir jalan setapak yang mengelilingi Embung Tambakboyo tidak boleh dilalui kendaraan, soalnya sudah disediakan area parkir khusus. Eh ternyata beberapa kali saya olahraga di sana, beberapa motor lalu lalang mengitari jalan tersebut. Bahkan, saya menemukan satu-dua mobil yang lewat di jalur yang cukup sempit itu. Alhasil, orang-orang (termasuk saya) yang sedang jogging atau sekadar jalan sehat pun terganggu aktivitasnya.

Sebenarnya, lintasan ini membuat saya tambah semangat jogging ditambah suasana tenang yang bikin pikiran fresh. Tapi, keadaan itu hanya di awalnya saja, semakin ke sini Tambakboyo semakin tidak kondusif untuk berolahraga. Sudah ramai motor berseliweran, suara-suara bising pun mulai terdengar. Apalagi sore hari dan weekend, mending pindah tempat.

Baca halaman selanjutnya: Banyak penjual makanan dan minuman, mulai dari pedagang kaki lima sampai kedai kopi…

Sudah banyak penjual makanan dan minuman, mulai dari pedagang kaki lima sampai kedai kopi

Nggak ada salahnya berjualan di Embung Tambakboyo Jogja, pengunjung bisa rehat sejenak sambil ngemil atau ngopi. Malahan ada beberapa kedai yang menyediakan beragam menu, wah syahdu banget nongkrong dengan view embung plus sunset jika cerah. Bahkan street coffee pun ikut meramaikan danau buatan yang diresmikan pada 2009 ini.

Tapi, nggak tahu kenapa ya, saya merasa kurang nyaman jogging dengan banyak lapak begitu. Pertama, kawasan ini jadi lebih banyak orang kongkow daripada olahraga. Kedua, pedagang yang ada di pinggir jalan embung ini malah mengambil sebagian ruas jalan. Mohon maaf, tapi ini hanya pendapat saya saja kok. Sah-sah saja berdagang apalagi sudah mengantongi izin. Sesungguhnya saya juga pernah kok jajan di Tambakboyo, meski jarang.

Beberapa bagian jalan Embung Tambakboyo ada yang berpasir dan berdebu

Jika kamu menyusuri jalan paving block di Embung Tambakboyo Jogja, terdapat beberapa spot yang berpasir. Apalagi kalau ada angin, siap-siap debu akan berterbangan. Di samping itu, pasir yang berserakan membuat jalanan licin dan berbahaya untuk pelari. Pacuan kuda adalah area yang paling berpasir, jadi kamu harus berhati-hati kalau lewat sini, gunakanlah sepatu running yang proper juga ya.

Sehabis hujan lebih tidak nyaman lagi. Kamu akan menemui genangan air di mana-mana plus becek. Akhirnya tidak jadi lari namanya, melainkan jalan timik-timik agar kita bebas dari cipratan air.

Itulah 3 alasan kenapa saya jarang jogging di Embung Tambakboyo Jogja waktu masih kuliah di Jogja tahun lalu. Saya merasa kegiatan pembakaran kalori di sini kurang maksimal. Saya justru lebih memilih olahraga di sekitar kosan atau sesekali ke Wisdom Park UGM. Tapi, kalau mau sekadar nongkrong atau healing tipis-tipis yang nggak jauh dari kota, bolehlah ke embung ini.

Penulis: Rachelia Methasary
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Embung Tambakboyo Sleman, Tempat Melepas Penat yang Kurang Terawat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version